PALANGKAR AYA – Seiring dengan pembelakuan Kurikulum Merdeka di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, semua warga sekolah berupaya mengimplementasikan program pembelajaran yang lebih kontekstual. Bertempat di Aula Utama UM Palangka Raya, Kamis (22/6), sekolah kembali menggelar Expo Panen Hasil Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi bagian dalam Kurikulum merdeka.
Kepala SMA 1 Palangka Raya Drs Ahmad Wahyu Cahyono MPd, menyampaikan kegiatan expo ini mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika. Tema Ini sangat penting ditengah keberagaman yang dimiliki warga belajar.
Projek yang dikelola oleh sebagaian besar peserta didik didampingi oleh guru pendamping pada tema tiga semester genap di seklah ini menghasilkan beberapa produk karya hasil kerjasama dan kreatifitas siswa siswanya.
“Pelajar Pancasila adalah individu yang memiliki berbagai karakter sebagai implementasi pembelajaran disekolah , diantaranya adalah sebagai pelajar yang beriman dan bertakwa serta berahkak mulia, suka bergotongroyong, kritis, inovatif, mandiri dan berkebinekaan global, sehingga mampu menjadi pribadi dengan karakter yang kuat dan sanggup bertoleransi atas segala perbedaan,” kata Wahyu.
Acara yang bertajuk berekspresi, berkolaborasi merajut persatuan dalam kebinekaan berlangsung meriah dihadiri semua siswa,orang tua siswa dan stake holder, dan tamu undangan lainnya.
Hadir dalam acara Kepala Bidang Pembinaaan SMA, Safrudin MPd dan pejabat dilingkungan Mejelis Pendidikan dasar Menengah Muhammadiyah yang memberi penguatan akan esensi sekolah penggerak yang sanggup menginspirasi dan mengimbaskan berbagai praktik baik di bidang pendidikan.
Rangkaian acara disusun oleh kelompok projek masing masing menyajikan hasil karyanya dan sekaligus penjelasan bagaimana karya itu tercipta. Setidaknya ada empat karya yang ditampilkan yaitu Film pendek yang bercerita tentang perundungan terhadap anak pindahan di suatu sekolah yang acap kali menerima tindakan tidak menyenangkan.
Film pendek tentang penemuan potensi diri, peragaan busana keagungan garuda yang diperankan oleh salah satu siswi dengan misi perdamaian terlihat eksotis, mempesona dan mendamaikan. Tak kalah dengan kelompok lainnya, tampil sebuah drama diangkat dari Legenda Gunung Batu Bangkai yang menampilkan seorang anak jelata yang menjadi Raja dan tak ingat atau sudi lagi dengan ibunya, maka sang anak akhirnya dikutuk menjadi Batu.
Acara ditiutup dengan beberapa pembagian hadiah kegiatan Classmeeting diantaranya digelar Pertandingan Catur, Pembuatan Poster digital dan Pertandingan Mobil Legend. (hms/b5/sma)