Masjid Juga Bisa Berperan dalam Mengurangi Kemiskinan
PALANGKA RAYA-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, HM Khemal Nasery, menyatakan, rumah ibadah atau tempat ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembangunan rohani, tetapi juga memiliki peran dalam mengurangi kemiskinan. Dia memberikan contoh bahwa keberadaan masjid secara tidak langsung dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dan mengatasi kemiskinan.
“Sebagai contoh, masjid dapat membantu mendorong dan memperkuat modal usaha bagi masyarakat miskin, terutama yang bergerak di sektor UMKM,” ujar Khemal, Minggu (11/6).
Menurut legislator yang tergabung dalam komisi B DPRD Palangka Raya ini, keberadaan masjid haruslah terbuka dalam aspek-aspek positif, bukan hanya eksklusif dan inklusif. Dia menyarankan agar masjid di Palangka Raya dapat mengambil contoh dari Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Di sana, masjid tersebut berperan aktif dalam memberikan modal kepada pelaku UMKM dengan penghasilan rendah, bahkan membantu anak-anak yang putus sekolah.
Lebih lanjut, legislator ini menjelaskan bahwa dia telah bertemu langsung dengan pengurus Masjid Jogokariyan, di mana saldo masjid tersebut nol rupiah. Anggaran yang ada dialokasikan untuk bantuan modal usaha dan pendanaan anak-anak yang putus sekolah.
“Saya berpikir bahwa pengurus masjid di Kota Palangka Raya dapat melakukan studi banding ke Masjid Jogokariyan di Yogyakarta yang memiliki saldo nol rupiah. Jadi, bagi masjid yang memiliki kas ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah, sebaiknya dimanfaatkan untuk membantu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Khemal mendorong agar masjid memiliki manajemen yang terbuka. Selain sebagai tempat membangun spiritualitas, masjid juga dapat berperan dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. (mc.isenmulang/uni)
PALANGKA RAYA-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, HM Khemal Nasery, menyatakan, rumah ibadah atau tempat ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembangunan rohani, tetapi juga memiliki peran dalam mengurangi kemiskinan. Dia memberikan contoh bahwa keberadaan masjid secara tidak langsung dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dan mengatasi kemiskinan.
“Sebagai contoh, masjid dapat membantu mendorong dan memperkuat modal usaha bagi masyarakat miskin, terutama yang bergerak di sektor UMKM,” ujar Khemal, Minggu (11/6).
Menurut legislator yang tergabung dalam komisi B DPRD Palangka Raya ini, keberadaan masjid haruslah terbuka dalam aspek-aspek positif, bukan hanya eksklusif dan inklusif. Dia menyarankan agar masjid di Palangka Raya dapat mengambil contoh dari Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Di sana, masjid tersebut berperan aktif dalam memberikan modal kepada pelaku UMKM dengan penghasilan rendah, bahkan membantu anak-anak yang putus sekolah.
Lebih lanjut, legislator ini menjelaskan bahwa dia telah bertemu langsung dengan pengurus Masjid Jogokariyan, di mana saldo masjid tersebut nol rupiah. Anggaran yang ada dialokasikan untuk bantuan modal usaha dan pendanaan anak-anak yang putus sekolah.
“Saya berpikir bahwa pengurus masjid di Kota Palangka Raya dapat melakukan studi banding ke Masjid Jogokariyan di Yogyakarta yang memiliki saldo nol rupiah. Jadi, bagi masjid yang memiliki kas ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah, sebaiknya dimanfaatkan untuk membantu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Khemal mendorong agar masjid memiliki manajemen yang terbuka. Selain sebagai tempat membangun spiritualitas, masjid juga dapat berperan dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. (mc.isenmulang/uni)