Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Kabut Asap Mulai Selimuti Kota Sampit

55 Titik Api Terdeteksi di Kotim

SAMPIT-Musim kemarau yang telah beberapa bulan ini melanda Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat suhu udara memanas. Hasilnya, sebagian besar lahan yang merupakan tanah gambut mulai mengalami kekeringan. Hal itu sangat rentan terjadi memicu kebakaran hutan dan lahan.

Titik api dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai muncul di Bumi Habaring Hurung. Berdasarkan data terbaru Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika Kabupaten Kotim, ada terdapat sebanyak 55 hotspot (titik panas, red) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kotim.

“Dari data yang kita himpun melalui pencitraan satelit, hingga tanggal 14 Agustus 2023 dari jam 00.00 WIB hingga 23.00 WIB, ada sebanyak 55 titik panas yang terdeteksi dengan tingkat kepercayaan rendah 1 titik, dan menengah 54 titik. Data ini akan terus kita udpate setiap hari,” kata Windy Onthoni, prakirawan cuaca BMKG Kotim, saat dihubungi Kalteng Pos, Selasa (15/8).

Baca Juga :  Inilah Alasan Kenapa Rumah Warga Terpapar Covid-19 Dipasang Stiker

Puluhan hotspot tersebut tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Mentaya Hilir Selatan sebanyak 25 titik. Baamang 3 titik, Bukit Santuai 2 titik, Cempaga Hulu 2 titik, Tualan Hulu satu titik, Kota Besi 7 titik, Mentawa Baru Ketapang 4 titik, Telawang 9 titik, Mentaya Hulu 2 titik. Diperkirakan cuaca cerah berawan dan berawan akan menyelimut kotim beberapa hari kedepan.

“Untuk prakiraan cuaca di Kotim kita perkirakan akan cerah berawan hingga berawan untuk tiga hari kedepan,”ucap Windy.

Imbas dari karhutla yang terjadi beberapa hari belakangan mengakibatkan kabut asap mulai muncul. Sejak pagi hari, aroma asap sudah mulai tercium. Jarak pandangpun mulai terbatas. Hal itu terlihat pada ruas jalan Tjilik Riwut sejak Senin (14/5) lalu. Meski kabut asap tersebut akan hilang ketika matahari semakin tinggi, namun aroma asap masih bisa tercium.

Baca Juga :  Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Diatas 5,7 Persen

Sementara data yang dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotim tanggal 14 Agustus lalu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kotim manunjukkan angka diatas 100 yang mengindikasikan kualitas udara sudah tidak sehat.

“Di Kotim hampir setiap hari ada saja terjadi kebakaran lahan. Bahkan ada titik api terdeteksi secara bersamaan di tempat yang berbeda,”ucap kepala Laboratorium DLH Kotim, Dodhy Wirianto.

Melihat hal itu, Bupati Kabupaten Kotim H Halikinnor tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan sembarangan  mengingat tanah gambut yang kering sekarang sangat rentan terbakar dan menyebabkan karhutla. Hal itu akan berdampak pada kualitas udara dan dapat berbahaya jika semakin parah. (sli/ans)

SAMPIT-Musim kemarau yang telah beberapa bulan ini melanda Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat suhu udara memanas. Hasilnya, sebagian besar lahan yang merupakan tanah gambut mulai mengalami kekeringan. Hal itu sangat rentan terjadi memicu kebakaran hutan dan lahan.

Titik api dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai muncul di Bumi Habaring Hurung. Berdasarkan data terbaru Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika Kabupaten Kotim, ada terdapat sebanyak 55 hotspot (titik panas, red) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kotim.

“Dari data yang kita himpun melalui pencitraan satelit, hingga tanggal 14 Agustus 2023 dari jam 00.00 WIB hingga 23.00 WIB, ada sebanyak 55 titik panas yang terdeteksi dengan tingkat kepercayaan rendah 1 titik, dan menengah 54 titik. Data ini akan terus kita udpate setiap hari,” kata Windy Onthoni, prakirawan cuaca BMKG Kotim, saat dihubungi Kalteng Pos, Selasa (15/8).

Baca Juga :  Inilah Alasan Kenapa Rumah Warga Terpapar Covid-19 Dipasang Stiker

Puluhan hotspot tersebut tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Mentaya Hilir Selatan sebanyak 25 titik. Baamang 3 titik, Bukit Santuai 2 titik, Cempaga Hulu 2 titik, Tualan Hulu satu titik, Kota Besi 7 titik, Mentawa Baru Ketapang 4 titik, Telawang 9 titik, Mentaya Hulu 2 titik. Diperkirakan cuaca cerah berawan dan berawan akan menyelimut kotim beberapa hari kedepan.

“Untuk prakiraan cuaca di Kotim kita perkirakan akan cerah berawan hingga berawan untuk tiga hari kedepan,”ucap Windy.

Imbas dari karhutla yang terjadi beberapa hari belakangan mengakibatkan kabut asap mulai muncul. Sejak pagi hari, aroma asap sudah mulai tercium. Jarak pandangpun mulai terbatas. Hal itu terlihat pada ruas jalan Tjilik Riwut sejak Senin (14/5) lalu. Meski kabut asap tersebut akan hilang ketika matahari semakin tinggi, namun aroma asap masih bisa tercium.

Baca Juga :  Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Diatas 5,7 Persen

Sementara data yang dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotim tanggal 14 Agustus lalu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kotim manunjukkan angka diatas 100 yang mengindikasikan kualitas udara sudah tidak sehat.

“Di Kotim hampir setiap hari ada saja terjadi kebakaran lahan. Bahkan ada titik api terdeteksi secara bersamaan di tempat yang berbeda,”ucap kepala Laboratorium DLH Kotim, Dodhy Wirianto.

Melihat hal itu, Bupati Kabupaten Kotim H Halikinnor tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan sembarangan  mengingat tanah gambut yang kering sekarang sangat rentan terbakar dan menyebabkan karhutla. Hal itu akan berdampak pada kualitas udara dan dapat berbahaya jika semakin parah. (sli/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/