Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Banjir Terparah Terjang Batara

MUARA TEWEH-Hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara (Batara) menyebabkan banjir besar. Permukiman dan jalan tergenang air hingga menyebabkan aktivitas masyarakat nyaris lumpuh total. Warga menyebut banjir yang terjadi kali ini merupakan terparah. Karena banjir yang begitu cepat meluas, sebagian warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

Banjir yang terjadi sejak Sabtu (11/5) pukul 22.55 WIB itu membuat banyak permukiman dan ruas jalan di Kota Mura Teweh tergenang. Permukiman warga yang terendam kebanyakan di bantaran Sungai Bengaris dan anak sungainya. Banjir menyebabkan terjadinya longsor di sebagian ruas jalan. Salah satunya di Jalan Keladan, Kelurahan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah.

Melsan, warga yang bermukim di belakang Kantor Bappeda Litbang Batara menuturkan, ia bersama suami dan anaknya baru mengetahui kondisi air masuk rumah pada Minggu (12/5) sekitar pukul 02.00 WIB. Tak ada barang dan perabotan yang bisa diselamatkan.

“Kami hanya sebisanya menyelamatkan perabotan ke tempat lebih tinggi. Air dalam rumah sudah setinggi pinggang orang dewasa, padahal rumah kami rumah panggung,” ujar Melsan sembari mengendong anaknya, Minggu (12/5).

Sementara, Hariyadi yang akrab disapa Etus dan merupakan warga Ronggo Lawe meminta pertolongan pihak BPBD. Anti, warga Ronggo Lawe lainnya juga menuturkan, banjir kali ini merupakan terparah. Banjir karena luapan Sungai Bengaris itu belum kunjung surut hingga pagi hari sekitar pukul 08.30 WIB.

Hingga Minggu pagi (12/5) sejumlah ruas jalan terpantau masih tergenang air. Seperti Jalan Soedirman, Jalan Pertiwi, Jalan Pramuka, serta Jalan Pendreh depan APMS serta sebelum SPBU Perusda Batara Membangun.

Berdasarkan laporan Pusdalops-PB Batara, banjir juga terjadi di Jalan Akhmad Yani (depan SLTP 1 Muara Teweh dengan kedalaman ±30-50 cm. Tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Depan BPJS Kesehatan sampai kompleks perumahan belakang Depag, kedalaman air ±40-60 cm. Kemudian depan kantor Badan Pusat Statistik, kedalaman air ±80 cm. Di kompleks perumahan belakang Bappeda, badan jalan terendam total. Beberapa rumah warga pun terendam banjir. Di Jalan Pramuka depan Barakati, badan jalan terendam air dengan ketinggian ±75 cm. Beberapa rumah warga tampak terendam.

Berikutnya, di Jalan Ronggolawe kedalaman air ±30-50 cm dan beberapa rumah terendam. Di Jalan Pendreh depan Gereja Immanuel hingga depan SPBU kedalaman air ± 75-100 cm. Beberapa rumah warga di Jalan Pararawen juga terendam. Warga pun butuh bantuan evakuasi. Jalan Taman Rekreasi Remaja, kompleks Perumahan Griya Asri, badan jalan dan beberapa rumah warga terendam banjir. Kemudian di Jalan Bangau Gang Kolam Pipit, beberapa rumah terendam banjir dan perlu mengevakuasi warga.

Pantauan lapangan, petugas dari Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadan Kebakaaran dan Keselamatan Barito Utara melakukan evakuasi dan melakukan penyedotan air yang merendam rumah warga di sejumlah titik terparah banjir.

Baca Juga :  Warga Terdampak Banjir Mulai Terserang Penyakit

Dihubungi terpisah, Kalaksa BPB-PK Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib, S.STP, M.Si menyebut pihaknya telah menerima laporan dari BPBD Barito Utara perihal banjir dan tanah longsor yang terjadi, Minggu (12/5). Dalam laporan itu disebutkan sedang dilakukan penanganan, evakuasi terhadap warga, serta pendirian tenda.

Berdasarkan laporan masuk pada Minggu (12/5) pukul 07.10 WIB, posisi air Sungai Barito di STA UPT dermaga berada pada level kurang lebih 08.70 MM dan pantauan debit Sungai Barito pada hari itu mengalami kenaikan kurang lebih 50 cm dibandingkan Sabtu sore (11/5). Oleh karena itu, anggota Pusdalops PB segera mengevakuasi warga terdampak banjir.

Adapun kawasan Muara Teweh yang terdampak banjir adalah Jalan Ahmad Yani (depan SLTP 1 Muara Teweh) dengan kedalaman air 30-50 cm, Jalan Ahmad Yani (depan BPJS Kesehatan) dengan kedalaman air 40-60 cm, serta di Jalan Ahmad Yani (depan Badan Pusat Statistik) dengan kedalaman air 80 cm.

