Minggu, September 29, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Titian Permudah Mobilitas Perekonomian

PALANGKA RAYA-Impian warga Kelurahan Petuk Katimpun untuk memiliki akses yang nyaman, sebentar lagi jadi kenyataan. Prajurit TNI-AD sedang membangun titian atau jembatan kayu yang membentang ratusan meter di kawasan permukiman warga di tepian Sungai Rungan. Jembatan tersebut akan mempermudah mobilitas perekonomian masyarakat.

Pembangunan jembatan titian ini merupakan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) regular ke-115. Prajurit TNI-AD dari Kodim 1016/Plk diterjunkan untuk merealisasikan program yang mengusung tema TMMD Dedikasi Terbaik Membangun Negeri. Kegiatan pembangunan fisik dan nonfisik ini berlangsung di Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya. Program ini dimulai sejak 11 Oktober lalu.

Dandim 1016/Plk Letkol Inf Frans Kishin Panjaitan mengatakan, pihaknya memang memprioritaskan pembangunan titian di wilayah Petuk Katimpun, karena masyarakat di wilayah itu membutuhkan akses yang memadai.

“Kita ketahui bersama di desa ini terdapat kurang lebih 300 kepala keluarga, satu-satunya akses yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari dan perekonomian masyarakat adalah melalui titian itu,” ucapnya.

Dandim mengatakan, sejauh ini memang sudah terdapat jembatan kayu, tapi hanya berjarak 200 meter. Tidak sampai ke ujung desa.

“Untuk itu kami tambahkan lagi 370 meter supaya bisa sampai ujung desa, sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari lebih dipermudah,” ujarnya.

Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1016 Palangka Raya Mayor Inf Muhammad Syafi’i selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, TMMD ini akan dilaksanakan selama satu bulan. Dalam upaya pengabdian itu, pihaknya telah mencetuskan sejumlah program perbaikan sarana fisik maupun nonfisik. Sejauh ini sudah berjalan empat hari kegiatan. Terhitung sejak 11-14 Oktober.

Untuk penyediaan sarana fisik, tim telah mulai melakukan pembangunan jembatan kayu atau titian yang akan membentang sepanjang 374 meter. Titian ini sebagai akses satu-satunya bagi masyarakat Petuk Katimpun, karena jembatan sebelumnya sering tergenang banjir. Selain itu, personel TNI-AD juga akan melakukan rehabilitasi sejumlah bangunan, seperti pelataran masjid, dermaga, maupun rumah warga yang tidak layak huni.

“Ini sebagai upaya kami melakukan pengabdian kepada desa yang masih sangat membutuhkan perbaikan sarana-sarana,” ucapnya.

Untuk program nonfisik, TNI-AD akan melakukan berbagai penyuluhan. Akan ada layanan kepada masyarakat setempat, seperti penyuluhan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat, penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela negara, penyuluhan stunting, posyandu dan posbindu, penyuluhan tentang karhutla, penyuluhan tentang perikanan, penyuluhan tentang bahaya narkoba, penyuluhan tentang rekrutmen prajurit TNI, serta pelayanan KB dan pengecekan kesehatan gratis.

“Kami menyadari bahwa penyuluhan dan pelayanan yang kami berikan harus sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, jadi kami cetuskan pelayanan KB dan kesehatan gratis, karena di situ banyak warga usia subur, usia 35 tahun ke bawah, sambil kami barengi penyuluhan supaya mereka tidak beranak terus, mesti ikut program KB, dua anak cukup,” jelasnya.

Dalam mewujudkan pembangunan nonfisik, selama tiga hari kegiatan berjalan, TNI-AD telah merealisasikan sejumlah program. Seperti pelayanan KB, pelayanan kesehatan gratis, dan posyandu. Terkait dengan program-program yang telah dan akan dilakukan, Syafi’i mengatakan bahwa masyarakat menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka.

“Adanya anggaran yang besar bisa lebih bermanfaat lagi, contohnya seperti pembangunan jembatan itu, sebenarnya dibutuhkan 400 meter, tapi baru bisa kami garap sepanjang 374 meter, coba kalau banyak anggaran, pasti 100 persen selesai, masyarakat pun akan sangat terbantu,” tuturnya.

Ketua RT 01/RW 01 Kelurahan Petuk Katimpun mengatakan, pembangunan titian merupakan program yang sangat membantu masyarakat setempat. Pasalnya, hanya melalui jembatan kayu itulah mobilitas masyarakat sehari-hari bisa lancar. Seperti aktivitas anak-anak sekolah maupun rutinitas warga sehari-hari. Ia mengakui bahwa sebelumnya jembatan sudah ada, tapi tidak tinggi. Mudah tergenang saat terjadi banjir. Selain itu, kualitas kayu yang digunakan pun kurang baik.

