PALANGKA RAYA-Tiap akhir pekan, masyarakat Kota Palangka Raya memadati lokasi car free day (CFD) di Jalan Yos Sudarso. Aktivitas yang dilaksanakan selama ini di kawasan tersebut dinilai menghambat mobilitas. Karena itu, instansi terkait menyarankan kepada pengurus untuk memindah lokasi CFD ke tempat yang lebih representatif.
Menyikapi saran untuk memindahkan lokasi CFD, Ketua CFD Kota Palangka Raya Chandra Ardinata mengatakan, sejak awal tahun ini pihaknya selaku pengurus CFD sudah diarahkan oleh dinas terkait untuk melakukan pemindahan lokasi kegiatan.
“Kenapa pindah, karena jalan Yos Sudarso itu kan lalu lintasnya sangat ramai, beberapa dinas, seperti dinas perhubungan provinsi dan kota juga menyarankan untuk dilakukan relokasi, sambil menunggu Bundaran Besar selesai direhab,” beber Chandra kepada Kalteng Pos, Sabtu (6/5/2023).
Ada tiga lokasi alternatif untuk pemindahan kegiatan CFD tersebut. Yakni Jalan Yos Sudarso ujung, Lapangan Sanaman Mantikei, dan Stadion Tuah Pahoe. “Itu saran saja, tapi tidak tertutup kemungkinan jika ada tempat lain yang cocok, rencana awal tahun kemarin mau dipindahkan, tapi karena satu dan lain hal belum bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Chandra menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DISKOP UKM) Kalteng selaku pembina kegiatan CFD. Dari hasil koordinasi, ada pertimbangan lokasi CFD dipindahkan ke Jalan Willem AS.
“Kalau dibandingkan dengan lokasi-lokasi lain, lebih aman dipindahkan kegiatan CFD ke Jalan Willem AS, karena pada hari Minggu jalan itu sepi, lalu tidak menutup jalan utama seperti halnya di Jalan RTA Milono, Jalan G Obos, dan Jalan Yos Sudarso,” bebernya.
Chandra mengatakan, saat mengikuti agenda buka puasa bersama dengan Diskop UKM Kalteng pada Ramadan lalu, pihaknya sudah menyepakati bahwa kegiatan CFD tiap Minggu akan dipindahkan ke Jalan Willem AS.
“Ramadan kemarin dalam acara buka puasa bersama, kami bertemu dengan kepala Diskop UKM Kalteng, konfirmasi dengan beliau, lalu diumumkanlah oleh beliau agar kegiatan CFD dipindah ke Jalan Willem AS,” ujarnya. “Kami juga koordinasi dengan semua dinas yang kantornya ada di sekitar itu, mereka mengizinkan, sudah kami datangi satu per satu,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Chandra, pihaknya berkoordinasi dengan Sekda Kalteng. Disarankan agar pemindahan tersebut ditunda dahulu.
“Beliau (Sekda Kalteng, red) tidak menyarankan untuk tidak pindah, tapi beliau minta untuk jangan terburu-buru pindah, kalau bisa ditunda dulu, karena perihal pemindahan CFD ini akan dikaji lebih dalam lagi, apalagi tak lama lagi Bundaran Besar selesai direnovasi,” bebernya.
Dikatakan Chandra, untuk sementara waktu kegiatan CFD akan tetap dilaksanakan di Jalan Yos Sudarso. “Untuk pemindahan masih menunggu koordinasi dan arahan dari pemerintah, kami akan ikuti saja arahan dari pemerintah,” tandasnya.
Menanggapi kabar soal pemindahan lokasi CFD dari Jalan Yos Sudarso ke Jalan Willem AS, muncul pro kontra di antara para pedagang yang biasa berjualan di kawasan CFD. Ada yang setuju dan yang tidak. Seperti yang diutarakan Anisa selaku pedagang aksesori, boneka, dan mainan. Ia tidak setuju dengan wacana pemindahan tersebut, karena menurutnya Jalan Willem AS tidak cukup lebar untuk dijadikan kawasan CFD.
“Sebenarnya untuk pemindahan CFD ke tempat yang baru itu saya kurang tahu sih, tapi kabarnya akan dipindahkan ke Jalan Willem AS. Saya pribadi sih kurang setuju ya kalau pindah ke sana. Apalagi saya sering lewat di sana, jalan itu bisa dibilang sempit kalau untuk lokasi CFD, karena para pedagang UMKM yang berjualan cukup banyak. Takutnya nanti malah desak-desakan. Belum lagi untuk lokasi parkirnya,” kata Anisa saat ditemui, Minggu (7/5).
Wanita yang sudah lima tahun menjalankan Aroha itu lebih memilih Jalan Yos Sudarso sebagai lokasi CFD karena pelanggan tetapnya sudah tahu posisi lapak jualannya. Namun jika pemindahan lokasi CFD tetap direalisasikan, mau tak mau ia ikut pindah dan harus menginformasikan pelanggan tetapnya mengenai lokasi lapak dagangnya agar mudah ditemukan.
Hal yang sama juga diutarakan Della. Pengunjung CFD ini kurang setuju jika lokasi CFD harus dipindahkan ke Jalan Willem AS, karena lokasinya makin jauh. Khususnya bagi para pembeli yang merupakan kalangan muda dan mahasiswa yang tinggal di sekitar Jalan G Obos dan Yos Sudarso.
“Oh, mengenai pemindahan CFD ke Jalan Willem kah, dengar-dengar kabar sih katanya memang mau dipindahkan ke sana, tapi gak jadi gitu, tidak tahu lah, kalau boleh jujur sih sebenarnya saya pribadi kurang setuju,” ujarnya.
Sementara itu, Devina anggota Asian Medika students Association (AMSA) dari Fakultas Kedokteran menuturkan, pemindahan CFD dinilai kurang efektif, karena Jalan Willem AS tidak cukup luas, sehingga dapat menimbulkan kerumunan.
“Kurang setuju sih kalau lokasi CFD dipindahkan ke Jalan Willem, karena menurut aku jalannya itu sempit dan rutenya itu enggak panjang, kalo di sini kan ada space antar-stan, jadi orang bisa jalan sambil lihat-lihat, kurang efesien aja misalnya dipindahkan, tapi kalo sekadar buat olahraga masih bisalah,” kata Devina sambil menunjuk beberapa stan pedagang di sekitarnya, Minggu (7/5).
Sementara itu, Sofi yang merupakan penjual donat yang sudah berjualan selama tujuh tahun, juga menyatakan tidak setuju terhadap rencana pemindahan tersebut.
“Kami jualan ini rata-rata punya pelanggan tetap, jadi kalau dipindahkan, pasti posisi jualan kami juga berpindah, otomatis kami harus memberi tahu pelanggan posisi kami yang baru, belum tentu juga pelanggan itu bisa menemukan dengan mudah,” ucapnya. (dan/*mut/*wls/ce/ala)