Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Ketika Titian yang Dirindukan Diwujudkan lewat TMMD ke-115

Tak Terdengar Lagi Tangis Balita yang Kesakitan

Selesai sudah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kelurahan Petuk Katimpun. Gairah hidup warga pun turut merekah. Titian yang dahulunya lapuk, kini tampak kukuh. Cerita-cerita menyedihkan pun tinggal kenangan.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya


“INI cucu saya, menangis pijar saat terjatuh,” ucap Jumah sambil memegang kepalanya. Warga Petuk Katimpun Bawah itu menceritakan sedikit kisah buruk tentang titian sebelum diperbaiki.

Kala itu cucunya masih berusia 18 bulan. Namanya Marsel. Balita laki-laki itu bermain di titian, tepat di depan rumah. Kemudian tak sengaja menginjak kayu yang lapuk. Terjatuh. Untungnya, air Sungai Rungan sedang surut. Kenangan buruk itu sudah tak bisa dihitung dengan jari. Ada juga balita lain yang mengalami nasib serupa Marsel.

Jumah juga pernah merasakan. Terempas ke tanah lantaran menginjak bagian papan kayu titian yang lapuk. Brukk. Tubuhnya yang tambun itu tumbang dan menghantam tanah. Apalagi tinggi titian dari tanah sekitar satu setengah meter.

Tak hanya warga sekitar yang pernah jadi korban. Pada bulan Maret lalu, tiga orang biduan bahkan sampai pingsan usai terempas ke tanah. Waktu itu sudah larut malam. Mereka berjalan menuju muara permukiman, usai menjadi pengisi acara hiburan suatu momen hajatan. Beruntung wanita-wanita berparas ayu yang mengenakan gaun pentas dan sepatu hak tinggi itu hanya mengalami luka ringan. “Kasihan saya melihat waktu itu, sampai pingsan mereka,” ungkap ibu berusia 46 tahun itu.

Kisah-kisah yang membuatnya mengelus dada, masih membekas di ingatan warga. Kini, cerita-cerita iba bagi warga Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya itu tinggal kenangan. Titian sepanjang 373 meter dengan lebar 2 meter yang dahulunya lapuk, kini telah kukuh. Pekerjaan dimulai 11 Oktober 2022 oleh satgas TMMD reguler ke-115 dari Kodim 1016/Palangka Raya. Kayu-kayu yang usang dibongkar. Diganti yang anyar. Sepekan sebelum penutupan TMMD pada 9 November 2022, titian itu sudah bagus dipandang.

Saya (penulis, red) sempat menyusuri titian itu. Bersamaan dengan mentari yang beranjak dari peraduan. Saya berjalan dari gerbang permukiman di pinggir sungai. Langkah kaki saya menapaki titian anyar itu. Suara mesin perahu menderu-deru. Saat menoleh ke kanan, seorang perempuan tua tampak sedang bermanja-manja dengan cucunya. Ada pula ibu-ibu yang duduk melingkar dan menyiang ikan saluang hasil tangkapan. Sembari mengembuskan asap rokok di samping sepeda motornya, seorang pengepul ikan terlihat sabar menunggu. Pria berkumis itu tak lagi ragu-ragu menjemput hasil tangkapan nelayan untuk dijual ke pasar.

Baca Juga :  Makam Keramat Mangkomot Menjadi Tujuan Wisata Religi

“Ya, penghasilan utama warga memang berasal dari hasil sungai. Beraneka ragam ikan endemik Kalimantan masih banyak didapatkan,” ucap Iyol, warga yang menemani saya berjalan.

Murid SDN 1 Petuk Katimpun terpaksa harus dibantu prajurit TNI untuk melintasi titian kayu saat proses perbaikan, beberapa waktu lalu. (AGUS PRAMONO/KALTENG POS)

Sejauh mata memandang, terlihat sejumlah orang mengenakan kaus paduan warna hijau, hitam, dan cokelat tua tengah bergelut dengan kayu. Bukan senjata yang dipegang, tapi gergaji dan palu. Mereka adalah prajurit dari Kodim 1016/Palangka Raya. Dibantu warga sekitar, bahu- membahu membangun ulang titian. Tak peduli kulit bakal legam karena sengatan matahari. Mengabaikan rasa dingin saat harus berendam dalam air. “Ini adalah dedikasi kami untuk masyarakat,” tegas Dandim 1016/Palangka Raya Kolonel Infanteri Frans Kishin Pandjaitan saat itu.

