Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Semua PTN Harus Jadi PTN-BH

PALANGKA RAYA-Perguruan tinggi negeri di Kawasan Timur Indonesia (KTI) menghadapi tantangan berat terkait perubahan status. Jika RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nanti disahkan, maka semua perguruan tinggi wajib berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

“RUU Sisdiknas akan segera dibahas. Salah satu amanatnya adalah perubahan status perguruan tinggi menjadi PTN-BH,” ujar Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dr Lukman ST MHum saat membuka Pertemuan Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) di Palangka Raya, Jumat (17/6).

PTN dengan status Satker paling lambat tahun 2024 harus jadi PTN BLU. Sedangkan yang sudah jadi PTN BLU, wajib menjadi PTN BH. Akhirnya semuanya harus menjadi PTN BH. Jika tidak bisa maka PTN itu akan dimerger dan menjadi cabang dari PTN BH yang ada.

“Tugas kami adalah mendorong PTN yang ada agar menjadi PTN-BH,” ujar Lukman dalam paparannya Menuju Perguruan Tinggi Unggul dan Berkelas Dunia.

PTN dengan status Satker, semua biayanya ditanggung oleh negara. Sedangkan PTN BLU separuh biaya ditanggung negara, sisanya ditanggung perguruan tinggi. Sedangkan PTN-BH dalam pembiayaannya 80 persen ditanggung sendiri, hanya 20 persen ditanggung negara.

Sementara itu Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) Prof Dr Adri Patton menyampaikan dari 42 anggota, baru ada 12 yang sudah menjadi PTN Badan Layanan Umum (BLU), sedangkan 19 lainnya masih PTN Satker. Hanya ada satu yang sudah menjadi PTN-BH yakni Universitas Hasanuddin, Makasar.

Baca Juga :  SDMP Raih Juara 1 Parade Se-Perguruan Muhammadiyah

“Melalui pertemuan ini akan ada akselerasi yang kita lakukan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Rektor UPR yang menjadi tuan rumah kegiatan ini,” ujar Adri yang juga menjadi sebagai Rektor Universitas Borneo Tarakan.

Pertemuan ini, menurutnya ada tiga hal yang dibicarakan dalam rangka akselerasi anggota konsorisum. Pertama, bagaimana melaksanakan percepatan perguruan tinggi dari Satker menjadi BLU. Kemudian yang BLU menjadi PTN-BH.

Kedua, bicara tentang Learning Managemen System (LMS). Ketiga tentang ujian masuk perguruan tinggi yang dibagi menjadi tiga jalur. Petema, SMPTN, kedua SBMPTN dan ketiga jalur mandiri.

“Memang kita akui perguruan tinggi di Timur sedikit tertinggal. Melalui konsorsium ini kita akan genjot dan minta afirmasi dan kebijakan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, serta Menteri Keuangan agar melihat kondisi kami,” ujarnya.

Salah satu poin yang masuk dalam RUU Sisdiknas adalah semua PTN Satker harus menjadi BLU paling lambat tahun 2024. Mau tidak mau jika ini sudah disahkan jadi UU, harus dilaksanakan.

“Kita berharap ada afirmasi atau diskresi yang diberikan oleh Kementerian Keuangan untuk perguruan tinggi Satket menjadi BLU. Kita terus berpacu untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan imur Indonesia,” kata Adri.

Baca Juga :  Rektor IAIN Lantik Ibnu Elmi Jadi Profesor

Direktur Eksekutif KPTN-KTI Dr Andi Ilham Mahmud mengakui bahwa peguruan tinggi di kawasan timur Indonesia, sedikit tertinggal dibandingkan kawasan barat, di bidang infrastruktur maupun sumber daya manusianya. “Itu kita sadari,” ujar Andi Ilham selesai Acara Pertemuan Silaturahmi Rektor PTN KPTN KTI di Hotel Bahalap, Palangka Raya.

Jika maju sendiri-sendiri dalam rangka perubahan status perguruan, akan terasa berat. Banyak hambatan. Melalui konsorsium ini, PTN berhimpun untuk saling mengisi satu sama lain.

“Kelebihan-kelebihan perguruan tinggi salah satu anggota bisa menutupi kekurangan anggota lainnya. Strategi yang kita lakukan, kami akan membentuk tim bersama yang anggotanya masing-masing perguruan tinggi. Kita duduk bersama untuk merancang proposal akselerasi,” ujar Andi Ilham yang berasal dari Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui tim itu bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Perguruan yang sudah BLU bisa mengajari yang masih Satker. Perguruan tinggi yang sudah Badan Hukum bisa mengajari yang BLU.  Harapannya, pada tahun 2024 semua anggota konsorsium bisa menjadi BLU seperti ekspektasi pemerintah.

