Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Pedagang Lato-Lato Laris Manis

PALANGKA RAYA – Sejak dua minggu terakhir pedagang lato-lato banjir pembeli. Setiap harinya dari puluhan hingga ratusan orang, dari anak-anak hingga dewasa, membeli lato-lato. Seorang pedagang mainan di kompleks pertokoan seberang Pasar Kahayan bernama Nurlina mengaku telah berjualan lato-lato beberapa waktu setelah viral, menyetok dari agen mainan yang berbasis di Pasar Besar.

“Kami menyetok mainan lato-lato ini baru sejak pas mainan ini viral, kira-kira di akhir tahun kemarin, jadi baru dua mingguan lah,” bebernya kepada Kalteng Pos saat dijumpai di tokonya, Sabtu (7/1/2023).

Nurlina menyebut ia membanderol harga lato-lato di tokonya seharga Rp15 ribu. Dengan kualitas yang baik, yaitu bola bandul berwarna terang yang dapat menyala ketika lampu redup. “Sebelumnya juga ada yang Rp10 ribuan, tapi sudah habis dibeli,” tambahnya.

Saban hari, lanjut wanita berusia 37 tahun itu, tokonya ramai didatangi pembeli untuk membeli lato-lato. Mayoritas pembeli adalah anak-anak didampingi orangtua mereka. Per harinya bisa meraup omzet hingga jutaan hanya dengan menjual lato-lato.

Baca Juga :  Pemerintah Kalteng Tingkatkan SDM Koperasi dan UMKM

“Dalam satu hari saya banyak sekali didatangi pembeli untuk beli latto-latto, saya tidak bisa menghitung sangking banyaknya, tapi ada sekitar 100-200 orang kira-kira, omzet yang saya dapat dalam satu hari bahkan bisa sampai dua jutaan, hanya dengan menjual latto-latto saja,” bebernya.

Karena gandrungnya mainan itu, ia harus berulang kali memperbanyak stok di toko mainannya. “Sangking seringnya kami menyetok, saya sampai lupa sudah berapa kali,” ujarnya.

Berbeda dengan penjual mainan di daerah Kompleks Mendawai VII bernama Isti, ia telah menjual mainan bandul itu jauh sebelum viral. Kira-kira sejak bulan Oktober tahun kemarin. Isti mengaku tidak ia sama sekali tidak menaikkan harga atas lato-lato yang ia jual.

Baca Juga :  Launching Sekretariat Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Kalteng

“Sebelum atau setelah viral harganya sama, yang menaikkan itu biasanya pedagang di pasar, kalau kami sendiri tidak,” bebernya saat ditemui Kalteng Pos.

Isti menyebut ia menjual lato-lato dalam tiga klasifikasi, ada jenis lato-lato dengan ukuran kecil, sedang, hingga besar. “Ada yang harga 10 ribuan bentuknya kecil, ada yang 12 ribuan berukuran sedang warnanya terang, ada yang 15 ribu berukuran besar warna terang,” jelasnya.

Tak hanya penjual eceran, penjual lato-lato untuk melayani pembelian banyak atau partai juga laris manis. Seperti pedagang di Toko Usaha Baru di Jalan Jawa Komplek Pasar Besar. Pascaviral, sdah menjual 20.000 lebih lato-lato sejak dua bulan yang lalu sampai dengan sekarang.

Stok lato-lato di tokonya lebih 500 biji. Harga jualnya pun bervariasi. Tentunya, harga melonjak tinggi.

“Sebelum viral harganya cuma Rp4.000, setelah viral melonjak jadi Rp8.000,”ujarnya.(*rid/dan/ram)

PALANGKA RAYA – Sejak dua minggu terakhir pedagang lato-lato banjir pembeli. Setiap harinya dari puluhan hingga ratusan orang, dari anak-anak hingga dewasa, membeli lato-lato. Seorang pedagang mainan di kompleks pertokoan seberang Pasar Kahayan bernama Nurlina mengaku telah berjualan lato-lato beberapa waktu setelah viral, menyetok dari agen mainan yang berbasis di Pasar Besar.

“Kami menyetok mainan lato-lato ini baru sejak pas mainan ini viral, kira-kira di akhir tahun kemarin, jadi baru dua mingguan lah,” bebernya kepada Kalteng Pos saat dijumpai di tokonya, Sabtu (7/1/2023).

Nurlina menyebut ia membanderol harga lato-lato di tokonya seharga Rp15 ribu. Dengan kualitas yang baik, yaitu bola bandul berwarna terang yang dapat menyala ketika lampu redup. “Sebelumnya juga ada yang Rp10 ribuan, tapi sudah habis dibeli,” tambahnya.

Saban hari, lanjut wanita berusia 37 tahun itu, tokonya ramai didatangi pembeli untuk membeli lato-lato. Mayoritas pembeli adalah anak-anak didampingi orangtua mereka. Per harinya bisa meraup omzet hingga jutaan hanya dengan menjual lato-lato.

Baca Juga :  Pemerintah Kalteng Tingkatkan SDM Koperasi dan UMKM

“Dalam satu hari saya banyak sekali didatangi pembeli untuk beli latto-latto, saya tidak bisa menghitung sangking banyaknya, tapi ada sekitar 100-200 orang kira-kira, omzet yang saya dapat dalam satu hari bahkan bisa sampai dua jutaan, hanya dengan menjual latto-latto saja,” bebernya.

Karena gandrungnya mainan itu, ia harus berulang kali memperbanyak stok di toko mainannya. “Sangking seringnya kami menyetok, saya sampai lupa sudah berapa kali,” ujarnya.

Berbeda dengan penjual mainan di daerah Kompleks Mendawai VII bernama Isti, ia telah menjual mainan bandul itu jauh sebelum viral. Kira-kira sejak bulan Oktober tahun kemarin. Isti mengaku tidak ia sama sekali tidak menaikkan harga atas lato-lato yang ia jual.

Baca Juga :  Launching Sekretariat Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Kalteng

“Sebelum atau setelah viral harganya sama, yang menaikkan itu biasanya pedagang di pasar, kalau kami sendiri tidak,” bebernya saat ditemui Kalteng Pos.

Isti menyebut ia menjual lato-lato dalam tiga klasifikasi, ada jenis lato-lato dengan ukuran kecil, sedang, hingga besar. “Ada yang harga 10 ribuan bentuknya kecil, ada yang 12 ribuan berukuran sedang warnanya terang, ada yang 15 ribu berukuran besar warna terang,” jelasnya.

Tak hanya penjual eceran, penjual lato-lato untuk melayani pembelian banyak atau partai juga laris manis. Seperti pedagang di Toko Usaha Baru di Jalan Jawa Komplek Pasar Besar. Pascaviral, sdah menjual 20.000 lebih lato-lato sejak dua bulan yang lalu sampai dengan sekarang.

Stok lato-lato di tokonya lebih 500 biji. Harga jualnya pun bervariasi. Tentunya, harga melonjak tinggi.

“Sebelum viral harganya cuma Rp4.000, setelah viral melonjak jadi Rp8.000,”ujarnya.(*rid/dan/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/