Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Dari Peluncuran Buku Cerita Anak Sekolah Hutan Sebangau

Bangkitkan Kesadaran Generasi Muda Menjaga Kelestarian Primata

 

Taman Nasional Sebangau menyimpan keanekaragaman hayati. Ada beragam flora dan fauna yang hidup di kawasan pelestarian alam tersebut. Di antaranya adalah sembilan spesies primata. Melalui buku Sekolah Hutan Sebangau, generasi muda diajak untuk mengenal keunikan sembilan spesies primata tersebut dan urgensi menjaga kelestariannya.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

ANAK-anak merupakan generasi penerus yang akan menjadi pengambil kebijakan di masa mendatang. Memberikan pemahaman yang baik terhadap anak-anak akan pentingnya menjaga kelestarian alam, sama saja dengan melakukan investasi jangka panjang untuk keberlangsungan alam.

Usia emas merupakan momentum yang baik untuk memberikan anak-anak pemahaman positif akan suatu hal. Terutama mengenal dan memahami keberadaan spesies yang turut berkontribusi bagi keberlangsungan keseimbangan alam.

Primata merupakan organisme penting yang hidup di Indonesia. Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan salah satu provinsi yang menyimpan habitat berbagai spesies hewan itu. Beberapa di antaranya hidup di kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS).

Berdasarkan data yang dihimpun Balai TNS, terdapat sembilan spesies primata yang ada di dalam kawasan hutan lindung itu. Ada kelasi/lutung merah, orang utan, owa-owa, bekantan, lutung kelabu, beruk, monyet ekor panjang, kukang, dan tarsius.

Keberadaan sembilan spesies primata tersebut patut dilestarikan. Oknum-oknum yang berulah dan berpotensi mengancam keberlangsungan hewan endemik Indonesia itu harus ditindak tegas. Selain merupakan hewan yang dilindungi, eksistensi primata tersebut juga penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Karena pentingnya kelestarian sembilan spesies primata itu, Yayasan Borneo Nature Indonesia (BNF) bekerja sama dengan Balai TNS meluncurkan buku cerita anak berjudul Sekolah Hutan Sebangau. Buku tersebut bercerita tentang sembilan primata yang hidup di hutan TNS. Berangkat dari kesadaran bahwa buku cerita tentang keanekaragaman hayati masih terbatas, akses terhadap buku-buku tersebut juga kurang.

Baca Juga :  Divaksin Sinovac Kena Covid-19, Ahli: 40 Persen Tetap Bisa Tertular

Selain itu, anak-anak yang duduk di bangku sekolah dinilai masih minim literasi terkait keanekaragaman hayati di tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, tim edukasi Yayasan Borneo Nature Indonesia bekerja sama dengan Balai TNS menyusun dan menulis buku cerita anak. Buku cerita bergambar ini disusun dengan tema sembilan primata yang ada di TNS.

Sampul bukunya menarik. Sembilan spesies primata digambar dengan baik oleh ilustrator berpengalaman. Memberikan pengalaman visual yang baik bagi anak-anak yang membacanya. Melalui unsur ekstrinsik buku ini, anak-anak diharapkan dapat semakin tertarik untuk mengenal sembilan spesies primata itu.

Melalui buku berjudul Sekolah Hutan Sebangau itu, anak-anak diajak berimajinasi dan berkenalan dengan spesies primata yang hidup di TNS. Diharapkan bisa meningkatkan literasi, kepedulian, sekaligus menambah informasi terkait primata yang ada di Hutan Sebangau.

Kepala Operasional BNF Indonesia Tjatur Setiyo Basuki mengungkapkan, informasi-informasi mendasar terkait sembilan primata yang tertuang dalam buku itu diharapkan dapat membangkitkan kesadaran generasi muda untuk turut menjaga kelestarian.

“Bagaimanapun anak-anak adalah generasi penerus. Penting agar kita intervensi pemikiran anak-anak kita untuk mengenal arti penting konservasi, sebab mereka yang akan menjadi pengambil keputusan di masa mendatang,” ungkap Tjatur dalam sambutannya membuka kegiatan peluncuran buku cerita anak Sekolah Hutan Sebangau di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Kalteng, Rabu (6/9).

