Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Dokter Ungkap Efek Diabetes pada Perempuan

DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Sidartawan Soegondo mengatakan, efek diabetes pada perempuan lebih buruk dibandingkan pria. Salah satunya karena perubahan hormon seperti saat menstruasi hingga menopause sehingga gula darah lebih sulit dikontrol.

Diabetes mempengaruhi pria dan perempuan itu sama sebenarnya. Tapi efeknya atau akibatnya bagi perempuan itu lebih buruk,” kata Sidartawan yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu seperti dilansir dari Antara, Minggu (4/6).

Menurut dokter yang menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, perempuan dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena depresi dibandingkan pria. Kemudian, perempuan dengan diabetes juga mengalami peningkatan risiko jantung.

Baca Juga :  Makanan Manis Bisa Sebabkan Gigi Berlubang

”Perempuan pra-menopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50 persen lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria,” ujar Sidartawan.

Perempuan lanjut usia dengan diabetes melitus tipe dua dan penyakit ginjal stadium akhir memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Perempuan juga berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik.

Lebih lanjut, kata Sidartawan, diabetes juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi seorang perempuan menjadi tidak teratur atau sebaliknya menstruasi juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes. Penelitian dan pasien-pasien menyadari bahwa gula darah cenderung meningkat di fase luteal yang terjadi dua minggu sebelum masa menstruasi.

Baca Juga :  Perkuat Sektor Kesehatan di Kalteng

Perempuan yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya juga mungkin saja terkena diabetes ketika hamil, yang disebut sebagai diabetes gestasional. Meski biasanya hilang setelah melahirkan, diabetes gestasional meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari atau pada kehamilan berikutnya.

”Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes,” papar Sidartawan.

Untuk itu, Sidartawan menganjurkan para perempuan agar meluangkan waktu merawat diri sendiri. Di antaranya dengan makan makanan bergizi seimbang serta berolahraga secara teratur.

”Komunikasi yang baik dengan dokter mengenai efek diabetes terhadap kesehatan perempuan juga penting,” ucap Sidartawan. (*)

DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Sidartawan Soegondo mengatakan, efek diabetes pada perempuan lebih buruk dibandingkan pria. Salah satunya karena perubahan hormon seperti saat menstruasi hingga menopause sehingga gula darah lebih sulit dikontrol.

Diabetes mempengaruhi pria dan perempuan itu sama sebenarnya. Tapi efeknya atau akibatnya bagi perempuan itu lebih buruk,” kata Sidartawan yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu seperti dilansir dari Antara, Minggu (4/6).

Menurut dokter yang menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, perempuan dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena depresi dibandingkan pria. Kemudian, perempuan dengan diabetes juga mengalami peningkatan risiko jantung.

Baca Juga :  Makanan Manis Bisa Sebabkan Gigi Berlubang

”Perempuan pra-menopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50 persen lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria,” ujar Sidartawan.

Perempuan lanjut usia dengan diabetes melitus tipe dua dan penyakit ginjal stadium akhir memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Perempuan juga berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik.

Lebih lanjut, kata Sidartawan, diabetes juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi seorang perempuan menjadi tidak teratur atau sebaliknya menstruasi juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes. Penelitian dan pasien-pasien menyadari bahwa gula darah cenderung meningkat di fase luteal yang terjadi dua minggu sebelum masa menstruasi.

Baca Juga :  Perkuat Sektor Kesehatan di Kalteng

Perempuan yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya juga mungkin saja terkena diabetes ketika hamil, yang disebut sebagai diabetes gestasional. Meski biasanya hilang setelah melahirkan, diabetes gestasional meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari atau pada kehamilan berikutnya.

”Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes,” papar Sidartawan.

Untuk itu, Sidartawan menganjurkan para perempuan agar meluangkan waktu merawat diri sendiri. Di antaranya dengan makan makanan bergizi seimbang serta berolahraga secara teratur.

”Komunikasi yang baik dengan dokter mengenai efek diabetes terhadap kesehatan perempuan juga penting,” ucap Sidartawan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/