Minggu, November 10, 2024
33 C
Palangkaraya

Pascapandemi, Imuniasi Anak Meningkat

PALANGKA RAYA-Saat pademi Covid-19 melanda Indonesia, jumlah imunisasi anak di Palangka Raya mengalami penurunan sekitar 30 hingga 40 persen, pada periode tahun 2020-2022.

Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit, Erna Parida Susanty, SST. Bdn mengatakan, alasan tersebut dikarenakan masyarakat takut terpapar Covid-19 dari para petugas kesehatan. “Makanya mereka menghindar dari tempat-tempat fasilitas kesehatan yang banyak pengunjungnya,” ucapnya.

Namun, Farida mengatakan justru ada peningkatan imunisasi anak di Praktek Mandiri Bidan (PMB) saat itu. “Mugkin karena masyarakat lebih aware ke PMB dan memilih alternatifnya ke praktik,” katanya saat ditemui awak media di Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Rabu (21/6).

Ditambahkannya, pada pertengahan tahun 2022, mulai ada peningkatan pada program imunisasi anak dan sudah mulai normal. Hal tersebut dikarenakan sudah banyaknya masyarakat yang menerima vaksin, sehingga tidak terlalu takut untuk membawa anaknya ke Puskesmas.

Baca Juga :  Wajib Pakai Masker

Sementara itu, pada tahun 2023 triwulan I (Januari – Maret), capaian program imunisasi dengan jenis vaksinasi campak rubella, polio dan DPT-HB-Hib, sudah mendekati 50 persen.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan pemberian imuniasi anak rotavirus 3 dosis kepada anak usia 2,3 dan 4 bulan untuk mencegah penularan diare. Vaksin rotavirus diberikan karena diare terjadi pada bayi dimulai pada bayi umur 2 bulan.

Dikatakan Farida, imunisasi dapat diperoleh melalui puskesmas, dokter spesialis anak, praktek mandiri bidan, rumah sakit umum dan rumah sakit swasta. “Imunisasi sangat penting bagi anak, karena itu untuk mencegah penyakit juga untuk menambah kekebalan tubuh,” tambahnya. (ovi/ans)

PALANGKA RAYA-Saat pademi Covid-19 melanda Indonesia, jumlah imunisasi anak di Palangka Raya mengalami penurunan sekitar 30 hingga 40 persen, pada periode tahun 2020-2022.

Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit, Erna Parida Susanty, SST. Bdn mengatakan, alasan tersebut dikarenakan masyarakat takut terpapar Covid-19 dari para petugas kesehatan. “Makanya mereka menghindar dari tempat-tempat fasilitas kesehatan yang banyak pengunjungnya,” ucapnya.

Namun, Farida mengatakan justru ada peningkatan imunisasi anak di Praktek Mandiri Bidan (PMB) saat itu. “Mugkin karena masyarakat lebih aware ke PMB dan memilih alternatifnya ke praktik,” katanya saat ditemui awak media di Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Rabu (21/6).

Ditambahkannya, pada pertengahan tahun 2022, mulai ada peningkatan pada program imunisasi anak dan sudah mulai normal. Hal tersebut dikarenakan sudah banyaknya masyarakat yang menerima vaksin, sehingga tidak terlalu takut untuk membawa anaknya ke Puskesmas.

Baca Juga :  Wajib Pakai Masker

Sementara itu, pada tahun 2023 triwulan I (Januari – Maret), capaian program imunisasi dengan jenis vaksinasi campak rubella, polio dan DPT-HB-Hib, sudah mendekati 50 persen.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan pemberian imuniasi anak rotavirus 3 dosis kepada anak usia 2,3 dan 4 bulan untuk mencegah penularan diare. Vaksin rotavirus diberikan karena diare terjadi pada bayi dimulai pada bayi umur 2 bulan.

Dikatakan Farida, imunisasi dapat diperoleh melalui puskesmas, dokter spesialis anak, praktek mandiri bidan, rumah sakit umum dan rumah sakit swasta. “Imunisasi sangat penting bagi anak, karena itu untuk mencegah penyakit juga untuk menambah kekebalan tubuh,” tambahnya. (ovi/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/