Beberapa rumah warga yang tampak terendam yakni di kalan kompleks perumahan belakang Bappeda, Jalan Pramuka (depan Barakati) dengan kedalaman air 75 cm, Jalan Ronggolawe dengan kedalaman air 30-50 cm, Jalan Pandreh (depan Gereja Imanuel) dengan kedalaman air 75-100 cm, Jalan Pararawen, Taman Rekreasi Remaja Komplek Perumahan Griya Asri, serta Gang Kolam Pipit dan Gang Perintis di Jalan Bangau.

“Berdasarkan laporan yang kami terima, genangan air dalam kota berangsur surut dan pada beberapa jalan genangan air sudah kering. Laporan tadi pagi, mereka sedang mengevakuasi warga dan mendirikan tenda pengungsian. Untuk persediaan makan bagi warga yang mengungsi, BPBD sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,” katanya, Minggu (12/5).

Sementara itu, untuk kejadian longsor terjadi di Jalan Brigjen Katamso perumahan dinas (samping kantor Dinas Perhubungan), Jalan Durian (seberang kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan), terjadi keretakan di Jalan Negara Muara Teweh – Puruk Cahu Km 9 Desa IPU serta di Jalan Keladan RT 06 (jembatan terputus akibat longsor).

Sejauh ini penanganan awal telah dilakukan. Petugas Pusdalops PB Barito Utara akan terus melakukan pemantauan.

Berdasarkan update data BPB-PK Kalteng per tanggal 11 Mei 2024, bencana banjir juga terjadi di 3 kabupaten/kota, 6 kecamatan dan 17 kelurahan/desa. Berdampak pada 568 kepala keluarga (KK), 441 jiwa, 6 unit fasilitas umum, serta 64 unit rumah warga.

Di Kabupaten Lamandau, tepatnya Kecamatan Bulik, Nanga Bulik terjadi banjir dengan ketinggian air 30 cm. Jumlah yang terdampak 125 KK dan 441 jiwa. Selanjutnya Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, tepatnya di Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, dan Kota Besi dengan tinggi air 105 cm, berdampak terhadap 443 KK, 1 unit fasilitas umum, dan 64 unit rumah. Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di Kecamatan Arut Selatan dan Arut Utara. Tinggi air mencapai 50 cm dan berdampak terhadap 5 unit fasilitas umum.

Baca Juga :  Ratusan Desa di Kalteng Terdampak Banjir, Warga Mulai Mengungsi

“Status darurat bencana banjir ditetapkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (04 Mei-17 Mei 2024) dan Kabupaten Lamandau (17 April–15 Juli 2024),” tutup Ahmad Toyib.

 

BMKG: Sepekan ke Depan Masih Berpotensi Turun Hujan Lebat di Kalteng===JUDUL BOLD

 

Hujan deras beserta angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak Minggu (12/5) dini hari. Intensitas hujan yang tinggi itu menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Barito Utara, Muara Teweh. Banjir dan longsor yang terjadi itu memutus sejumlah ruas jalan dan jembatan di wilayah setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, menurut laporan yang pihaknya terima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara, banjir yang melanda kabupaten tersebut bukan karena dampak kenaikan air Sungai Barito.

“Itu (banjir) karena luapan air dari anak atau cucu Sungai Barito yang disebabkan oleh tingginya curah hujan tadi malam sampai dengan pagi ini (kemarin, red),” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Minggu (12/5).

Toyib membeberkan, sampai dengan kemarin pagi terdapat lima titik longsor berdasarkan pantauan BPBD Barito Utara. Ada satu jembatan yang putus akibat tergerus banjir. Sejauh ini BPBD Barito Utara sudah menangani banjir di Desa Parang Kampeng, mengevakuasi warga, mendirikan tenda pengungsian, dan memberikan makan bagi warga yang mengungsi.

“Kondisi banjir dalam kota berangsur surut, jalan-jalan yang tergenang pun sudah mulai kering,” tandasnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MBKG) menyebut cuaca di wilayah Kalteng pada umumnya berawan. Ada potensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah.

“Dalam sepekan ke depan (15 Mei-18 Mei), seluruh wilayah Kalteng berpotensi turun hujan berintensitas sedang hingga lebat serta dapat disertai kilat dan angin kencang,” beber prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Renianata kepada Kalteng Pos, Minggu (12/5).

Mengingat kondisi cuaca ekstrem itu berpotensi terjadi kapan saja, masyarakat diminta untuk selalu waspada terjadinya hujan berintensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, serta potensi hujan lokal berintensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang maupun angin puting beliung.

“Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” pesannya. (her/ovi/dan/ce/ala)

MUARA TEWEH-Hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara (Batara) menyebabkan banjir besar. Permukiman dan jalan tergenang air hingga menyebabkan aktivitas masyarakat nyaris lumpuh total. Warga menyebut banjir yang terjadi kali ini merupakan terparah. Karena banjir yang begitu cepat meluas, sebagian warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

Banjir yang terjadi sejak Sabtu (11/5) pukul 22.55 WIB itu membuat banyak permukiman dan ruas jalan di Kota Mura Teweh tergenang. Permukiman warga yang terendam kebanyakan di bantaran Sungai Bengaris dan anak sungainya. Banjir menyebabkan terjadinya longsor di sebagian ruas jalan. Salah satunya di Jalan Keladan, Kelurahan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah.

Melsan, warga yang bermukim di belakang Kantor Bappeda Litbang Batara menuturkan, ia bersama suami dan anaknya baru mengetahui kondisi air masuk rumah pada Minggu (12/5) sekitar pukul 02.00 WIB. Tak ada barang dan perabotan yang bisa diselamatkan.

“Kami hanya sebisanya menyelamatkan perabotan ke tempat lebih tinggi. Air dalam rumah sudah setinggi pinggang orang dewasa, padahal rumah kami rumah panggung,” ujar Melsan sembari mengendong anaknya, Minggu (12/5).

Sementara, Hariyadi yang akrab disapa Etus dan merupakan warga Ronggo Lawe meminta pertolongan pihak BPBD. Anti, warga Ronggo Lawe lainnya juga menuturkan, banjir kali ini merupakan terparah. Banjir karena luapan Sungai Bengaris itu belum kunjung surut hingga pagi hari sekitar pukul 08.30 WIB.

Hingga Minggu pagi (12/5) sejumlah ruas jalan terpantau masih tergenang air. Seperti Jalan Soedirman, Jalan Pertiwi, Jalan Pramuka, serta Jalan Pendreh depan APMS serta sebelum SPBU Perusda Batara Membangun.

Berdasarkan laporan Pusdalops-PB Batara, banjir juga terjadi di Jalan Akhmad Yani (depan SLTP 1 Muara Teweh dengan kedalaman ±30-50 cm. Tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Depan BPJS Kesehatan sampai kompleks perumahan belakang Depag, kedalaman air ±40-60 cm. Kemudian depan kantor Badan Pusat Statistik, kedalaman air ±80 cm. Di kompleks perumahan belakang Bappeda, badan jalan terendam total. Beberapa rumah warga pun terendam banjir. Di Jalan Pramuka depan Barakati, badan jalan terendam air dengan ketinggian ±75 cm. Beberapa rumah warga tampak terendam.

Berikutnya, di Jalan Ronggolawe kedalaman air ±30-50 cm dan beberapa rumah terendam. Di Jalan Pendreh depan Gereja Immanuel hingga depan SPBU kedalaman air ± 75-100 cm. Beberapa rumah warga di Jalan Pararawen juga terendam. Warga pun butuh bantuan evakuasi. Jalan Taman Rekreasi Remaja, kompleks Perumahan Griya Asri, badan jalan dan beberapa rumah warga terendam banjir. Kemudian di Jalan Bangau Gang Kolam Pipit, beberapa rumah terendam banjir dan perlu mengevakuasi warga.

Pantauan lapangan, petugas dari Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadan Kebakaaran dan Keselamatan Barito Utara melakukan evakuasi dan melakukan penyedotan air yang merendam rumah warga di sejumlah titik terparah banjir.

Baca Juga :  Warga Terdampak Banjir Mulai Terserang Penyakit

Dihubungi terpisah, Kalaksa BPB-PK Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib, S.STP, M.Si menyebut pihaknya telah menerima laporan dari BPBD Barito Utara perihal banjir dan tanah longsor yang terjadi, Minggu (12/5). Dalam laporan itu disebutkan sedang dilakukan penanganan, evakuasi terhadap warga, serta pendirian tenda.

Berdasarkan laporan masuk pada Minggu (12/5) pukul 07.10 WIB, posisi air Sungai Barito di STA UPT dermaga berada pada level kurang lebih 08.70 MM dan pantauan debit Sungai Barito pada hari itu mengalami kenaikan kurang lebih 50 cm dibandingkan Sabtu sore (11/5). Oleh karena itu, anggota Pusdalops PB segera mengevakuasi warga terdampak banjir.

Adapun kawasan Muara Teweh yang terdampak banjir adalah Jalan Ahmad Yani (depan SLTP 1 Muara Teweh) dengan kedalaman air 30-50 cm, Jalan Ahmad Yani (depan BPJS Kesehatan) dengan kedalaman air 40-60 cm, serta di Jalan Ahmad Yani (depan Badan Pusat Statistik) dengan kedalaman air 80 cm.

