Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Penegasan Anggota Dewan kepada Sekolah di Gunung Mas

Penerimaan Siswa Baru Jangan Jadi Ajang Bisnis

KUALA KURUN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Evandi mengaku mendapat keluhan dari sejumlah orang tua yang mendaftarkan anaknya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kahayan Hulu Utara (Kahut). Pasalnya, biaya daftar ulang siswa baru di SMA itu mencapai Rp 1,5 juta.

“Biaya Rp1,5 juta itu terdiri dari kelengkapan siswa baru senilai Rp250 ribu, baju setelan batik Rp300 ribu, kaus setelan olahraga Rp300 ribu, iuran OSIS satu tahun Rp240 ribu, sumbangan pembangunan WC siswa Rp200 ribu, dan sumbangan pelaksanaan proyek P5 IKM Rp200 ribu,” kata Evandi, Minggu (16/7).

Dia menyoroti besaran nilai baju setelan batik dan olahraga yang mencapai Rp 300 ribu, serta adanya sumbangan pembangunan WC dan pelaksanaan proyek P5 IKM. Kalau dikenakan biaya sebesar itu, kasihan orang tua siswa.

“Untuk itu, saya ingatkan seluruh sekolah di daerah ini, khususnya sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat, agar tidak menjadikan penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2023/2024 sebagai lahan bisnis,” tegasnya.

Baca Juga :  Harus Netral saat Pemilu

Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini menuturkan, meskipun sekarang ini kewenangan SMA sederajat berada di bawah pemerintah provinsi, namun SMA sederajat diminta tidak menetapkan besaran nilai biaya daftar ulang dengan seenaknya saja.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kahut Sutrisno mengakui, pembiayaan yang dibayar saat daftar ulang siswa baru di sekolah senilai Rp1,5 juta. Ini sudah disampaikan ke seluruh orang tua, ketika rapat antara orang tua dan sekolah

“Untuk pengadaan seragam batik dan olahraga dilakukan oleh sekolah, karena harus dipesan terlebih dahulu. Sedangkan seragam putih abu-abu dan pramuka, kami persilahkan orang tua siswa untuk membeli sendiri karena bahannya banyak tersedia di pasaran,” terangnya.

Sedangkan pembangunan WC, itu sangat mendesak karena sekarang ini WC sekolah hanya ada tiga dan digunakan 330 siswa. Sebenarnya telah diajukan permohonan untuk pembangunan WC ke Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng, tapi permohonan itu belum terealisasi. “Pada tahun ini, kami hanya mendapatkan anggaran untuk rehab ruangan dari disdik provinsi,” tuturnya.

Baca Juga :  Hari Ini Terdakwa Tipikor DAK Fisik Disdikpora Gumas Hadapi Tuntutan

Kemudian sumbangan pelaksanaan proyek P5 IKM, itu diperlukan untuk implementasi kurikulum. Proyek ini akan dilaksanakan pada akhir semester, yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Dengan demikian, SMAN 1 Kahut meminta bantuan orang tua untuk mendukung proyek P5 IKM, supaya kegiatan dapat berjalan dengan baik dan terlaksana pada akhir semester ganjil dan genap.

“Seluruh pembiayaan itu boleh dicicil sampai tiga kali dalam waktu tiga bulan, yakni sampai Bulan September tahun 2023. Kami memberi kelonggaran atau keringanan, bahkan pembebasan bagi peserta didik yang tidak mampu,” tukasnya. (okt)

KUALA KURUN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Evandi mengaku mendapat keluhan dari sejumlah orang tua yang mendaftarkan anaknya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kahayan Hulu Utara (Kahut). Pasalnya, biaya daftar ulang siswa baru di SMA itu mencapai Rp 1,5 juta.

“Biaya Rp1,5 juta itu terdiri dari kelengkapan siswa baru senilai Rp250 ribu, baju setelan batik Rp300 ribu, kaus setelan olahraga Rp300 ribu, iuran OSIS satu tahun Rp240 ribu, sumbangan pembangunan WC siswa Rp200 ribu, dan sumbangan pelaksanaan proyek P5 IKM Rp200 ribu,” kata Evandi, Minggu (16/7).

Dia menyoroti besaran nilai baju setelan batik dan olahraga yang mencapai Rp 300 ribu, serta adanya sumbangan pembangunan WC dan pelaksanaan proyek P5 IKM. Kalau dikenakan biaya sebesar itu, kasihan orang tua siswa.

“Untuk itu, saya ingatkan seluruh sekolah di daerah ini, khususnya sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat, agar tidak menjadikan penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2023/2024 sebagai lahan bisnis,” tegasnya.

Baca Juga :  Harus Netral saat Pemilu

Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini menuturkan, meskipun sekarang ini kewenangan SMA sederajat berada di bawah pemerintah provinsi, namun SMA sederajat diminta tidak menetapkan besaran nilai biaya daftar ulang dengan seenaknya saja.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kahut Sutrisno mengakui, pembiayaan yang dibayar saat daftar ulang siswa baru di sekolah senilai Rp1,5 juta. Ini sudah disampaikan ke seluruh orang tua, ketika rapat antara orang tua dan sekolah

“Untuk pengadaan seragam batik dan olahraga dilakukan oleh sekolah, karena harus dipesan terlebih dahulu. Sedangkan seragam putih abu-abu dan pramuka, kami persilahkan orang tua siswa untuk membeli sendiri karena bahannya banyak tersedia di pasaran,” terangnya.

Sedangkan pembangunan WC, itu sangat mendesak karena sekarang ini WC sekolah hanya ada tiga dan digunakan 330 siswa. Sebenarnya telah diajukan permohonan untuk pembangunan WC ke Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng, tapi permohonan itu belum terealisasi. “Pada tahun ini, kami hanya mendapatkan anggaran untuk rehab ruangan dari disdik provinsi,” tuturnya.

Baca Juga :  Hari Ini Terdakwa Tipikor DAK Fisik Disdikpora Gumas Hadapi Tuntutan

Kemudian sumbangan pelaksanaan proyek P5 IKM, itu diperlukan untuk implementasi kurikulum. Proyek ini akan dilaksanakan pada akhir semester, yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Dengan demikian, SMAN 1 Kahut meminta bantuan orang tua untuk mendukung proyek P5 IKM, supaya kegiatan dapat berjalan dengan baik dan terlaksana pada akhir semester ganjil dan genap.

“Seluruh pembiayaan itu boleh dicicil sampai tiga kali dalam waktu tiga bulan, yakni sampai Bulan September tahun 2023. Kami memberi kelonggaran atau keringanan, bahkan pembebasan bagi peserta didik yang tidak mampu,” tukasnya. (okt)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/