“Tidak cukup tinggi tiangnya, sehingga kalau banjir pasti tenggelam, kalau tenggelam terus seperti itu, jembatannya ga bisa bertahan, akan mudah rusak karena terbuat dari kayu yang kurang bagus, karena memang jembatan itu dibangun pakai dana seadanya dari swadaya masyarakat,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Kades itu mengatakan, pembangunan titian melalui program TMMD kali ini sangat membantu masyarakat setempat, karena titian yang dibangun sebelumnya sudah tak layak lagi. Banyak kayu yang sudah lapuk.

“Jembatan baru itu dibangun lebih tinggi oleh mereka (TNI-AD), persis di atas jembatan sebelumnya, jembatan lama memang sudah pada rusak,” tuturnya.

Masalah jembatan memang menjadi momok bagi masyarakat di Kelurahan Petuk Katimpun. Diceritakan Kades, jembatan yang sudah berumur belasan tahun itu dibangun menggunakan bahan kayu yang mudah rapuh. Sudah ada banyak lubang. Kondisi itu cukup menyulitkan masyarakat yang menggunakannya.

“Sudah terbangun kira-kira belasan tahun. Selalu ada kejadian warga yang jatuh. Kami pun sering melapor ke pemerintah, tapi bantuan selalu datangnya terlambat. Semoga dengan adanya jembatan baru ini, tidak ada lagi kejadian-kejadian orang yang jatuh,” tambahnya.

Selain pembangunan jembatan, program nonfisik seperti pelayanan dan penyuluhan yang sudah dilaksanakan TNI dalam TMMD selama empat hari, diakui Kades sangat membantu masyarakat. Program pelayanan KB bisa membantu masyarakat agar lebih sehat dalam hidup berkeluarga. “Pelayanan KB itu membantu masyarakat yang banyak anak, agar lebih memikirkan lagi dalam hal perjalanan berkeluarganya, bagaimana dengan masa depan anak-anak,” tuturnya.

Selain penyuluhan KB, juga ada pelayanan kesehatan gratis untuk warga yang membutuhkan. Diungkapkan Kades, selama bertahun-tahun pelayanan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas pembantu (pustu) sudah tidak berjalan. Karena itu, pelayanan kesehatan gratis oleh TNI-AD ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Sebab, sejak tidak ada lagi pelayanan kesehatan di pustu terdekat, warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Program ini sangat membantu kami, karena pelayanan pustu sudah lama tidak aktif,” ucapnya.

Menanggapi perihal program TMMD oleh TNI-AD yang akan berlangsung selama sebulan, mewakili masyarakatnya Kades mengharapkan agar program-program yang dijalankan merupakan program yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat. Pihaknya meyakini bahwa kehadiran TNI-AD di tengah masyarakat Petuk Katimpun akan membawa angin segar dan perubahan. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Impian warga Kelurahan Petuk Katimpun untuk memiliki akses yang nyaman, sebentar lagi jadi kenyataan. Prajurit TNI-AD sedang membangun titian atau jembatan kayu yang membentang ratusan meter di kawasan permukiman warga di tepian Sungai Rungan. Jembatan tersebut akan mempermudah mobilitas perekonomian masyarakat.

Pembangunan jembatan titian ini merupakan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) regular ke-115. Prajurit TNI-AD dari Kodim 1016/Plk diterjunkan untuk merealisasikan program yang mengusung tema TMMD Dedikasi Terbaik Membangun Negeri. Kegiatan pembangunan fisik dan nonfisik ini berlangsung di Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya. Program ini dimulai sejak 11 Oktober lalu.

Dandim 1016/Plk Letkol Inf Frans Kishin Panjaitan mengatakan, pihaknya memang memprioritaskan pembangunan titian di wilayah Petuk Katimpun, karena masyarakat di wilayah itu membutuhkan akses yang memadai.

“Kita ketahui bersama di desa ini terdapat kurang lebih 300 kepala keluarga, satu-satunya akses yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari dan perekonomian masyarakat adalah melalui titian itu,” ucapnya.

Dandim mengatakan, sejauh ini memang sudah terdapat jembatan kayu, tapi hanya berjarak 200 meter. Tidak sampai ke ujung desa.

“Untuk itu kami tambahkan lagi 370 meter supaya bisa sampai ujung desa, sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari lebih dipermudah,” ujarnya.

Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1016 Palangka Raya Mayor Inf Muhammad Syafi’i selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, TMMD ini akan dilaksanakan selama satu bulan. Dalam upaya pengabdian itu, pihaknya telah mencetuskan sejumlah program perbaikan sarana fisik maupun nonfisik. Sejauh ini sudah berjalan empat hari kegiatan. Terhitung sejak 11-14 Oktober.

Untuk penyediaan sarana fisik, tim telah mulai melakukan pembangunan jembatan kayu atau titian yang akan membentang sepanjang 374 meter. Titian ini sebagai akses satu-satunya bagi masyarakat Petuk Katimpun, karena jembatan sebelumnya sering tergenang banjir. Selain itu, personel TNI-AD juga akan melakukan rehabilitasi sejumlah bangunan, seperti pelataran masjid, dermaga, maupun rumah warga yang tidak layak huni.