Salah satu program TMMD ke-115 di kelurahan yang berjarak 16 kilometer dari pusat kota ini adalah pembangunan ulang titian. Itu merupakan sasaran pokok. Warga sangat membutuhkan titian tersebut sebagai akses dalam beraktivitas sehari-hari.

Ada juga sasaran tambahan di bidang pembangunan fisik. Seperti perbaikan rumah tidak layak huni serta pengecatan bangunan masjid dan gereja. Sedangkan untuk program nonfisik berupa penyuluhan kesehatan, pelayanan kesehatan, penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhan hukum, penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela negara, serta penyuluhan rekrutmen prajurit TNI.

Untuk material pengerjaan titian, tutur Frans, pihaknya memilih kayu berkualitas. Fondasi dan tiang penyangga menggunakan kayu ulin terbaik. Sementara untuk lantai menggunakan papan kayu benuas.

“Kami berharap yang sudah dibangun ini dipelihara dan dirawat oleh warga, sehingga bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang,” tuturnya.

Senada disampaikan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin ketika meninjau lokasi bersama tim pengawasan dan evaluasi Mabes Angkatan Darat yang dipimpin Mayjen TNI Bambang Supardi.

Orang nomor satu di Palangka Raya ini mengingatkan warga Kelurahan Petuk Katimpun untuk merawat titian yang sudah dikerjakan oleh satgas TMMD ke-115 itu. “Pesan saya kepada warga Kelurahan Petuk Katimpun, hasil pelaksanaan TMMD ke-115 tahun ini dijaga dan dirawat,” ucapnya seraya berterima kasih kepada prajurit TNI yang telah bekerja keras membangun ulang titian yang usianya sudah tiga dasawarsa itu.

Baca Juga :  Kendalikan Inflasi, HUT ke 42 Kelurahan Kalampangan Berbagi Sayur

Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Yudianto Putrajaya saat bertindak sebagai inspektur upacara dalam apel penutupan 9 November 2022 menyampaikan, TMMD merupakan operasi bakti yang dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektoral bersama kementerian maupun lembaga pemerintah nonkementerian mitra TNI, dalam rangka membantu pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan di wilayah NKRI. “Saya dan kita semua mengharapkan TMMD yang telah terlaksana ini menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan rakyat,” ucapnya.

Apresiasi pun datang dari masyarakat Petuk Katimpun lintas generasi. Diutarakan dengan lantang tanpa sedikit pun keraguan. Seperti yang disampaikan anak-anak berseragam sekolah. Mereka mengucapkan terima kasih kepada TNI yang sudah mewujudkan impian mereka untuk mendapatkan titian yang layak. Kini mereka bisa berangkat maupun pulang sekolah dengan lancar. “Terima kasih TNI,” seru mereka bersamaan seraya berjalan pulang dari sekolah.

Apresiasi dan perasaan bahagia juga disampaikan Kepala SDN 1 Petuk Katimpun, Lendang. Dengan adanya titian yang layak, tenaga pendidik yang berjumlah enam orang tidak lagi harus berjalan kaki dari muara menuju sekolah maupun sebaliknya. Sudah bisa menggunakan sepeda motor.

“Program ini sangat bermanfaat. Kami tidak jauh-jauh lagi berjalan kaki menuju sekolah. Dahulu harus jalan kaki, karena kendaraan tidak bisa masuk ke area sekolah,” ucapnya.

Titian yang warga rindukan, kini sudah diwujudkan. Para biduan tak perlu ragu lagi datang menghibur masyarakat saat ada momen hajatan. Tak akan ada lagi balita terperosok dan menjerit kesakitan. Anak-anak bebas berlari tanpa ragu memandang ke depan. Perputaran ekonomi pun diyakini akan bergeliat.