Rektor UPR Dr Andrie Elia menyampaikan terimakasih telah mempercayakan UPR jadi tuan rumah. Pertemuan ini telah menghasilkan beberapa kesepakatan, semoga semua perguruan tinggi di wilayh timur bisa mencapai cita-cita yang dibahas dalam pertemuan ini, 2024 sudah semua BLU. (sos/b7/sma/ko)

PALANGKA RAYA-Perguruan tinggi negeri di Kawasan Timur Indonesia (KTI) menghadapi tantangan berat terkait perubahan status. Jika RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nanti disahkan, maka semua perguruan tinggi wajib berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

“RUU Sisdiknas akan segera dibahas. Salah satu amanatnya adalah perubahan status perguruan tinggi menjadi PTN-BH,” ujar Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dr Lukman ST MHum saat membuka Pertemuan Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) di Palangka Raya, Jumat (17/6).

PTN dengan status Satker paling lambat tahun 2024 harus jadi PTN BLU. Sedangkan yang sudah jadi PTN BLU, wajib menjadi PTN BH. Akhirnya semuanya harus menjadi PTN BH. Jika tidak bisa maka PTN itu akan dimerger dan menjadi cabang dari PTN BH yang ada.

“Tugas kami adalah mendorong PTN yang ada agar menjadi PTN-BH,” ujar Lukman dalam paparannya Menuju Perguruan Tinggi Unggul dan Berkelas Dunia.

PTN dengan status Satker, semua biayanya ditanggung oleh negara. Sedangkan PTN BLU separuh biaya ditanggung negara, sisanya ditanggung perguruan tinggi. Sedangkan PTN-BH dalam pembiayaannya 80 persen ditanggung sendiri, hanya 20 persen ditanggung negara.

Sementara itu Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) Prof Dr Adri Patton menyampaikan dari 42 anggota, baru ada 12 yang sudah menjadi PTN Badan Layanan Umum (BLU), sedangkan 19 lainnya masih PTN Satker. Hanya ada satu yang sudah menjadi PTN-BH yakni Universitas Hasanuddin, Makasar.

Baca Juga :  SDMP Raih Juara 1 Parade Se-Perguruan Muhammadiyah

“Melalui pertemuan ini akan ada akselerasi yang kita lakukan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Rektor UPR yang menjadi tuan rumah kegiatan ini,” ujar Adri yang juga menjadi sebagai Rektor Universitas Borneo Tarakan.

Pertemuan ini, menurutnya ada tiga hal yang dibicarakan dalam rangka akselerasi anggota konsorisum. Pertama, bagaimana melaksanakan percepatan perguruan tinggi dari Satker menjadi BLU. Kemudian yang BLU menjadi PTN-BH.

Kedua, bicara tentang Learning Managemen System (LMS). Ketiga tentang ujian masuk perguruan tinggi yang dibagi menjadi tiga jalur. Petema, SMPTN, kedua SBMPTN dan ketiga jalur mandiri.

“Memang kita akui perguruan tinggi di Timur sedikit tertinggal. Melalui konsorsium ini kita akan genjot dan minta afirmasi dan kebijakan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, serta Menteri Keuangan agar melihat kondisi kami,” ujarnya.

Salah satu poin yang masuk dalam RUU Sisdiknas adalah semua PTN Satker harus menjadi BLU paling lambat tahun 2024. Mau tidak mau jika ini sudah disahkan jadi UU, harus dilaksanakan.

“Kita berharap ada afirmasi atau diskresi yang diberikan oleh Kementerian Keuangan untuk perguruan tinggi Satket menjadi BLU. Kita terus berpacu untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan imur Indonesia,” kata Adri.

Baca Juga :  Rektor IAIN Lantik Ibnu Elmi Jadi Profesor

Direktur Eksekutif KPTN-KTI Dr Andi Ilham Mahmud mengakui bahwa peguruan tinggi di kawasan timur Indonesia, sedikit tertinggal dibandingkan kawasan barat, di bidang infrastruktur maupun sumber daya manusianya. “Itu kita sadari,” ujar Andi Ilham selesai Acara Pertemuan Silaturahmi Rektor PTN KPTN KTI di Hotel Bahalap, Palangka Raya.

Jika maju sendiri-sendiri dalam rangka perubahan status perguruan, akan terasa berat. Banyak hambatan. Melalui konsorsium ini, PTN berhimpun untuk saling mengisi satu sama lain.

“Kelebihan-kelebihan perguruan tinggi salah satu anggota bisa menutupi kekurangan anggota lainnya. Strategi yang kita lakukan, kami akan membentuk tim bersama yang anggotanya masing-masing perguruan tinggi. Kita duduk bersama untuk merancang proposal akselerasi,” ujar Andi Ilham yang berasal dari Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui tim itu bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Perguruan yang sudah BLU bisa mengajari yang masih Satker. Perguruan tinggi yang sudah Badan Hukum bisa mengajari yang BLU.  Harapannya, pada tahun 2024 semua anggota konsorsium bisa menjadi BLU seperti ekspektasi pemerintah.

Rektor UPR Dr Andrie Elia menyampaikan terimakasih telah mempercayakan UPR jadi tuan rumah. Pertemuan ini telah menghasilkan beberapa kesepakatan, semoga semua perguruan tinggi di wilayh timur bisa mencapai cita-cita yang dibahas dalam pertemuan ini, 2024 sudah semua BLU. (sos/b7/sma/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/