Kamis, November 21, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Distribusi Pangan dan BBM Tersendat, Siap-Siap Harga Meningkat

JALUR Bukit Rawi di Desa Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau merupakan akses utama yang menghubungkan Palangka Raya dengan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan Barito Selatan (Barsel). Sebagian besar kebutuhan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) dua daerah tersebut didistribusikan dari ibu kota provinsi. Kurang lebih tiga pekan, jalur utama tersebut terputus akibat genangan banjir.

Kendaraan pengangkut barang maupun BBM sudah tak bisa melintas, karena ketinggian banjir mencapai 150 sentimeter. Lalu lintas benar-benar tersendat. Karena vakumnya pasokan, terjadilah kelangkaan BBM di Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Hairiyansyah selaku pengawas SPBU Kota Buntok, Jalan Pahlawan mengatakan, dengan tersendatnya pasokan BBM dari Pulang Pisau, pihak SPBU Kota Buntok meminta pengalihan dari pengisian bahan bakar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Pengalihan itu kami minta, supaya bisa memenuhi persediaan BBM di SPBU Kota Buntok ini,” katanya, Rabu (17/11).Diakuinya, pengalihan dari Banjarmasin memuat jarak tempuh kendaraan pengangkut BBM makin jauh. “Namun, itu kami lakukan agar tidak terjadi antrean di SPBU seperti hari ini,” katanya lagi.

Ia mengungkapkan, di SPBU Kota Buntok masih tersedia pertamax sekitar 20 KL dan pertalite ada 10 KL, sementara Pertamax Turbo habis.Dari pantauan wartawan di lapangan, di wilayah Buntok terdapat tiga SPBU. Dua SPBU di Desa Pamait dan Desa Sababilah tutup, karena tak ada pasokan BBM. Hanya SPBU di Kota Buntok yang masih buka pelayanan.

Baca Juga :  Ingatkan Pelajar tentang Baris-Berbaris, Danpos AL Kumai Gelar LKBB

Alhasil terjadi antrean panjang.Seiring itu, harga jual BBM eceran mulai naik. Pertalite yang semula dijual Rp10 ribu/liter, kini naik menjadi Rp13 ribu/liter. Pertamax sebelumnya Rp12 ribu, naik jadi Rp15 ribu. Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp15 ribu, kini menjadi Rp17 ribu. Terpisah, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, Pertamina menjamin stok BBM tetap tersedia.

“Cuma memang waktu tempuh lebih lama. Jarak tempuh yang dicapai dari IT Banjarmasin ke SPBU di Barsel sekitar 400 kilometer, kalau suplai dari FT Pulang Pisau hanya berjarak 120 kilometer,” terangnya kepada Kalteng Pos, Rabu (17/11).

Baca Juga :  Jerat Oknum Masyarakat yang Membuang Sampah Sembarangan

Akibat banjir yang melanda jalur Bukit Rawi, Pertamina pun mengalihkan pengambilan BBM dari Pulang Pisau ke Banjarmasin. Konsekuensinya, waktu tempuh pendistribusian jadi lebih lama. Karena itu, Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar tidak terjadi panic buying oleh masyarakat.

JALUR Bukit Rawi di Desa Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau merupakan akses utama yang menghubungkan Palangka Raya dengan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan Barito Selatan (Barsel). Sebagian besar kebutuhan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) dua daerah tersebut didistribusikan dari ibu kota provinsi. Kurang lebih tiga pekan, jalur utama tersebut terputus akibat genangan banjir.

Kendaraan pengangkut barang maupun BBM sudah tak bisa melintas, karena ketinggian banjir mencapai 150 sentimeter. Lalu lintas benar-benar tersendat. Karena vakumnya pasokan, terjadilah kelangkaan BBM di Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Hairiyansyah selaku pengawas SPBU Kota Buntok, Jalan Pahlawan mengatakan, dengan tersendatnya pasokan BBM dari Pulang Pisau, pihak SPBU Kota Buntok meminta pengalihan dari pengisian bahan bakar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Pengalihan itu kami minta, supaya bisa memenuhi persediaan BBM di SPBU Kota Buntok ini,” katanya, Rabu (17/11).Diakuinya, pengalihan dari Banjarmasin memuat jarak tempuh kendaraan pengangkut BBM makin jauh. “Namun, itu kami lakukan agar tidak terjadi antrean di SPBU seperti hari ini,” katanya lagi.

Ia mengungkapkan, di SPBU Kota Buntok masih tersedia pertamax sekitar 20 KL dan pertalite ada 10 KL, sementara Pertamax Turbo habis.Dari pantauan wartawan di lapangan, di wilayah Buntok terdapat tiga SPBU. Dua SPBU di Desa Pamait dan Desa Sababilah tutup, karena tak ada pasokan BBM. Hanya SPBU di Kota Buntok yang masih buka pelayanan.

Baca Juga :  Ingatkan Pelajar tentang Baris-Berbaris, Danpos AL Kumai Gelar LKBB

Alhasil terjadi antrean panjang.Seiring itu, harga jual BBM eceran mulai naik. Pertalite yang semula dijual Rp10 ribu/liter, kini naik menjadi Rp13 ribu/liter. Pertamax sebelumnya Rp12 ribu, naik jadi Rp15 ribu. Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp15 ribu, kini menjadi Rp17 ribu. Terpisah, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, Pertamina menjamin stok BBM tetap tersedia.

“Cuma memang waktu tempuh lebih lama. Jarak tempuh yang dicapai dari IT Banjarmasin ke SPBU di Barsel sekitar 400 kilometer, kalau suplai dari FT Pulang Pisau hanya berjarak 120 kilometer,” terangnya kepada Kalteng Pos, Rabu (17/11).

Baca Juga :  Jerat Oknum Masyarakat yang Membuang Sampah Sembarangan

Akibat banjir yang melanda jalur Bukit Rawi, Pertamina pun mengalihkan pengambilan BBM dari Pulang Pisau ke Banjarmasin. Konsekuensinya, waktu tempuh pendistribusian jadi lebih lama. Karena itu, Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar tidak terjadi panic buying oleh masyarakat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/