Dikatakannya, sangat mungkin ke depan akan ada buku yang lebih mendalam lagi membahas soal peran satwa, tentang urgensi menjaganya, dan kenapa mereka harus dilindungi dan dikonservasi.

“Ilustrasi dalam buku ini luar biasa, visualisasi yang sangat menarik. Penyampaian terkait pemahaman-pemahaman dasar soal konservasi begitu menarik,” tuturnya.

Tjatur mengucapkan terima kasih kepada pihak Balai TNS karena sudah mengumpulkan informasi yang tertuang dalam buku tersebut, berikut tim penulis, desainer, dan percetakan.

Baca Juga :  Asa Para Penjaga Himba Tabalien

“Saya harap buku ini bermanfaat buat adik-adik kita, demi masa depan primata yang ada di Sebangau. Kita berharap adanya buku ini menjadi upaya jangka panjang dalam konteks konservasi alam,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai TNS Ruswanto mengatakan, TNS merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di antaranya ada sembilan jenis primata. Selain itu ada aves atau burung, reptil (buaya, ular, dan biawak), serta masih banyak lagi lainnya. TNS juga memiliki banyak flora.

“Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh para penjaga alam. Generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa keindahan dan kekayaan alam akan tetap lestari demi kelangsungan hidup mereka, seluruh spesies di bumi, dan bumi itu sendiri,” ujarnya.

Menurut Ruswanto, buku tersebut sangat penting bagi anak-anak agar bisa mengenal TNS dan pentingnya menjaga kelestarian sembilan spesies primata beserta segala kekayaan flora dan fauna yang ada di dalam kawasan itu.

“Selama saya bekerja di KLHK, memang target penyuluhan ini adalah anak usia sekolah yang memang masih dalam kategori usia emas, khususnya yang masih duduk di bangku SD dan SMP, karena perlu ditanamkan pola pikir demikian kepada mereka,” tuturnya.

Ruswanto menegaskan, buku Sekolah Hutan Sebangau bukan sekadar kumpulan cerita yang menarik, tapi juga merupakan alat edukasi yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran anak-anak terkait urgensi konservasi alam. Dengan membaca buku itu, diharapkan anak-anak dapat terinspirasi untuk merawat alam. Primata merupakan key spesies (spesies kunci) di Taman Nasional Sebangau,” tandasnya. (*/ce/ala)

 

Taman Nasional Sebangau menyimpan keanekaragaman hayati. Ada beragam flora dan fauna yang hidup di kawasan pelestarian alam tersebut. Di antaranya adalah sembilan spesies primata. Melalui buku Sekolah Hutan Sebangau, generasi muda diajak untuk mengenal keunikan sembilan spesies primata tersebut dan urgensi menjaga kelestariannya.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

ANAK-anak merupakan generasi penerus yang akan menjadi pengambil kebijakan di masa mendatang. Memberikan pemahaman yang baik terhadap anak-anak akan pentingnya menjaga kelestarian alam, sama saja dengan melakukan investasi jangka panjang untuk keberlangsungan alam.

Usia emas merupakan momentum yang baik untuk memberikan anak-anak pemahaman positif akan suatu hal. Terutama mengenal dan memahami keberadaan spesies yang turut berkontribusi bagi keberlangsungan keseimbangan alam.

Primata merupakan organisme penting yang hidup di Indonesia. Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan salah satu provinsi yang menyimpan habitat berbagai spesies hewan itu. Beberapa di antaranya hidup di kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS).

Berdasarkan data yang dihimpun Balai TNS, terdapat sembilan spesies primata yang ada di dalam kawasan hutan lindung itu. Ada kelasi/lutung merah, orang utan, owa-owa, bekantan, lutung kelabu, beruk, monyet ekor panjang, kukang, dan tarsius.

Keberadaan sembilan spesies primata tersebut patut dilestarikan. Oknum-oknum yang berulah dan berpotensi mengancam keberlangsungan hewan endemik Indonesia itu harus ditindak tegas. Selain merupakan hewan yang dilindungi, eksistensi primata tersebut juga penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Karena pentingnya kelestarian sembilan spesies primata itu, Yayasan Borneo Nature Indonesia (BNF) bekerja sama dengan Balai TNS meluncurkan buku cerita anak berjudul Sekolah Hutan Sebangau. Buku tersebut bercerita tentang sembilan primata yang hidup di hutan TNS. Berangkat dari kesadaran bahwa buku cerita tentang keanekaragaman hayati masih terbatas, akses terhadap buku-buku tersebut juga kurang.