Beberapa rumah warga yang tampak terendam yakni di kalan kompleks perumahan belakang Bappeda, Jalan Pramuka (depan Barakati) dengan kedalaman air 75 cm, Jalan Ronggolawe dengan kedalaman air 30-50 cm, Jalan Pandreh (depan Gereja Imanuel) dengan kedalaman air 75-100 cm, Jalan Pararawen, Taman Rekreasi Remaja Komplek Perumahan Griya Asri, serta Gang Kolam Pipit dan Gang Perintis di Jalan Bangau.

“Berdasarkan laporan yang kami terima, genangan air dalam kota berangsur surut dan pada beberapa jalan genangan air sudah kering. Laporan tadi pagi, mereka sedang mengevakuasi warga dan mendirikan tenda pengungsian. Untuk persediaan makan bagi warga yang mengungsi, BPBD sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,” katanya, Minggu (12/5).

Sementara itu, untuk kejadian longsor terjadi di Jalan Brigjen Katamso perumahan dinas (samping kantor Dinas Perhubungan), Jalan Durian (seberang kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan), terjadi keretakan di Jalan Negara Muara Teweh – Puruk Cahu Km 9 Desa IPU serta di Jalan Keladan RT 06 (jembatan terputus akibat longsor).

Sejauh ini penanganan awal telah dilakukan. Petugas Pusdalops PB Barito Utara akan terus melakukan pemantauan.

Berdasarkan update data BPB-PK Kalteng per tanggal 11 Mei 2024, bencana banjir juga terjadi di 3 kabupaten/kota, 6 kecamatan dan 17 kelurahan/desa. Berdampak pada 568 kepala keluarga (KK), 441 jiwa, 6 unit fasilitas umum, serta 64 unit rumah warga.

Di Kabupaten Lamandau, tepatnya Kecamatan Bulik, Nanga Bulik terjadi banjir dengan ketinggian air 30 cm. Jumlah yang terdampak 125 KK dan 441 jiwa. Selanjutnya Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, tepatnya di Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, dan Kota Besi dengan tinggi air 105 cm, berdampak terhadap 443 KK, 1 unit fasilitas umum, dan 64 unit rumah. Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di Kecamatan Arut Selatan dan Arut Utara. Tinggi air mencapai 50 cm dan berdampak terhadap 5 unit fasilitas umum.

Baca Juga :  Ratusan Desa di Kalteng Terdampak Banjir, Warga Mulai Mengungsi

“Status darurat bencana banjir ditetapkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (04 Mei-17 Mei 2024) dan Kabupaten Lamandau (17 April–15 Juli 2024),” tutup Ahmad Toyib.

 

BMKG: Sepekan ke Depan Masih Berpotensi Turun Hujan Lebat di Kalteng===JUDUL BOLD

 

Hujan deras beserta angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak Minggu (12/5) dini hari. Intensitas hujan yang tinggi itu menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Barito Utara, Muara Teweh. Banjir dan longsor yang terjadi itu memutus sejumlah ruas jalan dan jembatan di wilayah setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, menurut laporan yang pihaknya terima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara, banjir yang melanda kabupaten tersebut bukan karena dampak kenaikan air Sungai Barito.

“Itu (banjir) karena luapan air dari anak atau cucu Sungai Barito yang disebabkan oleh tingginya curah hujan tadi malam sampai dengan pagi ini (kemarin, red),” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Minggu (12/5).

Toyib membeberkan, sampai dengan kemarin pagi terdapat lima titik longsor berdasarkan pantauan BPBD Barito Utara. Ada satu jembatan yang putus akibat tergerus banjir. Sejauh ini BPBD Barito Utara sudah menangani banjir di Desa Parang Kampeng, mengevakuasi warga, mendirikan tenda pengungsian, dan memberikan makan bagi warga yang mengungsi.

“Kondisi banjir dalam kota berangsur surut, jalan-jalan yang tergenang pun sudah mulai kering,” tandasnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MBKG) menyebut cuaca di wilayah Kalteng pada umumnya berawan. Ada potensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah.

“Dalam sepekan ke depan (15 Mei-18 Mei), seluruh wilayah Kalteng berpotensi turun hujan berintensitas sedang hingga lebat serta dapat disertai kilat dan angin kencang,” beber prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Renianata kepada Kalteng Pos, Minggu (12/5).

Mengingat kondisi cuaca ekstrem itu berpotensi terjadi kapan saja, masyarakat diminta untuk selalu waspada terjadinya hujan berintensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, serta potensi hujan lokal berintensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang maupun angin puting beliung.

“Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” pesannya. (her/ovi/dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/