“Ini sebagai upaya kami melakukan pengabdian kepada desa yang masih sangat membutuhkan perbaikan sarana-sarana,” ucapnya.

Untuk program nonfisik, TNI-AD akan melakukan berbagai penyuluhan. Akan ada layanan kepada masyarakat setempat, seperti penyuluhan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat, penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela negara, penyuluhan stunting, posyandu dan posbindu, penyuluhan tentang karhutla, penyuluhan tentang perikanan, penyuluhan tentang bahaya narkoba, penyuluhan tentang rekrutmen prajurit TNI, serta pelayanan KB dan pengecekan kesehatan gratis.

“Kami menyadari bahwa penyuluhan dan pelayanan yang kami berikan harus sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, jadi kami cetuskan pelayanan KB dan kesehatan gratis, karena di situ banyak warga usia subur, usia 35 tahun ke bawah, sambil kami barengi penyuluhan supaya mereka tidak beranak terus, mesti ikut program KB, dua anak cukup,” jelasnya.

Dalam mewujudkan pembangunan nonfisik, selama tiga hari kegiatan berjalan, TNI-AD telah merealisasikan sejumlah program. Seperti pelayanan KB, pelayanan kesehatan gratis, dan posyandu. Terkait dengan program-program yang telah dan akan dilakukan, Syafi’i mengatakan bahwa masyarakat menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka.

“Adanya anggaran yang besar bisa lebih bermanfaat lagi, contohnya seperti pembangunan jembatan itu, sebenarnya dibutuhkan 400 meter, tapi baru bisa kami garap sepanjang 374 meter, coba kalau banyak anggaran, pasti 100 persen selesai, masyarakat pun akan sangat terbantu,” tuturnya.

Ketua RT 01/RW 01 Kelurahan Petuk Katimpun mengatakan, pembangunan titian merupakan program yang sangat membantu masyarakat setempat. Pasalnya, hanya melalui jembatan kayu itulah mobilitas masyarakat sehari-hari bisa lancar. Seperti aktivitas anak-anak sekolah maupun rutinitas warga sehari-hari. Ia mengakui bahwa sebelumnya jembatan sudah ada, tapi tidak tinggi. Mudah tergenang saat terjadi banjir. Selain itu, kualitas kayu yang digunakan pun kurang baik.

“Tidak cukup tinggi tiangnya, sehingga kalau banjir pasti tenggelam, kalau tenggelam terus seperti itu, jembatannya ga bisa bertahan, akan mudah rusak karena terbuat dari kayu yang kurang bagus, karena memang jembatan itu dibangun pakai dana seadanya dari swadaya masyarakat,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Kades itu mengatakan, pembangunan titian melalui program TMMD kali ini sangat membantu masyarakat setempat, karena titian yang dibangun sebelumnya sudah tak layak lagi. Banyak kayu yang sudah lapuk.

“Jembatan baru itu dibangun lebih tinggi oleh mereka (TNI-AD), persis di atas jembatan sebelumnya, jembatan lama memang sudah pada rusak,” tuturnya.

Masalah jembatan memang menjadi momok bagi masyarakat di Kelurahan Petuk Katimpun. Diceritakan Kades, jembatan yang sudah berumur belasan tahun itu dibangun menggunakan bahan kayu yang mudah rapuh. Sudah ada banyak lubang. Kondisi itu cukup menyulitkan masyarakat yang menggunakannya.

“Sudah terbangun kira-kira belasan tahun. Selalu ada kejadian warga yang jatuh. Kami pun sering melapor ke pemerintah, tapi bantuan selalu datangnya terlambat. Semoga dengan adanya jembatan baru ini, tidak ada lagi kejadian-kejadian orang yang jatuh,” tambahnya.

Selain pembangunan jembatan, program nonfisik seperti pelayanan dan penyuluhan yang sudah dilaksanakan TNI dalam TMMD selama empat hari, diakui Kades sangat membantu masyarakat. Program pelayanan KB bisa membantu masyarakat agar lebih sehat dalam hidup berkeluarga. “Pelayanan KB itu membantu masyarakat yang banyak anak, agar lebih memikirkan lagi dalam hal perjalanan berkeluarganya, bagaimana dengan masa depan anak-anak,” tuturnya.

Selain penyuluhan KB, juga ada pelayanan kesehatan gratis untuk warga yang membutuhkan. Diungkapkan Kades, selama bertahun-tahun pelayanan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas pembantu (pustu) sudah tidak berjalan. Karena itu, pelayanan kesehatan gratis oleh TNI-AD ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Sebab, sejak tidak ada lagi pelayanan kesehatan di pustu terdekat, warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Program ini sangat membantu kami, karena pelayanan pustu sudah lama tidak aktif,” ucapnya.

Menanggapi perihal program TMMD oleh TNI-AD yang akan berlangsung selama sebulan, mewakili masyarakatnya Kades mengharapkan agar program-program yang dijalankan merupakan program yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat. Pihaknya meyakini bahwa kehadiran TNI-AD di tengah masyarakat Petuk Katimpun akan membawa angin segar dan perubahan. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait