Sabtu, September 28, 2024
25.8 C
Palangkaraya

Kemenag Kalteng dan BSI Fokus Pengembangan Digitalisasi Ekosistem Pesantren


PALANGKA RAYA – Pengembangan keuangan digital pesantren menjadi tema utama gathering pesantren di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Jum’at (14/6/2024). Kegiatan yang diselenggarakan bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) itu menunjukkan bahwa Kemenag dan BSI seirama dalam pengembangan keuangan digital pesantren.

Kakanwil Kemenag H. Noor Fahmi mengatakan, digitalisasi pesantren menjadi salah satu program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Digitalisasi keuangan pesantren adalah salah satu ruang lingkup dalam program prioritas itu.

Kemenag Kalimantan Tengah, imbuhnya, mendukung penuh perhatian BSI yang menggandeng Kemenag untuk menggelar gathering sebagai media pengenalan digitalisasi keuangan pesantren. H. Noor Fahmi berharap ke depannya akan ada pesantren yang menerapkan sistem keuangan digital yang disiapkan oleh BSI.

“Gathering pesantren ini menjadi bukti bahwa Kemenag Kalimantan Tengah dan Bank BSI seirama dalam pengembangan pesantren, khususnya pengembangan keuangan digital di pesantren. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pesantren karena saya yakin BSI akan membantu pesantren dengan maksimal,” bebernya.

Ditambahkan, pondok pesantren memiliki potensi ekonomi yang besar. Jika dikelola dan dikembangkan, potensi itu akan membawa kemandirian ekonomi.
Gathering pondok pesantren diharapkan menjadi pintu masuk pengembangan usaha pesantren.

“Setelah pertemuan ini kami berharap peluang pengembangan usaha pesantren semakin terbuka lebar. Karena pesantren semakin dekat dengan akses keuangan yakni Bank BSI,” tegas H. Noor Fahmi.

Beberapa pesantren di Kalimantan Tengah telah mengelola sejumlah unit usaha. Kementerian Agama melalui program bantuan inkubasi bisnis mencoba mendorong peningkatan kapastas unit usaha tersebut. Di sisi lain, H. Noor Fahmi berharap ada perhatian dari kalangan perbankan bagi usaha pesantren itu.

“Misalnya melalui bantuan permodalan. Jika terwujud, maka diyakini kemandirian ekonomi pesantren akan menguat di kalangan lembaga pendidikan keagamaan Islam tersebut,” kata H. Noor Fahmi.

“Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah tentu berkepentingan untuk terus mendorong peningkatan kemandirian ekonomi pesantren. Peluang kerja sama atau dukungan dari pihak lain seperti Bank BSI diharapkan bisa diwujudkan,” imbuhnya.

Di acara yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam H. Elly Saputra menambahkan, beberapa pesantren telah mampu mengelola usahanya. Misal pondok pesantren yang mengelola usaha laundry yang mulai melebarkan sayap usahanya. Dia meminta Bank BSI bisa membantu kalangan pesantren untuk membuka dan memperkuat unit usaha yang dikelolanya.

Sementara itu, Manager ISE Region IX Kalimantan Nasrudin Anas menjelaskan, pengembangan keuangan Syariah untuk kemandirian ekonomi pesantren menjadi salah satu concern Bank BSI. Beberapa potensi pengembangan itu adalah pengelolaan agen BSI smart yang bisa menjadi salah satu sumber pendapatan pesantren. Kemudian, BSI juga menyiapkan sistem pembayaran berbasis transaksi keuangan secara elektronik.

“Ada banyak hal yang bisa kita sinergikan untuk mengelola keuangan pesantren secara digital. Dan ini juga akan menunjang kemandirian ekonomi pondok pesantren secara berkesinambungan,” ujar Nasrudin Anas.

