Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Pemprov Kalteng Distribusi Bantuan Sembako ke Barito

PALANGKA RAYA-Pemerintah provinsi (pemprov) memberikan perhatian serius kepada masyarakat korban bencana alam. Kali ini 30 ribu paket sembako disalurkan untuk masyarakat terdampak banjir di daerah sepanjang aliran Sungai Barito. Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo secara simbolis melepas bantuan tersebut di halaman Kantor Gubernur Kalteng, Senin (12/12/2022).

Edy mengatakan, hingga Minggu (11/12) masih terdapat tiga kabupaten yang terendam banjir, yakni Kabupaten Murung Raya, Barito Selatan, dan Barito Utara, dengan jumlah wilayah yang terendam banjir sebanyak 8 kecamatan, 33 desa/kelurahan dan jumlah terdampak 12.271 jiwa, 6.568 kepala keluarga (KK).

“Kami mengirimkan bantuan sembako ini dengan harapan bisa meringankan beban masyarakat, jangan sampai mereka mengalami kesulitan karena bencana banjir ini, terpenting adalah penanganan pascabanjir, bagaimana agar bisa mengembalikan semangat mereka untuk beraktivitas seperti sebelumnya,” ucapnya.

Penyaluran bantuan kali ini dibantu tim Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kalteng dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadyah (Kokam) Kalteng. Sebanyak puluhan ribu paket bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat di tiga kabupaten sepanjang aliran Sungai Barito, dengan jumlah yang diterima masing-masing kabupaten sebanyak 10.000 paket.

Baca Juga :  Besok, Batas Akhir Pelunasan Biaya Haji

Kali ini Kabupaten Barito Utara menjadi wilayah terparah terendam banjir. Ketinggian air bahkan mencapai 2 meter, tepatnya di wilayah Desa Montalat.

Sejauh ini Pemprov Kalteng, didukung polda, korem, kejaksaan, dan ormas telah mendistribusikan bantuan kepada seluruh keluarga terdampak banjir di 9 kabupaten dan 1 kota. Meliputi Kabupaten Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Kapuas, dan Kota Palangka Raya. Melalui ormas, bantuan dikirimkan ke Kabupaten Katingan dan Kapuas. Hingga kemarin, total paket bantuan yang didistribusikan sekitar 78.000 paket.

Dijelaskannya, pemerintah juga akan melakukan rehabilitasi fasilitas umum melalui program disperkimtan provinsi, yang akan dijalankan pada 2023 mendatang.

 

“Akan ada rehabilitasi pasca banjir terhadap sarana dan fasilitas umum, seperti jalan dan lainnya,” ucapnya.

Terpisah, Kepala BPBD Kalteng Faleri Tuwan menyampaikan bahwa kondisi banjir di tiap daerah berbeda-beda, tergantung kontur tanah dan curah hujan. Musibah banjir terjadi bergantian tiap kota dan kabupaten. Dimulai dari Gunung Emas, disusul wilayah barat, lalu wilayah di sepanjang aliran Sungai Barito. Bahkan di beberapa daerah banjir terjadi hingga dua kali, seperti di Palangka Raya dan Barito Utara. Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami banjir terlama.

Baca Juga :   Kapolda Kalteng Minta Penanganan Banjir di Kobar Dimaksimalkan

“Di Kalteng ini beda dengan daerah lain, di mana periode kedua banjir dimulai September, daerah yang mengalami banjir bergantian, mulai dari Gunung Mas, wilayah barat, lalu wilayah DAS Barito,” bebernya.

Faleri juga menyinggung program jangka panjang penanganan banjir, yakni relokasi permukiman masyarakat. Program ini merupakan program nasional. Namun dalam pelaksanaan, perlu melibatkan semua pihak terkait, termasuk masyarakat.

“Dalam pelaksanaan tentu saja akan ada kendala, padahal kami ingin warga yang tinggal di daerah yang sering terjadi banjir pindah ke wilayah yang lebih aman, tapi kami tidak bisa memaksa kalau warga memutuskan untuk bertahan,” tambah Faleri.