“Kami mewakili warga mengapresiasi pihak TNI yang sudah memilik Petuk Katimpun sebagai lokasi kegiatan TMMD ke-115. Apa yang sudah dilaksanakan ini sangat bermanfaat bagi warga,” ucap Asriansyah selaku ketua RT 01/RW 01. (ram)

Selesai sudah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kelurahan Petuk Katimpun. Gairah hidup warga pun turut merekah. Titian yang dahulunya lapuk, kini tampak kukuh. Cerita-cerita menyedihkan pun tinggal kenangan.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya


“INI cucu saya, menangis pijar saat terjatuh,” ucap Jumah sambil memegang kepalanya. Warga Petuk Katimpun Bawah itu menceritakan sedikit kisah buruk tentang titian sebelum diperbaiki.

Kala itu cucunya masih berusia 18 bulan. Namanya Marsel. Balita laki-laki itu bermain di titian, tepat di depan rumah. Kemudian tak sengaja menginjak kayu yang lapuk. Terjatuh. Untungnya, air Sungai Rungan sedang surut. Kenangan buruk itu sudah tak bisa dihitung dengan jari. Ada juga balita lain yang mengalami nasib serupa Marsel.

Jumah juga pernah merasakan. Terempas ke tanah lantaran menginjak bagian papan kayu titian yang lapuk. Brukk. Tubuhnya yang tambun itu tumbang dan menghantam tanah. Apalagi tinggi titian dari tanah sekitar satu setengah meter.

Tak hanya warga sekitar yang pernah jadi korban. Pada bulan Maret lalu, tiga orang biduan bahkan sampai pingsan usai terempas ke tanah. Waktu itu sudah larut malam. Mereka berjalan menuju muara permukiman, usai menjadi pengisi acara hiburan suatu momen hajatan. Beruntung wanita-wanita berparas ayu yang mengenakan gaun pentas dan sepatu hak tinggi itu hanya mengalami luka ringan. “Kasihan saya melihat waktu itu, sampai pingsan mereka,” ungkap ibu berusia 46 tahun itu.

Kisah-kisah yang membuatnya mengelus dada, masih membekas di ingatan warga. Kini, cerita-cerita iba bagi warga Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya itu tinggal kenangan. Titian sepanjang 373 meter dengan lebar 2 meter yang dahulunya lapuk, kini telah kukuh. Pekerjaan dimulai 11 Oktober 2022 oleh satgas TMMD reguler ke-115 dari Kodim 1016/Palangka Raya. Kayu-kayu yang usang dibongkar. Diganti yang anyar. Sepekan sebelum penutupan TMMD pada 9 November 2022, titian itu sudah bagus dipandang.

Saya (penulis, red) sempat menyusuri titian itu. Bersamaan dengan mentari yang beranjak dari peraduan. Saya berjalan dari gerbang permukiman di pinggir sungai. Langkah kaki saya menapaki titian anyar itu. Suara mesin perahu menderu-deru. Saat menoleh ke kanan, seorang perempuan tua tampak sedang bermanja-manja dengan cucunya. Ada pula ibu-ibu yang duduk melingkar dan menyiang ikan saluang hasil tangkapan. Sembari mengembuskan asap rokok di samping sepeda motornya, seorang pengepul ikan terlihat sabar menunggu. Pria berkumis itu tak lagi ragu-ragu menjemput hasil tangkapan nelayan untuk dijual ke pasar.

Baca Juga :  Makam Keramat Mangkomot Menjadi Tujuan Wisata Religi

“Ya, penghasilan utama warga memang berasal dari hasil sungai. Beraneka ragam ikan endemik Kalimantan masih banyak didapatkan,” ucap Iyol, warga yang menemani saya berjalan.

Murid SDN 1 Petuk Katimpun terpaksa harus dibantu prajurit TNI untuk melintasi titian kayu saat proses perbaikan, beberapa waktu lalu. (AGUS PRAMONO/KALTENG POS)

Sejauh mata memandang, terlihat sejumlah orang mengenakan kaus paduan warna hijau, hitam, dan cokelat tua tengah bergelut dengan kayu. Bukan senjata yang dipegang, tapi gergaji dan palu. Mereka adalah prajurit dari Kodim 1016/Palangka Raya. Dibantu warga sekitar, bahu- membahu membangun ulang titian. Tak peduli kulit bakal legam karena sengatan matahari. Mengabaikan rasa dingin saat harus berendam dalam air. “Ini adalah dedikasi kami untuk masyarakat,” tegas Dandim 1016/Palangka Raya Kolonel Infanteri Frans Kishin Pandjaitan saat itu.

