Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Covid-19 Teratasi, Bandara Changi Singapura Kembali jadi Pusat Transit

SINGAPURA memprioritaskan pelonggaran kembali pembatasan dengan aman tahun ini. Selain itu, memperkuat posisi Bandara Changi sebagai pusat transit internasional ketika negara itu semakin pulih dari pandemi. Semua protokol di Bandara Changi akan disesuaikan dengan adaptasi new normal. Kebijakan itu seiring dengan angka kasus Covid-19 yang sudah terkendali.

“Jika tidak, kami akan kehilangan kesempatan,” kata Menteri Transportasi Singapura, Ong Ye Kung di Parlemen pada akhir pekan lalu.

“Misi kami tahun ini bukan untuk memaksakan pemulihan tajam sektor penerbangan ini, tetapi untuk beradaptasi dengan normal baru, untuk membuka kembali dengan aman dan membangun kepercayaan, untuk menguji konsep yang bisa diterapkan dan untuk memperkuat keyakinan bahwa Bandara Changi akan tetap ada sebagai penghubung internasional pasca Covid-19,” kata Ong.

Baca Juga :  Mengenalkan Generasi Muda soal Permakultur dan Ekowisata

Maskapai Singapore Airlines juga sangat penting keberadaannya. Dan, pembukaan perjalanan akan menjadi kunci dalam membangun kembali industri penerbangan dan ekonomi. Sebab vaksinasi di seluruh dunia menurunkan tingkat infeksi dan mendorong negara-negara untuk membuat pengaturan seperti itu.

“Jika kami kehilangan SIA atau kita kehilangan Bandara Changi, kehidupan di Singapura tidak akan pernah sama lagi,” kata Ong seperti dilansir Executive Traveller.

Krisis Covid-19 sangat akut untuk industri penerbangan Singapura karena perjalanan internasional telah terpukul begitu keras dan tidak ada pasar domestik. Changi melayani 11,8 juta penumpang pada 2020, turun dari sekitar 60 juta pada tahun-tahun sebelumnya. Singapore Airlines mengalami rekor kerugian, memangkas ribuan pekerja, dan berlomba-lomba mendapat pemasukan dengan cara lain.

Baca Juga :  Fairid: Pemko Makin Berakselerasi

Singapura telah mencoba membuka kembali pembatasannya dengan membentuk pengaturan perjalanan khusus dengan negara-negara seperti Selandia Baru dan Vietnam. Tetapi wabah baru telah menyebabkan penundaan di tempat lain rencana untuk membentuk jalur dengan Jerman, Malaysia, dan Korea Selatan. Sementara dengan Hongkong ditangguhkan pada November.

Singapura memperkenalkan program bernama Connect @ Changi yang memungkinkan orang memasuki Singapura untuk tujuan bisnis dan resmi tanpa harus karantina. Asalkan mereka tinggal di fasilitas seperti lokasi di dekat Bandara Changi.

“Dalam dunia penerbangan, ini adalah pertempuran seumur hidup,” kata Ong. “Hal terburuk harus dilakukan sekarang. Harus berani mencoba. Kalau tidak, itu berarti menyerah pada pertarungan,” tegas Ong.(jpc)

SINGAPURA memprioritaskan pelonggaran kembali pembatasan dengan aman tahun ini. Selain itu, memperkuat posisi Bandara Changi sebagai pusat transit internasional ketika negara itu semakin pulih dari pandemi. Semua protokol di Bandara Changi akan disesuaikan dengan adaptasi new normal. Kebijakan itu seiring dengan angka kasus Covid-19 yang sudah terkendali.

“Jika tidak, kami akan kehilangan kesempatan,” kata Menteri Transportasi Singapura, Ong Ye Kung di Parlemen pada akhir pekan lalu.

“Misi kami tahun ini bukan untuk memaksakan pemulihan tajam sektor penerbangan ini, tetapi untuk beradaptasi dengan normal baru, untuk membuka kembali dengan aman dan membangun kepercayaan, untuk menguji konsep yang bisa diterapkan dan untuk memperkuat keyakinan bahwa Bandara Changi akan tetap ada sebagai penghubung internasional pasca Covid-19,” kata Ong.

Baca Juga :  Mengenalkan Generasi Muda soal Permakultur dan Ekowisata

Maskapai Singapore Airlines juga sangat penting keberadaannya. Dan, pembukaan perjalanan akan menjadi kunci dalam membangun kembali industri penerbangan dan ekonomi. Sebab vaksinasi di seluruh dunia menurunkan tingkat infeksi dan mendorong negara-negara untuk membuat pengaturan seperti itu.

“Jika kami kehilangan SIA atau kita kehilangan Bandara Changi, kehidupan di Singapura tidak akan pernah sama lagi,” kata Ong seperti dilansir Executive Traveller.

Krisis Covid-19 sangat akut untuk industri penerbangan Singapura karena perjalanan internasional telah terpukul begitu keras dan tidak ada pasar domestik. Changi melayani 11,8 juta penumpang pada 2020, turun dari sekitar 60 juta pada tahun-tahun sebelumnya. Singapore Airlines mengalami rekor kerugian, memangkas ribuan pekerja, dan berlomba-lomba mendapat pemasukan dengan cara lain.

Baca Juga :  Fairid: Pemko Makin Berakselerasi

Singapura telah mencoba membuka kembali pembatasannya dengan membentuk pengaturan perjalanan khusus dengan negara-negara seperti Selandia Baru dan Vietnam. Tetapi wabah baru telah menyebabkan penundaan di tempat lain rencana untuk membentuk jalur dengan Jerman, Malaysia, dan Korea Selatan. Sementara dengan Hongkong ditangguhkan pada November.

Singapura memperkenalkan program bernama Connect @ Changi yang memungkinkan orang memasuki Singapura untuk tujuan bisnis dan resmi tanpa harus karantina. Asalkan mereka tinggal di fasilitas seperti lokasi di dekat Bandara Changi.

“Dalam dunia penerbangan, ini adalah pertempuran seumur hidup,” kata Ong. “Hal terburuk harus dilakukan sekarang. Harus berani mencoba. Kalau tidak, itu berarti menyerah pada pertarungan,” tegas Ong.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/