Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Harga Cabai Belum Normal

PALANGKA RAYA-Hingga saat ini harga jual cabai masih terbilang tinggi, walau sudah ada sedikit penurunan. Di Pasar Kahayan, harga cabai dijual Rp90 ribu per kilogram (kg).

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kalteng Aster Bonawaty melalui Kepala Seksi Bapokting Isa Maliki mengatakan, apabila kondisi cuaca bagus, diyakini harga cabai akan berangsur menurun. Paling tidak bisa turun hingga ke angka Rp60 ribu per kilogram.

“Namun untuk satu bulan ke depan diperkirakan tidak terjadi penurunan, diprediksi harga jual masih tinggi seperti saat ini,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos di Disdagprin Kalteng, Kamis (6/1).

Pihaknya menyebut, sampai akhir Januari nanti harga cabai diperkirakan masih bertahan di posisi tinggi, tapi tidak akan naik, meski menjelang puasa Ramadan. “Karena cabai tidak menjadi komoditas yang biasa naik saat hari besar keagamaan, naik turun harga cabai ini karena faktor cuaca yang selalu berubah setiap tahun,” ucapnya.

Baca Juga :  Jagung Jadi Komoditas Unggulan

Isa mengatakan, di wilayah Kalteng ini ada petani cabai. Namun produksinya tidak bisa mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga masih memerlukan pasokan dari Pulau Jawa dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Saat ini kondisi cuaca di wilayah Jawa pun sedang tidak normal. Tentu akan berpengaruh pada hasil panen petani. Otomatis Kalteng akan terkena imbas jika pasokan terganggu.

“Untuk sementara ini harga cabai masih tinggi, harga jualnya pun bervariasi, memang tidak ada harga eceran tertinggi (HET), hanya saja harga yang biasa kami input, harga normal di Kalteng khususnya Palangka Raya itu Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram,” bebernya.

Sejauh ini pendistribusian pasokan tidak terkendala. Tingginya harga cabai di pasaran akibat harga beli yang mahal dari tempat produksinya. Cabai tidak bisa bertahan jika disimpan terlalu lama, apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak stabil seperti saat ini. Paling lama bertahan hanya satu minggu. Jika lebih dari waktu itu, akan membusuk. Karena itu setiap tiga hari pedagang akan mendatangkan stok cabai. “Rata-rata 80 persen komoditas yang dijual di pasar itu masih didatangkan dari luar Kalteng,” sebutnya.

Baca Juga :  Diduga Terpeleset, Warga Kapuas Tenggelam

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Kahayan, Titin mengatakan bahwa dari sebelum Natal hingga tahun baru, harga cabai melonjak hingga mencapai Rp150 ribu per kilogram. Namun per Rabu (5/1) sudah mulai turun hingga ke angka Rp90 ribu per kilogram.

“Sudah turun jadi Rp90 ribu, kemungkinan akan terus menurun, mudah-mudahan benar bisa turun,” katanya.

Lebih lanjut Titin menyebut, selama ini stok cabai yang dijualnya dipasok dari Pulau Jawa. Seringkali terjadi keterlambatan dalam pengiriman. Bahkan saat tahun baru tak ada kiriman sama sekali hingga stok pun kosong. (abw/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Hingga saat ini harga jual cabai masih terbilang tinggi, walau sudah ada sedikit penurunan. Di Pasar Kahayan, harga cabai dijual Rp90 ribu per kilogram (kg).

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kalteng Aster Bonawaty melalui Kepala Seksi Bapokting Isa Maliki mengatakan, apabila kondisi cuaca bagus, diyakini harga cabai akan berangsur menurun. Paling tidak bisa turun hingga ke angka Rp60 ribu per kilogram.

“Namun untuk satu bulan ke depan diperkirakan tidak terjadi penurunan, diprediksi harga jual masih tinggi seperti saat ini,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos di Disdagprin Kalteng, Kamis (6/1).

Pihaknya menyebut, sampai akhir Januari nanti harga cabai diperkirakan masih bertahan di posisi tinggi, tapi tidak akan naik, meski menjelang puasa Ramadan. “Karena cabai tidak menjadi komoditas yang biasa naik saat hari besar keagamaan, naik turun harga cabai ini karena faktor cuaca yang selalu berubah setiap tahun,” ucapnya.

Baca Juga :  Jagung Jadi Komoditas Unggulan

Isa mengatakan, di wilayah Kalteng ini ada petani cabai. Namun produksinya tidak bisa mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga masih memerlukan pasokan dari Pulau Jawa dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Saat ini kondisi cuaca di wilayah Jawa pun sedang tidak normal. Tentu akan berpengaruh pada hasil panen petani. Otomatis Kalteng akan terkena imbas jika pasokan terganggu.

“Untuk sementara ini harga cabai masih tinggi, harga jualnya pun bervariasi, memang tidak ada harga eceran tertinggi (HET), hanya saja harga yang biasa kami input, harga normal di Kalteng khususnya Palangka Raya itu Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram,” bebernya.

Sejauh ini pendistribusian pasokan tidak terkendala. Tingginya harga cabai di pasaran akibat harga beli yang mahal dari tempat produksinya. Cabai tidak bisa bertahan jika disimpan terlalu lama, apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak stabil seperti saat ini. Paling lama bertahan hanya satu minggu. Jika lebih dari waktu itu, akan membusuk. Karena itu setiap tiga hari pedagang akan mendatangkan stok cabai. “Rata-rata 80 persen komoditas yang dijual di pasar itu masih didatangkan dari luar Kalteng,” sebutnya.

Baca Juga :  Diduga Terpeleset, Warga Kapuas Tenggelam

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Kahayan, Titin mengatakan bahwa dari sebelum Natal hingga tahun baru, harga cabai melonjak hingga mencapai Rp150 ribu per kilogram. Namun per Rabu (5/1) sudah mulai turun hingga ke angka Rp90 ribu per kilogram.

“Sudah turun jadi Rp90 ribu, kemungkinan akan terus menurun, mudah-mudahan benar bisa turun,” katanya.

Lebih lanjut Titin menyebut, selama ini stok cabai yang dijualnya dipasok dari Pulau Jawa. Seringkali terjadi keterlambatan dalam pengiriman. Bahkan saat tahun baru tak ada kiriman sama sekali hingga stok pun kosong. (abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/