Salah satu program TMMD ke-115 di kelurahan yang berjarak 16 kilometer dari pusat kota ini adalah pembangunan ulang titian. Itu merupakan sasaran pokok. Warga sangat membutuhkan titian tersebut sebagai akses dalam beraktivitas sehari-hari.

Ada juga sasaran tambahan di bidang pembangunan fisik. Seperti perbaikan rumah tidak layak huni serta pengecatan bangunan masjid dan gereja. Sedangkan untuk program nonfisik berupa penyuluhan kesehatan, pelayanan kesehatan, penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhan hukum, penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela negara, serta penyuluhan rekrutmen prajurit TNI.

Untuk material pengerjaan titian, tutur Frans, pihaknya memilih kayu berkualitas. Fondasi dan tiang penyangga menggunakan kayu ulin terbaik. Sementara untuk lantai menggunakan papan kayu benuas.

“Kami berharap yang sudah dibangun ini dipelihara dan dirawat oleh warga, sehingga bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang,” tuturnya.

Senada disampaikan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin ketika meninjau lokasi bersama tim pengawasan dan evaluasi Mabes Angkatan Darat yang dipimpin Mayjen TNI Bambang Supardi.

Orang nomor satu di Palangka Raya ini mengingatkan warga Kelurahan Petuk Katimpun untuk merawat titian yang sudah dikerjakan oleh satgas TMMD ke-115 itu. “Pesan saya kepada warga Kelurahan Petuk Katimpun, hasil pelaksanaan TMMD ke-115 tahun ini dijaga dan dirawat,” ucapnya seraya berterima kasih kepada prajurit TNI yang telah bekerja keras membangun ulang titian yang usianya sudah tiga dasawarsa itu.

Baca Juga :  Kendalikan Inflasi, HUT ke 42 Kelurahan Kalampangan Berbagi Sayur

Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Yudianto Putrajaya saat bertindak sebagai inspektur upacara dalam apel penutupan 9 November 2022 menyampaikan, TMMD merupakan operasi bakti yang dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektoral bersama kementerian maupun lembaga pemerintah nonkementerian mitra TNI, dalam rangka membantu pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan di wilayah NKRI. “Saya dan kita semua mengharapkan TMMD yang telah terlaksana ini menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan rakyat,” ucapnya.

Apresiasi pun datang dari masyarakat Petuk Katimpun lintas generasi. Diutarakan dengan lantang tanpa sedikit pun keraguan. Seperti yang disampaikan anak-anak berseragam sekolah. Mereka mengucapkan terima kasih kepada TNI yang sudah mewujudkan impian mereka untuk mendapatkan titian yang layak. Kini mereka bisa berangkat maupun pulang sekolah dengan lancar. “Terima kasih TNI,” seru mereka bersamaan seraya berjalan pulang dari sekolah.

Apresiasi dan perasaan bahagia juga disampaikan Kepala SDN 1 Petuk Katimpun, Lendang. Dengan adanya titian yang layak, tenaga pendidik yang berjumlah enam orang tidak lagi harus berjalan kaki dari muara menuju sekolah maupun sebaliknya. Sudah bisa menggunakan sepeda motor.

“Program ini sangat bermanfaat. Kami tidak jauh-jauh lagi berjalan kaki menuju sekolah. Dahulu harus jalan kaki, karena kendaraan tidak bisa masuk ke area sekolah,” ucapnya.

Titian yang warga rindukan, kini sudah diwujudkan. Para biduan tak perlu ragu lagi datang menghibur masyarakat saat ada momen hajatan. Tak akan ada lagi balita terperosok dan menjerit kesakitan. Anak-anak bebas berlari tanpa ragu memandang ke depan. Perputaran ekonomi pun diyakini akan bergeliat.

“Kami mewakili warga mengapresiasi pihak TNI yang sudah memilik Petuk Katimpun sebagai lokasi kegiatan TMMD ke-115. Apa yang sudah dilaksanakan ini sangat bermanfaat bagi warga,” ucap Asriansyah selaku ketua RT 01/RW 01. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/