Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

DPRD Minta Pemkab Perjuangkan SPBN

SAMPIT- Para nelayan tangkap yang aktivitasnya mencari ikan di laut dan sungai yang tersebar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak, khususnya solar untuk menghidupkan mesin kapal mereka. 

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Hj.Darmawati berharap pemerintah kabupaten dapat memperjuangkan kembali pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk membantu nelayan mendapatkan bahan bakar minyak. 

“Dulunya pernah akan dibangun SPBN di Desa Ujung Pandaran, tetapi gagal, dan saya berharap itu bisa diperjuangkan lagi karena itu sangat butuhkan para nelayan kita,” kata Darmawati, Senin (30/5).

Dirinya juga mengatakan, para nelayan harus mengeluarkan biaya lebih tinggi kalau harus membeli solar di tingkat eceran. Padahal bahan bakar tersebut merupakan kebuntuan utama agar mereka bisa melaut, Selain nelayan, bahan bakar itu juga dibutuhkan oleh para petani untuk mengoperasikan mesin produksi pertanian.

Baca Juga :  Dewan Sayangkan Oknum Guru Terlibat Narkoba

“Kebutuhan para petani juga sangat tinggi karena ketiga kecamatan tersebut, khususnya Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kabupaten Kotim,” ucap Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga mengatakan tahun 2015 lalu sudah direncanakan pembangunan SPBN yang berlokasi di Pusat Pendaratan Ikan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pembangunannya dialokasikan dari dana APBD Kabupaten Kotim tahun 2015 sebesar Rp 997 juta. 

“Kontrak pembangunannya dimulai pada 21 April dan harus sudah selesai pada 18 Agustus 2015. Sayangnya pembangunannya gagal lantaran pihak ketiga tidak melaksanakannya hingga tuntas. Pembangunannya sempat kembali diupayakan tahun 2016, tetapi tidak terlaksana. Kini rencana pembangunan SPBN itu tidak terdengar lagi, padahal keberadaannya sangat dibutuhkan nelayan,” tutupnya.(bah/ko)

Baca Juga :  Potensi PAD Belum Tergali Maksimal

SAMPIT- Para nelayan tangkap yang aktivitasnya mencari ikan di laut dan sungai yang tersebar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak, khususnya solar untuk menghidupkan mesin kapal mereka. 

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Hj.Darmawati berharap pemerintah kabupaten dapat memperjuangkan kembali pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk membantu nelayan mendapatkan bahan bakar minyak. 

“Dulunya pernah akan dibangun SPBN di Desa Ujung Pandaran, tetapi gagal, dan saya berharap itu bisa diperjuangkan lagi karena itu sangat butuhkan para nelayan kita,” kata Darmawati, Senin (30/5).

Dirinya juga mengatakan, para nelayan harus mengeluarkan biaya lebih tinggi kalau harus membeli solar di tingkat eceran. Padahal bahan bakar tersebut merupakan kebuntuan utama agar mereka bisa melaut, Selain nelayan, bahan bakar itu juga dibutuhkan oleh para petani untuk mengoperasikan mesin produksi pertanian.

Baca Juga :  Dewan Sayangkan Oknum Guru Terlibat Narkoba

“Kebutuhan para petani juga sangat tinggi karena ketiga kecamatan tersebut, khususnya Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kabupaten Kotim,” ucap Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga mengatakan tahun 2015 lalu sudah direncanakan pembangunan SPBN yang berlokasi di Pusat Pendaratan Ikan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pembangunannya dialokasikan dari dana APBD Kabupaten Kotim tahun 2015 sebesar Rp 997 juta. 

“Kontrak pembangunannya dimulai pada 21 April dan harus sudah selesai pada 18 Agustus 2015. Sayangnya pembangunannya gagal lantaran pihak ketiga tidak melaksanakannya hingga tuntas. Pembangunannya sempat kembali diupayakan tahun 2016, tetapi tidak terlaksana. Kini rencana pembangunan SPBN itu tidak terdengar lagi, padahal keberadaannya sangat dibutuhkan nelayan,” tutupnya.(bah/ko)

Baca Juga :  Potensi PAD Belum Tergali Maksimal

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/