Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Kadisporbudpar Gebrak Meja, Wakil Ketua DPRD Lapor Polisi

Perseteruan Berawal dari Kritikan Dewan Terkait Festival Budaya dan Porprov

KASONGAN-Perseteruan antara Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah dengan Kepala Disporbudpar Risnaduar kini menjadi sorotan. Tindakan menggebrak atau memukul meja makan yang dilakukan oleh Risnaduar di hadapan Nanang Suriansyah berujung pada laporan polisi.

Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah mengatakan bahwa dirinya sudah melaporkan Kepala Disporbudpar Risnaduar ke Polres Katingan. “Ini saya laporkan, karena saya merasa tidak nyaman dan terancam atas tindakan seorang pejabat seperti itu. Jangan-jangan nanti dia bisa melakukan tindakan yang lebih brutal,” ucap politikus Partai Golkar ini kepada wartawan, didampingi Anggota DPRD Katingan M Efendi dan Budy Hermano di Polres Katingan, Sabtu (23/7).

Nanang berharap laporan disampaikan ke Polres Katingan bisa ditindaklanjuti dan diproses sebagaimana aturan dan ketentuan hukum yang berlaku. “Saya siap untuk dimintai keterangan terkait masalah ini,” tegas Nanang seraya menyebut bahwa laporan polisi dibuatnya untuk memberi efek jera bagi pejabat yang bersifat arogan.

Kronologi permasalahan ini pun dibeberkannya. Pada Jumat (22/7) lalu, Nanang bersama rekannya Maspek sedang makan siang di salah satu rumah makan di Kota Kasongan. Di tempat itu bertemu dengan Kepala Disporbudpar Katingan Risnaduar. Awalnya biasa saja dan saling tegur sapa. Namun usai makan, saat mencuci tangan, pria asal Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah ini mengaku dihampiri oleh Risnaduar dan langsung bersalaman.

Setelah bersalaman, Risnaduar duduk di sampingnya. Kemudian cerita Nanang, Risnaduar menyampaikan permohonan maaf terkait kekurangan Festival Budaya Penyang Hinje Simpei maupun Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah tingkat pelajar yang disampaikan melalui media.

“Lalu saya sampaikan, tidak apa-apa Pak Risnaduar, itu menjadi bahan evaluasi. Lalu tiba-tiba dijawabnya, jangan lagi sampai dua kali. Kemudian mengatakan, membuat berita seperti itu, seperti menelanjangi saya kata Risnaduar. Saya jawab balik, loh tugas saya sebagai anggota DPRD memang untuk berbicara, menyampaikan pendapat. Itu hak kami untuk mengoreksi, beri kritik, saran, dan pikiran kepada pemerintah daerah, jangan salah paham. Lalu disitulah dia terlihat marah, memukul meja sembari berdiri. Dia juga menyebutkan bukan kamu yang mengaji saya, katanya. Melihat situasi itu, lalu Pak Maspek langsung menghampiri Pak Risnaduar dan menenangkan beliau. Itu kronologinya,” ungkap Nanang.

Baca Juga :  Api Berkobar di PT Korindo, Tiga Orang Menderita Luka Bakar

Dihubungi terpisah, Kepala Disporbudpar Kabupaten Katingan Risnaduar mengaku pernah bertemu dengan Nanang Suriansyah di salah satu rumah makan.

“Ketika itu memang saya yang menghampiri beliau (Nanang), selesai makan. Saya sampaikan permohonan maaf ke beliau terkait adanya berita melalui media yang disampaikan beberapa waktu lalu. Dimana di situ ada satu lisensi yang saya anggap menyentuh pribadi saya,” ujar Risnaduar.

Selanjutnya di tengah percakapan itu, lanjutnya, Nanang Suriansyah menjawab bahwa itu memang tugas mereka dan meminta jangan alergi dengan kritikan seperti itu. “Saya bilang, saya ini paling suka dengan kritikan, tapi tolong dengan bahasa yang santun dan beretika sedikit. Ternyata beliau ngomong lagi, kami memang digaji untuk itu. Saya bilang berulang-ulang; tolong bahasanya yang santun. Udah gitu saja. Terus saya bilang; tolong lain kali jangan lagi (seperti itu). Semakin meninggi juga dia (emosi), makanya saya pukul meja, tapi saya langsung mundur,” terangnya.

Selanjutnya orang nomor satu di Disporbudpar Kabupaten Katingan ini secara pribadi maupun atas nama lembaga memohon maaf atas apa yang telah dilakukan, jika dinilai tidak menyenangkan, meskipun dia sendiri merasa pada pemberitaan sebelumnya juga kurang nyaman. “Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” tandasnya.