Program relokasi permukiman ini akan terus diupayakan oleh pemerintah untuk direalisasikan, berdasarkan kajian dan wacana yang sudah dipersiapkan. (irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Pemerintah provinsi (pemprov) memberikan perhatian serius kepada masyarakat korban bencana alam. Kali ini 30 ribu paket sembako disalurkan untuk masyarakat terdampak banjir di daerah sepanjang aliran Sungai Barito. Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo secara simbolis melepas bantuan tersebut di halaman Kantor Gubernur Kalteng, Senin (12/12/2022).

Edy mengatakan, hingga Minggu (11/12) masih terdapat tiga kabupaten yang terendam banjir, yakni Kabupaten Murung Raya, Barito Selatan, dan Barito Utara, dengan jumlah wilayah yang terendam banjir sebanyak 8 kecamatan, 33 desa/kelurahan dan jumlah terdampak 12.271 jiwa, 6.568 kepala keluarga (KK).

“Kami mengirimkan bantuan sembako ini dengan harapan bisa meringankan beban masyarakat, jangan sampai mereka mengalami kesulitan karena bencana banjir ini, terpenting adalah penanganan pascabanjir, bagaimana agar bisa mengembalikan semangat mereka untuk beraktivitas seperti sebelumnya,” ucapnya.

Penyaluran bantuan kali ini dibantu tim Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kalteng dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadyah (Kokam) Kalteng. Sebanyak puluhan ribu paket bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat di tiga kabupaten sepanjang aliran Sungai Barito, dengan jumlah yang diterima masing-masing kabupaten sebanyak 10.000 paket.

Baca Juga :  Besok, Batas Akhir Pelunasan Biaya Haji

Kali ini Kabupaten Barito Utara menjadi wilayah terparah terendam banjir. Ketinggian air bahkan mencapai 2 meter, tepatnya di wilayah Desa Montalat.

Sejauh ini Pemprov Kalteng, didukung polda, korem, kejaksaan, dan ormas telah mendistribusikan bantuan kepada seluruh keluarga terdampak banjir di 9 kabupaten dan 1 kota. Meliputi Kabupaten Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Kapuas, dan Kota Palangka Raya. Melalui ormas, bantuan dikirimkan ke Kabupaten Katingan dan Kapuas. Hingga kemarin, total paket bantuan yang didistribusikan sekitar 78.000 paket.

Dijelaskannya, pemerintah juga akan melakukan rehabilitasi fasilitas umum melalui program disperkimtan provinsi, yang akan dijalankan pada 2023 mendatang.

 

“Akan ada rehabilitasi pasca banjir terhadap sarana dan fasilitas umum, seperti jalan dan lainnya,” ucapnya.

Terpisah, Kepala BPBD Kalteng Faleri Tuwan menyampaikan bahwa kondisi banjir di tiap daerah berbeda-beda, tergantung kontur tanah dan curah hujan. Musibah banjir terjadi bergantian tiap kota dan kabupaten. Dimulai dari Gunung Emas, disusul wilayah barat, lalu wilayah di sepanjang aliran Sungai Barito. Bahkan di beberapa daerah banjir terjadi hingga dua kali, seperti di Palangka Raya dan Barito Utara. Sukamara menjadi kabupaten yang mengalami banjir terlama.

Baca Juga :   Kapolda Kalteng Minta Penanganan Banjir di Kobar Dimaksimalkan

“Di Kalteng ini beda dengan daerah lain, di mana periode kedua banjir dimulai September, daerah yang mengalami banjir bergantian, mulai dari Gunung Mas, wilayah barat, lalu wilayah DAS Barito,” bebernya.

Faleri juga menyinggung program jangka panjang penanganan banjir, yakni relokasi permukiman masyarakat. Program ini merupakan program nasional. Namun dalam pelaksanaan, perlu melibatkan semua pihak terkait, termasuk masyarakat.

“Dalam pelaksanaan tentu saja akan ada kendala, padahal kami ingin warga yang tinggal di daerah yang sering terjadi banjir pindah ke wilayah yang lebih aman, tapi kami tidak bisa memaksa kalau warga memutuskan untuk bertahan,” tambah Faleri.

Program relokasi permukiman ini akan terus diupayakan oleh pemerintah untuk direalisasikan, berdasarkan kajian dan wacana yang sudah dipersiapkan. (irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/