Kamis, November 21, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Orang Tua dan Guru Berperan Mewujudkan Disiplin Lalu Lintas pada

Polisi Sosialisasi Keselamatan Berlalu-lintas ke Sekolah-Sekolah

Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dimanfaatkan oleh anggota Unit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Satlantas Polresta Palangka Raya untuk bersosialisasi. Sudah dua hari berjalan, mereka mendatangi sekolah-sekolah.

*DEDEH W-ALDI F, Palangka Raya

RATUSAN pelajar SMPN 1 Palangka Raya berkumpul di dalam satu ruangan di lantai tiga. Saling berjejal-jejal. Ada yang selonjoran, ada yang duduk bersila. Namun, mereka tetap mengenakan masker. Hal yang wajib dilakukan selama berada di lingkungan sekolah selama wabah Covid-19.

Mereka menyimak dengan seksama apa yang disampaikan oleh Kanit Kamsel Satlantas Polresta Palangka Raya, Ipda Lutfi Triwulan Sari, yang kebetulan menjadi narasumber. Dengan detail, perwira balok satu di pundak itu menjelaskan aturan tata tertib berlalu lintas. Mulai dari syarat, sampai larangan saat berada di jalan raya. Tak ketinggalan, aturan dalam menggunakan sepeda listrik, yang saat ini lagi tren di kalangan masyarakat.

Lutfi dibantu dengan tiga anggota Unit Kamsel, yaitu, Aiptu W Rahmanto, Aiptu Surya Mardhani, dan Aipda Ade Hermanto. Dalam sosialisasi itu, alat peraga juga disiapkan. Begitu juga informasi berupa tulisan dan gambar yang ditampilkan melalui layar proyektor. Tak melulu serius saat memberikan materi, polisi-polisi tak hanya memberikan “sarapan” sosialisasi, tapi juga memberikan hadiah helm bagi pelajar yang beruntung.

Baca Juga :  Bermula dari Bajakah, Bentuk CBSO untuk Membina Ratusan Anak Didik

90 menit berlalu, Ipda Lutfi Triwulan Sari dan anggota berpindah ke SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya. Giliran sosialisasi diberikan kepada 53 siswa-siswi yang mengikuti MPLS. Materi yang diberikan juga sama.

“Kami mengadakan sosialisasi seminggu ke depan. Sosialisasi ini sengaja kami adakan saat MPLS, agar tidak mengganggu jam pelajaran,”ujar Lutfi kepada Kalteng Pos, Selasa (12/7).

Mengapa mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah? Dikarenakan sedari Januari sampai saat ini, kebanyakan korban atau pelaku kecelakaan melibatkan anak-anak usia produktif, baik itu siswa SMA maupun mahasiswa. “Faktor kecelakaan sendiri dikarenakan kurangnya pemahaman tentang etika berlalu lintas,”ungkapnya.

Para orang tua dan guru di sekolah, menurut Lutfi, juga memiliki peran penting dalam mewujudkan agar anak-anak generasi penerus bangsa ini bisa memahami terkait pentingnya keselamatan di jalan raya. Misal, orang tua tidak memberikan fasilitas sepeda motor jika memang anaknya masih belum cukup umur. Para orang tua juga harus menanamkan dan memberikan contoh sikap disiplin saat berkendara bersama anaknya.  Begitu juga para guru, bisa melarang anak didiknya membawa sepeda motor saat di sekolah. “Orang tua dan guru memiliki peran vital dalam mewujudkan itu semua (Tertib berlalu lintas, red),”tegasnya.

Baca Juga :  Sales Panci

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Palangka Raya Erdiningsih menyambut baik kedatangan polisi memberikan sosialisasi keselamatan dalam berlalu lintas. Terlebih, saat ini di Palangka Raya kawula muda kegandrungan sepeda listrik.

“Kami memang berkerja sama dengan pihak polisi gar bisa memberikan sosialisasi soal itu (Sepeda listrik, red) dan etika berlalu lintas secara umum,”ujarnya kepada Kalteng Pos.

Selama ini, pihak sekolah sudah menerapkan larangan bagi pelajar membawa sepeda motor ke sekolah. Hal itu sebagai bentuk kepedulian akan keselamatan dari pelajar SMPN 1 Palangka Raya saat di jalan raya.

“Kami tidak sediakan tempat parkir motor. Jika ada anak didik kami bawa motor sembunyi-sembunyi, kami kempesin ban motornya. Sebagai bentuk efek jera, kami juga memanggil orangtuanya agar tidak memberikan fasilitas sepeda motor kepada anaknya,”bebernya.

Di tempat yang sama, Kepala SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya Endro Suryanto mengapresiasi langkah kepolisian memberikan edukasi terkait etika dan aturan dalam berlalu-lintas. SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya dalam MPLS juga menekankan kepada siswa-siswinya tentang karakter dan toleransi. Tujuan ini untuk membantu siswa beradaptasi di lingkungan sekolah serta berinteraksi dengan baik antara siswa baru, guru dan lingkungan sekolah.(ram/ko)

Polisi Sosialisasi Keselamatan Berlalu-lintas ke Sekolah-Sekolah

Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dimanfaatkan oleh anggota Unit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Satlantas Polresta Palangka Raya untuk bersosialisasi. Sudah dua hari berjalan, mereka mendatangi sekolah-sekolah.

