Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Monitoring Penurunan Kasus Stunting

PALANGKA RAYA-Jajaran pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Kalteng melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Murung Raya (Mura). Hal ini dalam rangka untuk menggali informasi terkait upaya pemda setempat melakukan percepatan penurunan kasus stunting.
Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Siti Nafsiah mengatakan kunjungan kerja ini sangat penting, sebab berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sejumlah daerah di Kalteng yang sebelumnya memiliki prevalensi stunting tinggi bisa menurun cukup signifikan dan ada juga yang mengalami kenaikan.
“Daerah yang prevalensi stuntingnya menurun itu di antaranya Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Kotawaringin Timur dan Barito Timur. Sedangkan, ada beberapa daerah yang prevalensi stuntingnya meningkat seperti Barito Selatan, Seruyan dan Mura pastinya,” ungkapnya, Jumat (9/6).
Pada kunjungan kerja itu, Komisi III pun mendengarkan penjelasan dari Pemkab Mura melalui Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten setempat terkait upaya dalam menangani stunting khususnya di Kabupaten Mura.
Satgas melalui Tim Pendamping Keluarga dan Kader Pembangunan Manusia telah melakukan berbagai aksi konvergensi terintegrasi pada 15 kelurahan atau desa sebagai lokus intervensi stunting untuk tahun 2022 dan 6 Desa lokus pada tahun 2023.
Sehingga, total desa lokus tersebut yakni sebanyak 21 Desa, melalui pelaksanaan program-program yang sudah dijalankan dalam rangka memastikan pencapaian tujuan program sebagaimana yang diharapkan, berupa intervensi terhadap 64 indikator.
Program atau kegiatan yang dilakukan bisa lebih efektif dalam rangka percepatan penurunan stunting yaitu dengan melakukan pendataan secara terpadu misalnya data balita stunting by name by address, sehingga program atau kegiatan yang dilakukan bisa tepat sasaran dan efektif dalam menanggulangi dan menurunkan stunting.
Hal tersebut dilakukan karena selama ini pendataan belum dilakukan secara terpadu, sehingga balita stunting tidak teridentifikasi secara jelas dan pasti, hanya berupa data gambaran umum saja, tidak berdasarkan by name by address balita stunting.
“Berdasarkan informasi yang kita dapatkan itu, harapan kita pastinya upaya percepatan penurunan stunting di Mura bisa berjalan dengan baik. Kita akan terus mendorong pemkab setempat agar terus menjalankan program yang benar-benar tepat untuk menurunkan stunting,” tandasnya. (irj/ans)

Baca Juga :  Pemenuhan Pangan Daerah Perlu Terus Dikembangkan

PALANGKA RAYA-Jajaran pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Kalteng melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Murung Raya (Mura). Hal ini dalam rangka untuk menggali informasi terkait upaya pemda setempat melakukan percepatan penurunan kasus stunting.
Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Siti Nafsiah mengatakan kunjungan kerja ini sangat penting, sebab berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sejumlah daerah di Kalteng yang sebelumnya memiliki prevalensi stunting tinggi bisa menurun cukup signifikan dan ada juga yang mengalami kenaikan.
“Daerah yang prevalensi stuntingnya menurun itu di antaranya Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Kotawaringin Timur dan Barito Timur. Sedangkan, ada beberapa daerah yang prevalensi stuntingnya meningkat seperti Barito Selatan, Seruyan dan Mura pastinya,” ungkapnya, Jumat (9/6).
Pada kunjungan kerja itu, Komisi III pun mendengarkan penjelasan dari Pemkab Mura melalui Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten setempat terkait upaya dalam menangani stunting khususnya di Kabupaten Mura.
Satgas melalui Tim Pendamping Keluarga dan Kader Pembangunan Manusia telah melakukan berbagai aksi konvergensi terintegrasi pada 15 kelurahan atau desa sebagai lokus intervensi stunting untuk tahun 2022 dan 6 Desa lokus pada tahun 2023.
Sehingga, total desa lokus tersebut yakni sebanyak 21 Desa, melalui pelaksanaan program-program yang sudah dijalankan dalam rangka memastikan pencapaian tujuan program sebagaimana yang diharapkan, berupa intervensi terhadap 64 indikator.
Program atau kegiatan yang dilakukan bisa lebih efektif dalam rangka percepatan penurunan stunting yaitu dengan melakukan pendataan secara terpadu misalnya data balita stunting by name by address, sehingga program atau kegiatan yang dilakukan bisa tepat sasaran dan efektif dalam menanggulangi dan menurunkan stunting.
Hal tersebut dilakukan karena selama ini pendataan belum dilakukan secara terpadu, sehingga balita stunting tidak teridentifikasi secara jelas dan pasti, hanya berupa data gambaran umum saja, tidak berdasarkan by name by address balita stunting.
“Berdasarkan informasi yang kita dapatkan itu, harapan kita pastinya upaya percepatan penurunan stunting di Mura bisa berjalan dengan baik. Kita akan terus mendorong pemkab setempat agar terus menjalankan program yang benar-benar tepat untuk menurunkan stunting,” tandasnya. (irj/ans)

Baca Juga :  Pemenuhan Pangan Daerah Perlu Terus Dikembangkan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/