Baca Juga :  Divaksin Sinovac Kena Covid-19, Ahli: 40 Persen Tetap Bisa Tertular

Selain itu, anak-anak yang duduk di bangku sekolah dinilai masih minim literasi terkait keanekaragaman hayati di tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, tim edukasi Yayasan Borneo Nature Indonesia bekerja sama dengan Balai TNS menyusun dan menulis buku cerita anak. Buku cerita bergambar ini disusun dengan tema sembilan primata yang ada di TNS.

Sampul bukunya menarik. Sembilan spesies primata digambar dengan baik oleh ilustrator berpengalaman. Memberikan pengalaman visual yang baik bagi anak-anak yang membacanya. Melalui unsur ekstrinsik buku ini, anak-anak diharapkan dapat semakin tertarik untuk mengenal sembilan spesies primata itu.

Melalui buku berjudul Sekolah Hutan Sebangau itu, anak-anak diajak berimajinasi dan berkenalan dengan spesies primata yang hidup di TNS. Diharapkan bisa meningkatkan literasi, kepedulian, sekaligus menambah informasi terkait primata yang ada di Hutan Sebangau.

Kepala Operasional BNF Indonesia Tjatur Setiyo Basuki mengungkapkan, informasi-informasi mendasar terkait sembilan primata yang tertuang dalam buku itu diharapkan dapat membangkitkan kesadaran generasi muda untuk turut menjaga kelestarian.

“Bagaimanapun anak-anak adalah generasi penerus. Penting agar kita intervensi pemikiran anak-anak kita untuk mengenal arti penting konservasi, sebab mereka yang akan menjadi pengambil keputusan di masa mendatang,” ungkap Tjatur dalam sambutannya membuka kegiatan peluncuran buku cerita anak Sekolah Hutan Sebangau di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Kalteng, Rabu (6/9).

Dikatakannya, sangat mungkin ke depan akan ada buku yang lebih mendalam lagi membahas soal peran satwa, tentang urgensi menjaganya, dan kenapa mereka harus dilindungi dan dikonservasi.

“Ilustrasi dalam buku ini luar biasa, visualisasi yang sangat menarik. Penyampaian terkait pemahaman-pemahaman dasar soal konservasi begitu menarik,” tuturnya.

Tjatur mengucapkan terima kasih kepada pihak Balai TNS karena sudah mengumpulkan informasi yang tertuang dalam buku tersebut, berikut tim penulis, desainer, dan percetakan.

Baca Juga :  Asa Para Penjaga Himba Tabalien

“Saya harap buku ini bermanfaat buat adik-adik kita, demi masa depan primata yang ada di Sebangau. Kita berharap adanya buku ini menjadi upaya jangka panjang dalam konteks konservasi alam,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai TNS Ruswanto mengatakan, TNS merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di antaranya ada sembilan jenis primata. Selain itu ada aves atau burung, reptil (buaya, ular, dan biawak), serta masih banyak lagi lainnya. TNS juga memiliki banyak flora.

“Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh para penjaga alam. Generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa keindahan dan kekayaan alam akan tetap lestari demi kelangsungan hidup mereka, seluruh spesies di bumi, dan bumi itu sendiri,” ujarnya.

Menurut Ruswanto, buku tersebut sangat penting bagi anak-anak agar bisa mengenal TNS dan pentingnya menjaga kelestarian sembilan spesies primata beserta segala kekayaan flora dan fauna yang ada di dalam kawasan itu.

“Selama saya bekerja di KLHK, memang target penyuluhan ini adalah anak usia sekolah yang memang masih dalam kategori usia emas, khususnya yang masih duduk di bangku SD dan SMP, karena perlu ditanamkan pola pikir demikian kepada mereka,” tuturnya.

Ruswanto menegaskan, buku Sekolah Hutan Sebangau bukan sekadar kumpulan cerita yang menarik, tapi juga merupakan alat edukasi yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran anak-anak terkait urgensi konservasi alam. Dengan membaca buku itu, diharapkan anak-anak dapat terinspirasi untuk merawat alam. Primata merupakan key spesies (spesies kunci) di Taman Nasional Sebangau,” tandasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/