SAMPIT – Penanganan kasus stunting harus dilakukan secara konvergensi, sehingga pemerintah desa diharapkan bergotong royong menurunkan stunting di daerah setempat. Demikian disampaikan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor dalam sebuah acara, Rabu (18/1).
“Stunting ini harus ditangani bersama, baik oleh OPD maupun pemerintah desa secara bersama-sama,” tegas bupati.
Dia menyebutkan, program pemberian makanan tambahan salah satu yang dilakukan pemerintah daerah dalam penurunan angka stunting di tahun 2023. Kepala desa diintruksikan menyiapkan anggaran melalui dana desa untuk memberikan makanan kaya protein buat ibu hamil, bayi dan balita.
“Kepala desa sudah saya minta untuk siapkan anggaran melalui dana desa untuk memberikan makanan kaya protein. Alhamdulillah semua desa sudah menggarkan dana tersebut,” tandasnya.
Diharapkan, kata bupati dana yang di anggarakan desa bisa mendukung program pemerintah dalam hal penurunan angka stunting di Kabupaten Kotim.
Bupati menyebutkan, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah daerah dalam rangka percepatan penurunan kasus stunting. Upaya itu membuahkan hasil dengan turunnya angka stunting dari tahun ke tahun.
Menurut dia, penanganan stunting Kotim selama ini diakui sudah sangat baik, karena yang bekerja tidak hanya satu instansi saja tetapi hingga beberapan instansi secara keroyokan.
“Ini terbukti dalam penanganan stunting Kotim mendapat penghargaan pertama secara nasional. Artinya yang kita lakukan selama ini sudah sangat baik,” terangnya.
Stunting atau orang gagal tumbuh ternyata bukan hanya bisa terjadi pada orang yang ekonominya lemah, tetapi termasuk orang yang berkecukupan juga bisa saja mengalaminya, jika tidak diberikan asupan giji dan makanan yang baik dan teratur. (sli/ans)