Minggu, September 29, 2024
24.1 C
Palangkaraya

PKL Ingin Direlokasi Dekat Bundaran Besar

PALANGKA RAYA-Pedagang kreatif lapangan (PKL) yang berjualan di halaman Gedung KONI Kalteng masih beraktivitas. Mereka menempati kawasan yang masuk program pembangunan ruang terbuka hijau (RTH). Wilayah tersebut selalu ramai dipenuhi pengunjung yang datang bersantai menikmati kerlap-kerlip lampu hias dan air mancur menari di Bundaran Besar.

Padahal, lokasi rencana RTH tersebut harus steril dari aktivitas PKL. Para pedagang harus segera pindah dari halaman Gedung KONI Kalteng. Aparat penegak peraturan daerah (perda) yakni Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sudah melakukan sosialisasi dan mengingatkan para pedagang terkait larangan berjualan di kawasan tersebut. Satpol PP meminta PKL untuk segera mengosongkan kawasan tersebut. Meski demikian, hingga Minggu malam (23/6) terlihat para PKL masih beraktivitas di lokasi itu.

Salah satu pedagang, Sugiyono mengaku telah menerima imbauan untuk memindahkan lokasi dagangannya ke tempat yang telah disiapkan, yaitu di Jalan Yos Sudarso, depan TVRI Kalteng. Namun hingga saat ini ia masih memilih untuk menjajakan dagangannya di kawasan Gedung KONI Kalteng karena merasa lokasi yang diarahkan terlalu jauh.

Menurutnya, kawasan wisata seperti Bundaran Besar harus tetap menyediakan lokasi bagi pedagang, agar masyarakat bisa membeli makanan dan minuman sembari jalan-jalan menikmati kerlap-kerlip lampu dan air mancur menari.

“Sampai sekarang belum ada rencana untuk pindah, teman-teman lain juga masih memilih untuk tetap jualan di sini. Jauh sekali kalau harus pindah ke Yos Sudarso, di sana kan juga sudah banyak yang berjualan. Sedangkan di sini, warga yang berkunjung pasti butuh makanan dan minuman. Kami di sini mencari rezeki. Dari sebelum Bundaran ini jadi, saya sudah keliling jualan di daerah sini. Kalau harus pindah, kami mau dipindahkan ke dekat sini, enggak jauh-jauh. Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan itu,” ucapnya kepada Kalteng Pos, Minggu malam (23/6).

Sementara, Acil sapaan akrab pedagang lainnya, juga menyampaikan hal serupa. Ia  mendukung rencana program pembangunan RTH, meski lokasinya berjualan harus dipindahkan. Namun, ia berharap agar lokasi yang disediakan tidak jauh dari kawasan Bundaran Besar.

Hingga kini Acil belum berencana untuk pindah dari lokasi itu. Meski sudah ada pemberitahuan, tetapi ia menunggu adanya pergerakan dari para pedagang lain. Di sisi lain, sebagai salah satu pedagang yang sejak awal berjualan di tempat itu, Acil mengaku pernah mendapat arahan dari petugas untuk masuk dan berjualan di dalam area eks gedung KONI itu agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Dan ia pun sudah merasa nyaman berjualan di lokasi itu.

“Kalau enggak salah, sudah ada teman-teman yang berusaha untuk menyampaikan ke pemerintah mengenai relokasi itu. Tetapi sepertinya belum dapat jawaban. Maunya pindah ke daerah sekitar sini aja, karena di Yos Sudarso atau Pujasera itu sudah banyak pedagang yang berjualan. Mudah-mudahan pemerintah juga mengerti. Saya mendukung adanya RTH, karena demi masyarakat dan daerah, tetapi tolong lokasi kami berjualan jangan jauh-jauh dari sini,” ucapnya. (ovi/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Pedagang kreatif lapangan (PKL) yang berjualan di halaman Gedung KONI Kalteng masih beraktivitas. Mereka menempati kawasan yang masuk program pembangunan ruang terbuka hijau (RTH). Wilayah tersebut selalu ramai dipenuhi pengunjung yang datang bersantai menikmati kerlap-kerlip lampu hias dan air mancur menari di Bundaran Besar.

Padahal, lokasi rencana RTH tersebut harus steril dari aktivitas PKL. Para pedagang harus segera pindah dari halaman Gedung KONI Kalteng. Aparat penegak peraturan daerah (perda) yakni Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sudah melakukan sosialisasi dan mengingatkan para pedagang terkait larangan berjualan di kawasan tersebut. Satpol PP meminta PKL untuk segera mengosongkan kawasan tersebut. Meski demikian, hingga Minggu malam (23/6) terlihat para PKL masih beraktivitas di lokasi itu.

Salah satu pedagang, Sugiyono mengaku telah menerima imbauan untuk memindahkan lokasi dagangannya ke tempat yang telah disiapkan, yaitu di Jalan Yos Sudarso, depan TVRI Kalteng. Namun hingga saat ini ia masih memilih untuk menjajakan dagangannya di kawasan Gedung KONI Kalteng karena merasa lokasi yang diarahkan terlalu jauh.

Menurutnya, kawasan wisata seperti Bundaran Besar harus tetap menyediakan lokasi bagi pedagang, agar masyarakat bisa membeli makanan dan minuman sembari jalan-jalan menikmati kerlap-kerlip lampu dan air mancur menari.

“Sampai sekarang belum ada rencana untuk pindah, teman-teman lain juga masih memilih untuk tetap jualan di sini. Jauh sekali kalau harus pindah ke Yos Sudarso, di sana kan juga sudah banyak yang berjualan. Sedangkan di sini, warga yang berkunjung pasti butuh makanan dan minuman. Kami di sini mencari rezeki. Dari sebelum Bundaran ini jadi, saya sudah keliling jualan di daerah sini. Kalau harus pindah, kami mau dipindahkan ke dekat sini, enggak jauh-jauh. Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan itu,” ucapnya kepada Kalteng Pos, Minggu malam (23/6).

Sementara, Acil sapaan akrab pedagang lainnya, juga menyampaikan hal serupa. Ia  mendukung rencana program pembangunan RTH, meski lokasinya berjualan harus dipindahkan. Namun, ia berharap agar lokasi yang disediakan tidak jauh dari kawasan Bundaran Besar.

Hingga kini Acil belum berencana untuk pindah dari lokasi itu. Meski sudah ada pemberitahuan, tetapi ia menunggu adanya pergerakan dari para pedagang lain. Di sisi lain, sebagai salah satu pedagang yang sejak awal berjualan di tempat itu, Acil mengaku pernah mendapat arahan dari petugas untuk masuk dan berjualan di dalam area eks gedung KONI itu agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Dan ia pun sudah merasa nyaman berjualan di lokasi itu.

“Kalau enggak salah, sudah ada teman-teman yang berusaha untuk menyampaikan ke pemerintah mengenai relokasi itu. Tetapi sepertinya belum dapat jawaban. Maunya pindah ke daerah sekitar sini aja, karena di Yos Sudarso atau Pujasera itu sudah banyak pedagang yang berjualan. Mudah-mudahan pemerintah juga mengerti. Saya mendukung adanya RTH, karena demi masyarakat dan daerah, tetapi tolong lokasi kami berjualan jangan jauh-jauh dari sini,” ucapnya. (ovi/ce/ala)

Artikel Terkait