Sabtu, Mei 18, 2024
32.6 C
Palangkaraya

Ratusan Desa di Kalteng Terdampak Banjir, Warga Mulai Mengungsi

PALANGKA RAYA-Tingginya intensitas hujan sepekan terakhir mengakibatkan ratusan desa di sembilan kabupaten/kota terendam banjir. Kondisi tersebut membuat puluhan ribu warga dilanda kecemasan. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi bahwa wilayah Kalteng masih akan dilanda hujan selama beberapa hari ke depan. Banjir diperkiraan terus meluas. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, debit air di beberapa wilayah sedang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dirilis BPBPK Kalteng pada Minggu (16/10), sembilan kabupaten/kota dikepung banjir. Satu kabupaten telah berstatus tanggap darurat, yakni Kotawaringin Timur (Kotim). Ketinggian banjir di Kotim lebih dari satu meter. Dampak banjir di sembilan daerah tersebut menyebabkan 132 desa/kelurahan terendam.

Parahnya, banjir di Kotim menyebabkan jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Tualan Hulu, tepatnya di Desa Tanjung Jorong putus akibat disapu arus air yang deras.

“Ketinggian air meningkat kembali hingga mencapai lebih satu meter, sehingga jembatan penghubung antardesa yang berada di Desa Tanjung Jorong putus karena arus air sangat deras,” kata Camat Tualan Hulu Admadisastra, Sabtu (15/10).

Ia menyebut, banjir juga masih melanda wilayah Desa Merah. Debit air mencapai 1,2 meter. Diprediksi ketinggian air terus meningkat, karena hujan yang masih terus terjadi dalam beberapa hari dengan durasi cukup lama.

“Kami berharap cuaca segera membaik agar air tidak meningkat maupun meluas ke desa lain, kami juga terus berkoordinasi dengan kepala desa, meminta mereka terus memantau kondisi banjir di wilayah masing-masing,” ujar Admadisastra.

Ditambahkannya, ada empat desa yang masih dilanda banjir. Meliputi Desa Tumbang Mujam, Merah, Luwuk Sampun, dan Tanjong Jorong.

Baca Juga :  Golkar Mulai Survei Figur Cagub

“Bantuan dari pemerintah terus mengalir, tapi kami juga berharap ada bantuan dari pihak perusahan, karena masyarakat di empat desa ini sudah hampir sebulan tidak bisa beraktivitas karena banjir,” sebutnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel menyebut, karena curah hujan yang cukup tinggi, pihaknya memutuskan memperpanjang status tanggap darurat banjir untuk kedua kalinya.

”Saat ini masih ada puluhan desa yang terendam banjir, sehingga kami memperpanjang lagi status tanggap darurat selama 14 hari, mulai tanggal 3 sampai 17 Oktober, selama banjir belum surut, status tanggap akan terus diperpanjang,” tutupnya.

Bergeser ke Kotawaringin Barat (Kobar), banjir juga terus meluas di wilayah Kecamatan Arut Utara, Arut Selatan, dan Kumai. Kenaikan debit air cukup signifikan. Tim BPBD sudah diterjunkan ke lokasi untuk memberi bantuan dan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono melalui Kapolsek Aruta Ipda Agung mengatakan, banjir di Desa Nanga Mua mengakibatkan 20 rumah terdampak. Ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Untuk itu pihaknya bersama dinas terkait mengambil tindakan cepat untuk mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman.

“Kami imbau warga untuk mengungsi, menghindari ancaman banjir susulan, kami juga menyerahkan bantuan sosial untuk warga,” ucap Ipda Agung.

Kepala Dinas PUPR Kobar Hasyim Muallim menyebut, intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini membuat wilayah Kobar dikepung banjir. Pihaknya sudah mulai mengambil langkah untuk antisipasi banjir tahunan yang terjadi. Mengingat beberapa ruas jalan dalam kota mulai tergenang banjir, diduga akibat mampetnya drainase. Tentunya ada program penanganan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk upaya jangka pendek, pihaknya melakukan pembersihan saluran atau drainase yang tersumbat akibat kotoran atau sampah. Satgas diturunkan ke lapangan untuk pembersihan parit atau drainase.

Baca Juga :  Wagub Kalteng Cek Poin Penyekatan Pasar Panas

“Kami juga akan melakukan normalisasi sungai atau parit yang menuju Tembaga Bu’un dan Bamban.  Lalu untuk penanganan jangka panjang, PUPR akan membuat kolam retensi sebagai penampung air saat debit air meningkat,” bebernya.

Sementara itu, banjir yang terjadi di Kabupaten Lamandau kian parah. Puncaknya pada Minggu (16/10). Terpantau banjir merendam hampir seluruh kecamatan yang ada di kabupaten burjuluk Bumi Bahaun Bakuba ini. Lebih dari 207 jiwa terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda 7 kecamatan. Banjir kali ini dipicu oleh hujan dengan turun dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir, hingga mengakibatkan Sungai Lamandau meluap.

Ketinggian air yang merendam 7 kecamatan berbeda-beda. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, hingga Minggu (16/10) pukul 16.30 WIB, tercatat banjir masih menggenangi beberapa wilayah hulu hingga dalam Kota Nanga Bulik, dengan tinggi muka air antara 10 cm hingga 150 cm.

BPBD Lamandau mencatat ada 7 kecamatan terdampak banjir. Yakni Kecamatan Delang, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Bulik, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Sematu Jaya, dan Kecamatan Bulik Timur.

“Banjir merendam 35 desa dan 3 kelurahan di 7 kecamatan. Sebanyak 91 fasilitas umum dan 7 fasilitas sosial ikut terendam,” beber Plt Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Ray Paskan.