Baca Juga :  Ribuan Tenaga Kontrak Dikurangi, Eksekutif-Legislatif Sudah Sepakat

Seperti diketahui, pemicu awal perseteruan dua pejabat tinggi di Katingan tersebut berawal dari pelaksanaan kegiatan Festival Budaya Penyang Hinje Simpei (FBPHS). Kegiatan tersebut menjadi sorotan kalangan DPRD Kabupaten Katingan. Pasalnya kegiatan tersebut dinilai tanpa persiapan yang matang. Hal ini disampaikan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah kepada sejumlah wartawan, Kamis (14/7).

Salah satu yang menjadi sorotan politikus Partai Golkar ini adalah terkait panggung tempat pejabat hingga tempat para kontingen dari 13 kecamatan. Tempat yang disediakan dianggap sangat terbatas, mementara kegiatan itu mengundang semua pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Katingan, termasuk para anggota DPRD Kabupaten Katingan yang berjumlah 25 orang.

“Saya saja malas duduk di panggung kecil itu ketika malam pembukaan. Lebih baik memilih sama-sama berdiri, karena banyak pejabat lain yang juga berdiri, tidak ada tempat duduk. Bahkan ada peserta dari Katingan Tengah yang sebelumnya duduk, malah diminta pindah karena melihat banyak pejabat yang berdiri. Inikan tidak etis, kok bisa seperti itu. Kalau saya bupati, saya ganti kepala dinas jika seperti itu, tidak bisa dipakai lagi,” ujar Nanang.

Selain itu dia juga menyoroti kontingen yang mengikuti kegiatan Pekan Olahraga Provinsi Kalteng tingkat pelajar. Hanya lima sampai enam orang dari kontingen Katingan yang mengikuti parade peserta, sementara daerah lainnya berjumlah 30 sampai 60 orang.

“Ini menandakan tidak ada rencana strategis. Sebenarnya harus direncanakan dengan baik. Jangan beralasan tidak ada anggaran. Itu alasan klasik. Seorang kepala dinas atau kepala OPD punya wewenang membuat kebijakan. Jadi harus bisa mencari solusi, karena sudah mendapatkan kepercayaan dari pimpinan (bupati, red). Kalau alasan anggaran harus ada, semua orang pasti bisa,” tegasnya. (eri/ce/ala/ko)

Perseteruan Berawal dari Kritikan Dewan Terkait Festival Budaya dan Porprov

KASONGAN-Perseteruan antara Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah dengan Kepala Disporbudpar Risnaduar kini menjadi sorotan. Tindakan menggebrak atau memukul meja makan yang dilakukan oleh Risnaduar di hadapan Nanang Suriansyah berujung pada laporan polisi.

Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah mengatakan bahwa dirinya sudah melaporkan Kepala Disporbudpar Risnaduar ke Polres Katingan. “Ini saya laporkan, karena saya merasa tidak nyaman dan terancam atas tindakan seorang pejabat seperti itu. Jangan-jangan nanti dia bisa melakukan tindakan yang lebih brutal,” ucap politikus Partai Golkar ini kepada wartawan, didampingi Anggota DPRD Katingan M Efendi dan Budy Hermano di Polres Katingan, Sabtu (23/7).

Nanang berharap laporan disampaikan ke Polres Katingan bisa ditindaklanjuti dan diproses sebagaimana aturan dan ketentuan hukum yang berlaku. “Saya siap untuk dimintai keterangan terkait masalah ini,” tegas Nanang seraya menyebut bahwa laporan polisi dibuatnya untuk memberi efek jera bagi pejabat yang bersifat arogan.

Kronologi permasalahan ini pun dibeberkannya. Pada Jumat (22/7) lalu, Nanang bersama rekannya Maspek sedang makan siang di salah satu rumah makan di Kota Kasongan. Di tempat itu bertemu dengan Kepala Disporbudpar Katingan Risnaduar. Awalnya biasa saja dan saling tegur sapa. Namun usai makan, saat mencuci tangan, pria asal Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah ini mengaku dihampiri oleh Risnaduar dan langsung bersalaman.

Setelah bersalaman, Risnaduar duduk di sampingnya. Kemudian cerita Nanang, Risnaduar menyampaikan permohonan maaf terkait kekurangan Festival Budaya Penyang Hinje Simpei maupun Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah tingkat pelajar yang disampaikan melalui media.