*DEDEH W-ALDI F, Palangka Raya

RATUSAN pelajar SMPN 1 Palangka Raya berkumpul di dalam satu ruangan di lantai tiga. Saling berjejal-jejal. Ada yang selonjoran, ada yang duduk bersila. Namun, mereka tetap mengenakan masker. Hal yang wajib dilakukan selama berada di lingkungan sekolah selama wabah Covid-19.

Mereka menyimak dengan seksama apa yang disampaikan oleh Kanit Kamsel Satlantas Polresta Palangka Raya, Ipda Lutfi Triwulan Sari, yang kebetulan menjadi narasumber. Dengan detail, perwira balok satu di pundak itu menjelaskan aturan tata tertib berlalu lintas. Mulai dari syarat, sampai larangan saat berada di jalan raya. Tak ketinggalan, aturan dalam menggunakan sepeda listrik, yang saat ini lagi tren di kalangan masyarakat.

Lutfi dibantu dengan tiga anggota Unit Kamsel, yaitu, Aiptu W Rahmanto, Aiptu Surya Mardhani, dan Aipda Ade Hermanto. Dalam sosialisasi itu, alat peraga juga disiapkan. Begitu juga informasi berupa tulisan dan gambar yang ditampilkan melalui layar proyektor. Tak melulu serius saat memberikan materi, polisi-polisi tak hanya memberikan “sarapan” sosialisasi, tapi juga memberikan hadiah helm bagi pelajar yang beruntung.

Baca Juga :  Bermula dari Bajakah, Bentuk CBSO untuk Membina Ratusan Anak Didik

90 menit berlalu, Ipda Lutfi Triwulan Sari dan anggota berpindah ke SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya. Giliran sosialisasi diberikan kepada 53 siswa-siswi yang mengikuti MPLS. Materi yang diberikan juga sama.

“Kami mengadakan sosialisasi seminggu ke depan. Sosialisasi ini sengaja kami adakan saat MPLS, agar tidak mengganggu jam pelajaran,”ujar Lutfi kepada Kalteng Pos, Selasa (12/7).

Mengapa mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah? Dikarenakan sedari Januari sampai saat ini, kebanyakan korban atau pelaku kecelakaan melibatkan anak-anak usia produktif, baik itu siswa SMA maupun mahasiswa. “Faktor kecelakaan sendiri dikarenakan kurangnya pemahaman tentang etika berlalu lintas,”ungkapnya.

Para orang tua dan guru di sekolah, menurut Lutfi, juga memiliki peran penting dalam mewujudkan agar anak-anak generasi penerus bangsa ini bisa memahami terkait pentingnya keselamatan di jalan raya. Misal, orang tua tidak memberikan fasilitas sepeda motor jika memang anaknya masih belum cukup umur. Para orang tua juga harus menanamkan dan memberikan contoh sikap disiplin saat berkendara bersama anaknya.  Begitu juga para guru, bisa melarang anak didiknya membawa sepeda motor saat di sekolah. “Orang tua dan guru memiliki peran vital dalam mewujudkan itu semua (Tertib berlalu lintas, red),”tegasnya.

Baca Juga :  Sales Panci

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Palangka Raya Erdiningsih menyambut baik kedatangan polisi memberikan sosialisasi keselamatan dalam berlalu lintas. Terlebih, saat ini di Palangka Raya kawula muda kegandrungan sepeda listrik.

“Kami memang berkerja sama dengan pihak polisi gar bisa memberikan sosialisasi soal itu (Sepeda listrik, red) dan etika berlalu lintas secara umum,”ujarnya kepada Kalteng Pos.

Selama ini, pihak sekolah sudah menerapkan larangan bagi pelajar membawa sepeda motor ke sekolah. Hal itu sebagai bentuk kepedulian akan keselamatan dari pelajar SMPN 1 Palangka Raya saat di jalan raya.

“Kami tidak sediakan tempat parkir motor. Jika ada anak didik kami bawa motor sembunyi-sembunyi, kami kempesin ban motornya. Sebagai bentuk efek jera, kami juga memanggil orangtuanya agar tidak memberikan fasilitas sepeda motor kepada anaknya,”bebernya.

Di tempat yang sama, Kepala SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya Endro Suryanto mengapresiasi langkah kepolisian memberikan edukasi terkait etika dan aturan dalam berlalu-lintas. SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangka Raya dalam MPLS juga menekankan kepada siswa-siswinya tentang karakter dan toleransi. Tujuan ini untuk membantu siswa beradaptasi di lingkungan sekolah serta berinteraksi dengan baik antara siswa baru, guru dan lingkungan sekolah.(ram/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/