PALANGKA RAYA-Tingginya intensitas hujan sepekan terakhir mengakibatkan ratusan desa di sembilan kabupaten/kota terendam banjir. Kondisi tersebut membuat puluhan ribu warga dilanda kecemasan. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi bahwa wilayah Kalteng masih akan dilanda hujan selama beberapa hari ke depan. Banjir diperkiraan terus meluas. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, debit air di beberapa wilayah sedang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dirilis BPBPK Kalteng pada Minggu (16/10), sembilan kabupaten/kota dikepung banjir. Satu kabupaten telah berstatus tanggap darurat, yakni Kotawaringin Timur (Kotim). Ketinggian banjir di Kotim lebih dari satu meter. Dampak banjir di sembilan daerah tersebut menyebabkan 132 desa/kelurahan terendam.

Parahnya, banjir di Kotim menyebabkan jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Tualan Hulu, tepatnya di Desa Tanjung Jorong putus akibat disapu arus air yang deras.

“Ketinggian air meningkat kembali hingga mencapai lebih satu meter, sehingga jembatan penghubung antardesa yang berada di Desa Tanjung Jorong putus karena arus air sangat deras,” kata Camat Tualan Hulu Admadisastra, Sabtu (15/10).

Ia menyebut, banjir juga masih melanda wilayah Desa Merah. Debit air mencapai 1,2 meter. Diprediksi ketinggian air terus meningkat, karena hujan yang masih terus terjadi dalam beberapa hari dengan durasi cukup lama.

“Kami berharap cuaca segera membaik agar air tidak meningkat maupun meluas ke desa lain, kami juga terus berkoordinasi dengan kepala desa, meminta mereka terus memantau kondisi banjir di wilayah masing-masing,” ujar Admadisastra.

Ditambahkannya, ada empat desa yang masih dilanda banjir. Meliputi Desa Tumbang Mujam, Merah, Luwuk Sampun, dan Tanjong Jorong.

Baca Juga :  Golkar Mulai Survei Figur Cagub

“Bantuan dari pemerintah terus mengalir, tapi kami juga berharap ada bantuan dari pihak perusahan, karena masyarakat di empat desa ini sudah hampir sebulan tidak bisa beraktivitas karena banjir,” sebutnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel menyebut, karena curah hujan yang cukup tinggi, pihaknya memutuskan memperpanjang status tanggap darurat banjir untuk kedua kalinya.

”Saat ini masih ada puluhan desa yang terendam banjir, sehingga kami memperpanjang lagi status tanggap darurat selama 14 hari, mulai tanggal 3 sampai 17 Oktober, selama banjir belum surut, status tanggap akan terus diperpanjang,” tutupnya.

Bergeser ke Kotawaringin Barat (Kobar), banjir juga terus meluas di wilayah Kecamatan Arut Utara, Arut Selatan, dan Kumai. Kenaikan debit air cukup signifikan. Tim BPBD sudah diterjunkan ke lokasi untuk memberi bantuan dan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono melalui Kapolsek Aruta Ipda Agung mengatakan, banjir di Desa Nanga Mua mengakibatkan 20 rumah terdampak. Ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Untuk itu pihaknya bersama dinas terkait mengambil tindakan cepat untuk mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman.

“Kami imbau warga untuk mengungsi, menghindari ancaman banjir susulan, kami juga menyerahkan bantuan sosial untuk warga,” ucap Ipda Agung.

Kepala Dinas PUPR Kobar Hasyim Muallim menyebut, intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini membuat wilayah Kobar dikepung banjir. Pihaknya sudah mulai mengambil langkah untuk antisipasi banjir tahunan yang terjadi. Mengingat beberapa ruas jalan dalam kota mulai tergenang banjir, diduga akibat mampetnya drainase. Tentunya ada program penanganan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk upaya jangka pendek, pihaknya melakukan pembersihan saluran atau drainase yang tersumbat akibat kotoran atau sampah. Satgas diturunkan ke lapangan untuk pembersihan parit atau drainase.

Baca Juga :  Wagub Kalteng Cek Poin Penyekatan Pasar Panas

“Kami juga akan melakukan normalisasi sungai atau parit yang menuju Tembaga Bu’un dan Bamban.  Lalu untuk penanganan jangka panjang, PUPR akan membuat kolam retensi sebagai penampung air saat debit air meningkat,” bebernya.

Sementara itu, banjir yang terjadi di Kabupaten Lamandau kian parah. Puncaknya pada Minggu (16/10). Terpantau banjir merendam hampir seluruh kecamatan yang ada di kabupaten burjuluk Bumi Bahaun Bakuba ini. Lebih dari 207 jiwa terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda 7 kecamatan. Banjir kali ini dipicu oleh hujan dengan turun dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir, hingga mengakibatkan Sungai Lamandau meluap.

Ketinggian air yang merendam 7 kecamatan berbeda-beda. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, hingga Minggu (16/10) pukul 16.30 WIB, tercatat banjir masih menggenangi beberapa wilayah hulu hingga dalam Kota Nanga Bulik, dengan tinggi muka air antara 10 cm hingga 150 cm.

BPBD Lamandau mencatat ada 7 kecamatan terdampak banjir. Yakni Kecamatan Delang, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Bulik, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Sematu Jaya, dan Kecamatan Bulik Timur.

“Banjir merendam 35 desa dan 3 kelurahan di 7 kecamatan. Sebanyak 91 fasilitas umum dan 7 fasilitas sosial ikut terendam,” beber Plt Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Ray Paskan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/