Senin, November 25, 2024
24.2 C
Palangkaraya

Ini yang Dilakukan Tokoh Lintas Agama demi Kelancaran Pilkada di Palangka Raya

PALANGKA RAYA – Dalam menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang semakin dekat, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Palangka Raya menggelar doa lintas agama.

Kegiatan itu berlangsung di Ruang Rapat Pateng Karuhei, Kantor Wali Kota Palangka Raya pada Rabu (26/6). Hadir dalam kesempatan itu lima tokoh agama dari berbagai keyakinan. Seperti Islam ada ustaz Abdul Sani, Kristen Pdt Jasalmen Purba, Hindu I Made Sadyana, Buddha Supriduta, dan Katolik ada Josef Dudi.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan, menjelaskan bahwa doa lintas agama tersebut dilakukan sebagai bentuk persiapan menyambut Pilkada 2024. Tujuannya tidak hanya untuk memastikan kelancaran proses pemilihan, tetapi juga sebagai sikap tegas menolak intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di Palangka Raya.

“Saat ini, Palangka Raya memasuki tahapan penting dalam pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Kami mengajak semua pihak untuk bersatu demi memilih pemimpin yang mampu memajukan kota ini dengan baik, serta memperhatikan kesejahteraan dan infrastruktur,” ujar Sahdin Hasan.

Baca Juga :  Gubernur Kalsel Jajal Motor Listrik

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat yang wajar terjadi di tengah masyarakat. “Segala perbedaan diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat, tanpa mengundang kekerasan atau perpecahan,”ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Andrie Elia SE. MM, sebagai pemateri dalam diskusi terkait pilkada, menambahkan bahwa proses pemilihan ini merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi negara. Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai penyebaran informasi hoaks yang dapat mengganggu proses pemilihan yang berlangsung dalam suasana penuh kegembiraan.

Semangat untuk menjaga persatuan dan merayakan kebebasan berdemokrasi menjadi fokus utama dalam setiap tahapan menuju Pilkada 2024 di Palangka Raya. Dengan doa bersama dan diskusi yang konstruktif, diharapkan masyarakat dapat terlibat aktif dalam memilih pemimpin yang akan memimpin kota ini ke arah kemajuan yang lebih baik.

Baca Juga :  Doakan Puan Diberi Kesuksesan dan Keberkahan

Proses pemilu merupakan momen regenerasi kepemimpinan serta mengenal keterampilan dari pemimpin suatu daerah. Sehingga sangat penting untuk memahami karakter dari calo pemimpin, untuk memastikan program yang dibawa demi kesejahteraan masyarakat.

“Pemilu merupakan implementasi negara kita yang menganut sistem demokrasi, dan pemilu juga merupakan bentuk kedaulatan rakyat, sehingga pemimpin ini dipilih dari rakyat dan untuk rakyat, pemerintah hanya sebagian instrumen atau fasilitator dalam penyelenggaraan, sehingga sebagai fasilitator harus menjaga netralitas,”katanya.

Untuk diketahui, selain Andrie Elia Embang, yang mengisi materi forum pembaruan kebangsaan, ada juga dari Dr Marko Mahen yang mengisi materi soal melindungi jemaat dan diri sendiri atau nafsu,

Dr Tirta dengan materi hidup berdampingan dengan Filsafah Huma Betang dari sudut pandang agama Hindu Kaharingan dan Dr Mambang Tubil, dengan materi bersama kawal pilkada damai.(mut/ram)

PALANGKA RAYA – Dalam menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang semakin dekat, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Palangka Raya menggelar doa lintas agama.

Kegiatan itu berlangsung di Ruang Rapat Pateng Karuhei, Kantor Wali Kota Palangka Raya pada Rabu (26/6). Hadir dalam kesempatan itu lima tokoh agama dari berbagai keyakinan. Seperti Islam ada ustaz Abdul Sani, Kristen Pdt Jasalmen Purba, Hindu I Made Sadyana, Buddha Supriduta, dan Katolik ada Josef Dudi.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan, menjelaskan bahwa doa lintas agama tersebut dilakukan sebagai bentuk persiapan menyambut Pilkada 2024. Tujuannya tidak hanya untuk memastikan kelancaran proses pemilihan, tetapi juga sebagai sikap tegas menolak intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di Palangka Raya.

“Saat ini, Palangka Raya memasuki tahapan penting dalam pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Kami mengajak semua pihak untuk bersatu demi memilih pemimpin yang mampu memajukan kota ini dengan baik, serta memperhatikan kesejahteraan dan infrastruktur,” ujar Sahdin Hasan.

Baca Juga :  Gubernur Kalsel Jajal Motor Listrik

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat yang wajar terjadi di tengah masyarakat. “Segala perbedaan diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat, tanpa mengundang kekerasan atau perpecahan,”ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Andrie Elia SE. MM, sebagai pemateri dalam diskusi terkait pilkada, menambahkan bahwa proses pemilihan ini merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi negara. Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai penyebaran informasi hoaks yang dapat mengganggu proses pemilihan yang berlangsung dalam suasana penuh kegembiraan.

Semangat untuk menjaga persatuan dan merayakan kebebasan berdemokrasi menjadi fokus utama dalam setiap tahapan menuju Pilkada 2024 di Palangka Raya. Dengan doa bersama dan diskusi yang konstruktif, diharapkan masyarakat dapat terlibat aktif dalam memilih pemimpin yang akan memimpin kota ini ke arah kemajuan yang lebih baik.

Baca Juga :  Doakan Puan Diberi Kesuksesan dan Keberkahan

Proses pemilu merupakan momen regenerasi kepemimpinan serta mengenal keterampilan dari pemimpin suatu daerah. Sehingga sangat penting untuk memahami karakter dari calo pemimpin, untuk memastikan program yang dibawa demi kesejahteraan masyarakat.

“Pemilu merupakan implementasi negara kita yang menganut sistem demokrasi, dan pemilu juga merupakan bentuk kedaulatan rakyat, sehingga pemimpin ini dipilih dari rakyat dan untuk rakyat, pemerintah hanya sebagian instrumen atau fasilitator dalam penyelenggaraan, sehingga sebagai fasilitator harus menjaga netralitas,”katanya.

Untuk diketahui, selain Andrie Elia Embang, yang mengisi materi forum pembaruan kebangsaan, ada juga dari Dr Marko Mahen yang mengisi materi soal melindungi jemaat dan diri sendiri atau nafsu,

Dr Tirta dengan materi hidup berdampingan dengan Filsafah Huma Betang dari sudut pandang agama Hindu Kaharingan dan Dr Mambang Tubil, dengan materi bersama kawal pilkada damai.(mut/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/