Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Pemberlakuan Satu Harga Migor Belum Merata

PALANGKA RAYA-Sejak Rabu (19/1), pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Mendag) telah menetapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng (migor), yakni Rp14.000 per liter. Namun hingga hari kedua setelah penetapan tersebut, kenyataan di lapangan tak sesuai harapan. Harga migor ternyata belum merata.

Dari hasil pantauan pada sejumlah toko sembako di kawasan Pasar Besar Palangka Raya, harga eceran migor belum turun. Hampir seluruh pedagang menjual dengan harga lama, yakni berkisar antara Rp20.000 hingga Rp22.000.

Sumiati, salah satu pedagang eceran sembako yang berjualan di Jalan Lombok, kompleks Pasar Besar, mengaku migor yang dijual di tokonya masih menggunakan harga lama.

“Masih tetap sama Rp40 ribu yang dua liter, Rp20 ribu untuk yang isi satu liter,” ucap Sumiati kepada wartawan, Kamis (20/1).

Sumiati menyebut ada tiga merek migor yang dijual di tokonya. Yakni Filma, Fortune, dan Marunting. Sumiati mengaku belum mendengar perihal pengumuman kebijakan pemerintah terkait turunnya harga migor.

Baca Juga :  Wow! Jalan Sehat Kalteng Pos Berhadiah Umrah, Motor dan Door Prize Menarik

“Belum dengar, yang kami dengar memang kemarin ramai orang pada beli minyak goreng di Alfamart, minyak goreng dijual Rp14 ribu per liter, tapi itu karena ada promo katanya,” ujarnya.

Pedagang sembako lainnya, Agus, juga mengaku menjual migor eceran seharga Rp20.000-an untuk kemasan bungkus satu liter dan Rp40.000-an untuk kemasan bungkus 2 liter.

“Itu masih harga lama, pengambilan satu bulan yang lalu,” terang pria yang mengaku sudah berjualan di kompleks Pasar Besar Palangka Raya sejak 1982 lalu.

Agus mengaku baru mengetahui kabar terkait penetapan harga migor eceran Rp14 ribu per liter.

Menanggapi kabar penurunan harga migor, Agus mengaku belum memutuskan apakah akan mengikuti ketentuan harga jual tersebut atau tidak. Ia mempertimbangkan harga beli migor dari distributor yang jauh lebih tinggi dari harga jual yang ditetapkan pemerintah sekarang ini.

Baca Juga :  Bobol Megamart, Empat Pelaku Ditembak

Karena itu, ia menunggu sampai berapa lama harga jual eceran migor yang ditetapkan pemerintah bertahan. “Seandainya nanti harga tetap murah seperti itu, ya terpaksa kami pakai sendiri, rugi kalau kami jual,” ucapnya.

Terpisah, Wawan Darmadi yang merupakan pedagang grosir sembako di Jalan Seram mengatakan, pada prinsipnya para pedagang sembako yang berjualan migor mendukung kebijakan pemerintah terkait penurunan harga jual migor eceran. Namun, lanjut Wawan, pengumuman tentang penurunan harga yang tiba-tiba itu membuat kebingungan para pedagang untuk menetapkan harga jual migor eceran di toko masing-masing. Lantaran para pedagang yang berjualan migor, rata-rata telah membeli dari pihak agen distributor dengan harga yang mahal. Itulah yang menyebabkan para pedagang masih menjual migor dengan harga awal sebelum adanya pengumuman penurunan harga oleh pemerintah.

PALANGKA RAYA-Sejak Rabu (19/1), pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Mendag) telah menetapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng (migor), yakni Rp14.000 per liter. Namun hingga hari kedua setelah penetapan tersebut, kenyataan di lapangan tak sesuai harapan. Harga migor ternyata belum merata.

Dari hasil pantauan pada sejumlah toko sembako di kawasan Pasar Besar Palangka Raya, harga eceran migor belum turun. Hampir seluruh pedagang menjual dengan harga lama, yakni berkisar antara Rp20.000 hingga Rp22.000.

Sumiati, salah satu pedagang eceran sembako yang berjualan di Jalan Lombok, kompleks Pasar Besar, mengaku migor yang dijual di tokonya masih menggunakan harga lama.

“Masih tetap sama Rp40 ribu yang dua liter, Rp20 ribu untuk yang isi satu liter,” ucap Sumiati kepada wartawan, Kamis (20/1).

Sumiati menyebut ada tiga merek migor yang dijual di tokonya. Yakni Filma, Fortune, dan Marunting. Sumiati mengaku belum mendengar perihal pengumuman kebijakan pemerintah terkait turunnya harga migor.

Baca Juga :  Wow! Jalan Sehat Kalteng Pos Berhadiah Umrah, Motor dan Door Prize Menarik

“Belum dengar, yang kami dengar memang kemarin ramai orang pada beli minyak goreng di Alfamart, minyak goreng dijual Rp14 ribu per liter, tapi itu karena ada promo katanya,” ujarnya.

Pedagang sembako lainnya, Agus, juga mengaku menjual migor eceran seharga Rp20.000-an untuk kemasan bungkus satu liter dan Rp40.000-an untuk kemasan bungkus 2 liter.

“Itu masih harga lama, pengambilan satu bulan yang lalu,” terang pria yang mengaku sudah berjualan di kompleks Pasar Besar Palangka Raya sejak 1982 lalu.

Agus mengaku baru mengetahui kabar terkait penetapan harga migor eceran Rp14 ribu per liter.

Menanggapi kabar penurunan harga migor, Agus mengaku belum memutuskan apakah akan mengikuti ketentuan harga jual tersebut atau tidak. Ia mempertimbangkan harga beli migor dari distributor yang jauh lebih tinggi dari harga jual yang ditetapkan pemerintah sekarang ini.

Baca Juga :  Bobol Megamart, Empat Pelaku Ditembak

Karena itu, ia menunggu sampai berapa lama harga jual eceran migor yang ditetapkan pemerintah bertahan. “Seandainya nanti harga tetap murah seperti itu, ya terpaksa kami pakai sendiri, rugi kalau kami jual,” ucapnya.

Terpisah, Wawan Darmadi yang merupakan pedagang grosir sembako di Jalan Seram mengatakan, pada prinsipnya para pedagang sembako yang berjualan migor mendukung kebijakan pemerintah terkait penurunan harga jual migor eceran. Namun, lanjut Wawan, pengumuman tentang penurunan harga yang tiba-tiba itu membuat kebingungan para pedagang untuk menetapkan harga jual migor eceran di toko masing-masing. Lantaran para pedagang yang berjualan migor, rata-rata telah membeli dari pihak agen distributor dengan harga yang mahal. Itulah yang menyebabkan para pedagang masih menjual migor dengan harga awal sebelum adanya pengumuman penurunan harga oleh pemerintah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/