BUNTOK – Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beberapa waktu lalu, bahwa pada 6 kecamatan di Kabupaten Barito Selatan terdapat titik api atau hot spot. Tapi dengan sinergisitas seluruh anggota BPBD, Tagana, TRC, Damkar, TNI/Polri, KPHP, hingga masyarakat, sehingga semua titik api yang bisa menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu bisa diatasi dengan baik. Kejadian itu mengharuskan seluruh yang terlibat siap siaga untuk deteksi kemungkinan terjadi karhutla.
“Bencana alam merupakan satu kejadian yang tidak pernah kita ketahui kapan akan terjadi. Kita semua harus dapat melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana alam, sehingga dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana alam tersebut,” tegas Pj Bupati Barsel, Deddy Winarwan, beberapa waktu lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa bulan Juli – September 2023 sudah memasuki musim kemarau, sehingga perlu diwaspadai adanya masa transisi atau pancaroba yang berakibat terjadinya cuaca ekstrem. Sedangkan puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada September 2023. Dengan kemungkinan akan berpotensi terjadinya kekeringan yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Deddy, demi terlaksananya persiapan menghadapi musim kemarau itu, pihaknya juga sudah menggelar rakor penanggulangan karhutla yang dipimpin Sekda Barsel Edy Purwanto. Ada beberapa kesimpulan yang didapat dalam rakor tersebut. Diantaranya pemerintah daerah beserta DPRD Barito Selatan berkomitmen untuk menyediakan pendanaan dalam rangka penyiapan sarana prasarana penanganan karhutla.
“Aparat penegak hukum meliputi kepolisian,kejari,dan pengadilan negeri mendukung penegakan hukum pembukaan lahan dengan cara membakar baik dilaksanakan perusahaan dan masyarakat selama masih dalam status siaga darurat bencana karhutla. BMKG siap memberikan Informasi terkait perkembangan perkiraan cuaca secara akurat. Posko siaga darurat bencana karhutla selama 3 bulan sejak 2 Mei 2023 sampai 20 Juli 2023 dan sudah berjalan selama 80 hari,” tegasnya.
Selain itu, BPKAD dan Inspektorat Daerah siap mendukung penyaluran Belanja Tidak Terduga (BTT) sesuai dengan ketentuan, penanganan yang telah dilaksanakan yaitu Posko Siaga Karhutla di Kabupaten Barito Selatan selama penetapan status siaga karhutla 197 hari yang kegiatannya di call center siap menerima informasi, pemantauan, patroli hingga laporan harian. (ena/ens)