Gathering pesantren diikuti lebih dari 40 peserta. Mereka berasal dari kalangan pimpinan pesantren, Kemenag kabupaten/kota, dan Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah.(hms/sma/sos/b5)


PALANGKA RAYA – Pengembangan keuangan digital pesantren menjadi tema utama gathering pesantren di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Jum’at (14/6/2024). Kegiatan yang diselenggarakan bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) itu menunjukkan bahwa Kemenag dan BSI seirama dalam pengembangan keuangan digital pesantren.

Kakanwil Kemenag H. Noor Fahmi mengatakan, digitalisasi pesantren menjadi salah satu program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Digitalisasi keuangan pesantren adalah salah satu ruang lingkup dalam program prioritas itu.

Kemenag Kalimantan Tengah, imbuhnya, mendukung penuh perhatian BSI yang menggandeng Kemenag untuk menggelar gathering sebagai media pengenalan digitalisasi keuangan pesantren. H. Noor Fahmi berharap ke depannya akan ada pesantren yang menerapkan sistem keuangan digital yang disiapkan oleh BSI.

“Gathering pesantren ini menjadi bukti bahwa Kemenag Kalimantan Tengah dan Bank BSI seirama dalam pengembangan pesantren, khususnya pengembangan keuangan digital di pesantren. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pesantren karena saya yakin BSI akan membantu pesantren dengan maksimal,” bebernya.

Ditambahkan, pondok pesantren memiliki potensi ekonomi yang besar. Jika dikelola dan dikembangkan, potensi itu akan membawa kemandirian ekonomi.
Gathering pondok pesantren diharapkan menjadi pintu masuk pengembangan usaha pesantren.

“Setelah pertemuan ini kami berharap peluang pengembangan usaha pesantren semakin terbuka lebar. Karena pesantren semakin dekat dengan akses keuangan yakni Bank BSI,” tegas H. Noor Fahmi.

Beberapa pesantren di Kalimantan Tengah telah mengelola sejumlah unit usaha. Kementerian Agama melalui program bantuan inkubasi bisnis mencoba mendorong peningkatan kapastas unit usaha tersebut. Di sisi lain, H. Noor Fahmi berharap ada perhatian dari kalangan perbankan bagi usaha pesantren itu.

“Misalnya melalui bantuan permodalan. Jika terwujud, maka diyakini kemandirian ekonomi pesantren akan menguat di kalangan lembaga pendidikan keagamaan Islam tersebut,” kata H. Noor Fahmi.

“Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah tentu berkepentingan untuk terus mendorong peningkatan kemandirian ekonomi pesantren. Peluang kerja sama atau dukungan dari pihak lain seperti Bank BSI diharapkan bisa diwujudkan,” imbuhnya.

Di acara yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam H. Elly Saputra menambahkan, beberapa pesantren telah mampu mengelola usahanya. Misal pondok pesantren yang mengelola usaha laundry yang mulai melebarkan sayap usahanya. Dia meminta Bank BSI bisa membantu kalangan pesantren untuk membuka dan memperkuat unit usaha yang dikelolanya.

Sementara itu, Manager ISE Region IX Kalimantan Nasrudin Anas menjelaskan, pengembangan keuangan Syariah untuk kemandirian ekonomi pesantren menjadi salah satu concern Bank BSI. Beberapa potensi pengembangan itu adalah pengelolaan agen BSI smart yang bisa menjadi salah satu sumber pendapatan pesantren. Kemudian, BSI juga menyiapkan sistem pembayaran berbasis transaksi keuangan secara elektronik.

“Ada banyak hal yang bisa kita sinergikan untuk mengelola keuangan pesantren secara digital. Dan ini juga akan menunjang kemandirian ekonomi pondok pesantren secara berkesinambungan,” ujar Nasrudin Anas.

Gathering pesantren diikuti lebih dari 40 peserta. Mereka berasal dari kalangan pimpinan pesantren, Kemenag kabupaten/kota, dan Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah.(hms/sma/sos/b5)

Artikel Terkait