“Lalu saya sampaikan, tidak apa-apa Pak Risnaduar, itu menjadi bahan evaluasi. Lalu tiba-tiba dijawabnya, jangan lagi sampai dua kali. Kemudian mengatakan, membuat berita seperti itu, seperti menelanjangi saya kata Risnaduar. Saya jawab balik, loh tugas saya sebagai anggota DPRD memang untuk berbicara, menyampaikan pendapat. Itu hak kami untuk mengoreksi, beri kritik, saran, dan pikiran kepada pemerintah daerah, jangan salah paham. Lalu disitulah dia terlihat marah, memukul meja sembari berdiri. Dia juga menyebutkan bukan kamu yang mengaji saya, katanya. Melihat situasi itu, lalu Pak Maspek langsung menghampiri Pak Risnaduar dan menenangkan beliau. Itu kronologinya,” ungkap Nanang.

Baca Juga :  Api Berkobar di PT Korindo, Tiga Orang Menderita Luka Bakar

Dihubungi terpisah, Kepala Disporbudpar Kabupaten Katingan Risnaduar mengaku pernah bertemu dengan Nanang Suriansyah di salah satu rumah makan.

“Ketika itu memang saya yang menghampiri beliau (Nanang), selesai makan. Saya sampaikan permohonan maaf ke beliau terkait adanya berita melalui media yang disampaikan beberapa waktu lalu. Dimana di situ ada satu lisensi yang saya anggap menyentuh pribadi saya,” ujar Risnaduar.

Selanjutnya di tengah percakapan itu, lanjutnya, Nanang Suriansyah menjawab bahwa itu memang tugas mereka dan meminta jangan alergi dengan kritikan seperti itu. “Saya bilang, saya ini paling suka dengan kritikan, tapi tolong dengan bahasa yang santun dan beretika sedikit. Ternyata beliau ngomong lagi, kami memang digaji untuk itu. Saya bilang berulang-ulang; tolong bahasanya yang santun. Udah gitu saja. Terus saya bilang; tolong lain kali jangan lagi (seperti itu). Semakin meninggi juga dia (emosi), makanya saya pukul meja, tapi saya langsung mundur,” terangnya.

Selanjutnya orang nomor satu di Disporbudpar Kabupaten Katingan ini secara pribadi maupun atas nama lembaga memohon maaf atas apa yang telah dilakukan, jika dinilai tidak menyenangkan, meskipun dia sendiri merasa pada pemberitaan sebelumnya juga kurang nyaman. “Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” tandasnya.

Baca Juga :  Ribuan Tenaga Kontrak Dikurangi, Eksekutif-Legislatif Sudah Sepakat

Seperti diketahui, pemicu awal perseteruan dua pejabat tinggi di Katingan tersebut berawal dari pelaksanaan kegiatan Festival Budaya Penyang Hinje Simpei (FBPHS). Kegiatan tersebut menjadi sorotan kalangan DPRD Kabupaten Katingan. Pasalnya kegiatan tersebut dinilai tanpa persiapan yang matang. Hal ini disampaikan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan Nanang Suriansyah kepada sejumlah wartawan, Kamis (14/7).

Salah satu yang menjadi sorotan politikus Partai Golkar ini adalah terkait panggung tempat pejabat hingga tempat para kontingen dari 13 kecamatan. Tempat yang disediakan dianggap sangat terbatas, mementara kegiatan itu mengundang semua pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Katingan, termasuk para anggota DPRD Kabupaten Katingan yang berjumlah 25 orang.

“Saya saja malas duduk di panggung kecil itu ketika malam pembukaan. Lebih baik memilih sama-sama berdiri, karena banyak pejabat lain yang juga berdiri, tidak ada tempat duduk. Bahkan ada peserta dari Katingan Tengah yang sebelumnya duduk, malah diminta pindah karena melihat banyak pejabat yang berdiri. Inikan tidak etis, kok bisa seperti itu. Kalau saya bupati, saya ganti kepala dinas jika seperti itu, tidak bisa dipakai lagi,” ujar Nanang.

Selain itu dia juga menyoroti kontingen yang mengikuti kegiatan Pekan Olahraga Provinsi Kalteng tingkat pelajar. Hanya lima sampai enam orang dari kontingen Katingan yang mengikuti parade peserta, sementara daerah lainnya berjumlah 30 sampai 60 orang.

“Ini menandakan tidak ada rencana strategis. Sebenarnya harus direncanakan dengan baik. Jangan beralasan tidak ada anggaran. Itu alasan klasik. Seorang kepala dinas atau kepala OPD punya wewenang membuat kebijakan. Jadi harus bisa mencari solusi, karena sudah mendapatkan kepercayaan dari pimpinan (bupati, red). Kalau alasan anggaran harus ada, semua orang pasti bisa,” tegasnya. (eri/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/