Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Khawatirkan Adanya Curah Hujan Tinggi

PULANG PISAU-Bancana banjir mulai melanda desa Gandang Barat, kecamatan Maliku. Banjir yang merendam desa tersebut terjadi sejak 15 Februari lalu. Setidaknya ada 250 rumah yang dihuni 300 kepala keluarga atau 900 jiwa terendam banjir.

      Selain itu, banjir tahunan itu juga merendam kebun dan lahan pertanian masyarakat. Dari catatan pemerintah desa setempat ada 325 hektare lahan kebun sawit dan karet. Selanjutnya 10 hektare lahan pangan yang turut terendam. Ternak sapi milik warga juga terendam. Bahkan ada empat ekor sapi yang terpaksa harus diungsikan.

      Untuk fasilitas umum yang terendam di antaranya satu musala, lapangan sepak bola, lapangan voli dan masjid. Untuk fasilitas Pendidikan, PAUD, TK dan SD juga terendam.”Untuk jalan yang terendam sepanjang 2.500 meter,” kata Kepala Desa Gandang Barat, Haryono saat dikonfirmasi Kalteng Pos, kemarin (18/2).

Baca Juga :  Masyarakat Diharapkan Pindah ke Dataran Tinggi

      Apakah banjir yang terjadi membawa dampak terhadap perekonomian masyarakat setempat? Dia mengaku, dampaknya belum terlihat. Hanya saja, petani karet dan kelapa sawit yang lahannya terendam aktivitas terganggu.

      Kendati saat ini volume banjir mulai surut, namun dia menyimpan kekhawatiran volume air meningkat. “Saat tidak ada hujan air mulai berkurang. Kami khawatir kalau curah hujan tinggi. Kalau curah hujan tinggi, maka air akan meluap,” ucapnya.

      Banjir di desa Gandang Barat merupakan banjir musiman. Dari catatan Kalteng Pos, tahun lalu banjir merendam desa tersebut ada 22 Februari 2020. Tercatat rumah warga yang terendam banjir ada 350  kepala keluarga, jalan sepanjang 3,2 kilometer, 355 hektare kebun kelapa sawit dan karet serta 85 hektare lahan padi.

Baca Juga :  Jelang Idul Adha, Kementan Jaga Stok dan Harga Cabai Tetap Stabil

      “Untuk mengatasi terjadinya banjir agar tidak terulang, perlu adanya pelebaran dan pendalaman primer dan pengerukan skunder. Namun sampai saat ini kegiatan tersebut belum dilaksanakan,” ungkap dia.

      Haryono mengaku, pihaknya telah melayangkan surat kepada bupati Pulang Pisau terkait kondisi di desanya, termasuk permintaan pelebaran dan pendalaman saluran primer. “Kami berharap dinas atau instansi terkait bisa melaksanakan kegiatan tersebut,” tandasnya. (art/pk)

PULANG PISAU-Bancana banjir mulai melanda desa Gandang Barat, kecamatan Maliku. Banjir yang merendam desa tersebut terjadi sejak 15 Februari lalu. Setidaknya ada 250 rumah yang dihuni 300 kepala keluarga atau 900 jiwa terendam banjir.

      Selain itu, banjir tahunan itu juga merendam kebun dan lahan pertanian masyarakat. Dari catatan pemerintah desa setempat ada 325 hektare lahan kebun sawit dan karet. Selanjutnya 10 hektare lahan pangan yang turut terendam. Ternak sapi milik warga juga terendam. Bahkan ada empat ekor sapi yang terpaksa harus diungsikan.

      Untuk fasilitas umum yang terendam di antaranya satu musala, lapangan sepak bola, lapangan voli dan masjid. Untuk fasilitas Pendidikan, PAUD, TK dan SD juga terendam.”Untuk jalan yang terendam sepanjang 2.500 meter,” kata Kepala Desa Gandang Barat, Haryono saat dikonfirmasi Kalteng Pos, kemarin (18/2).

Baca Juga :  Masyarakat Diharapkan Pindah ke Dataran Tinggi

      Apakah banjir yang terjadi membawa dampak terhadap perekonomian masyarakat setempat? Dia mengaku, dampaknya belum terlihat. Hanya saja, petani karet dan kelapa sawit yang lahannya terendam aktivitas terganggu.

      Kendati saat ini volume banjir mulai surut, namun dia menyimpan kekhawatiran volume air meningkat. “Saat tidak ada hujan air mulai berkurang. Kami khawatir kalau curah hujan tinggi. Kalau curah hujan tinggi, maka air akan meluap,” ucapnya.

      Banjir di desa Gandang Barat merupakan banjir musiman. Dari catatan Kalteng Pos, tahun lalu banjir merendam desa tersebut ada 22 Februari 2020. Tercatat rumah warga yang terendam banjir ada 350  kepala keluarga, jalan sepanjang 3,2 kilometer, 355 hektare kebun kelapa sawit dan karet serta 85 hektare lahan padi.

Baca Juga :  Jelang Idul Adha, Kementan Jaga Stok dan Harga Cabai Tetap Stabil

      “Untuk mengatasi terjadinya banjir agar tidak terulang, perlu adanya pelebaran dan pendalaman primer dan pengerukan skunder. Namun sampai saat ini kegiatan tersebut belum dilaksanakan,” ungkap dia.

      Haryono mengaku, pihaknya telah melayangkan surat kepada bupati Pulang Pisau terkait kondisi di desanya, termasuk permintaan pelebaran dan pendalaman saluran primer. “Kami berharap dinas atau instansi terkait bisa melaksanakan kegiatan tersebut,” tandasnya. (art/pk)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/