Hapakat Dayak Bersatu Temui Wakil Rakyat di DPRD Kalteng
PALANGKA RAYA-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalteng melalui Komisi I menerima audiensi Hapakat Dayak Bersatu Kalteng di Ruang Rapat Gabungan DPRD Kalteng, Senin (22/7/2024). Pertemuan tersebut dipimpin oleh Kuwu Senilawati. Ia mengatakan, aspirasi yang disampaikan perwakilan masyarakat Dayak Kalteng saat itu yakni terkait pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang akan segera digelar.
Kuwu menjelaskan, masyarakat Dayak Kalteng berharap agar kepala daerah yang terpilih nanti berasal dari suku Dayak.
“Sebagai warga asli Dayak Kalteng, mereka ingin agar nanti kepala daerah berasal dari suku Dayak,” ucapnya.
Pernyataan itu mencerminkan keinginan kuat masyarakat Dayak untuk melihat putra-putri asli daerah memimpin lembaga pemerintahan di wilayah sendiri.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan, DPRD Kalteng menyatakan komitmen untuk menerima dan menyalurkan aspirasi tersebut ke sejumlah partai politik di Kalteng, yang kemudian akan diteruskan ke dewan pimpinan pusat (DPP) masing-masing di Jakarta.
“Salah satu tugas utama kami adalah menerima dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Kami menerima dan menyambut baik aspirasi yang disampaikan itu dalam koridor yang kondusif saat ini,” tuturnya.
Lebih lanjut Kuwu mengatakan, gedung dewan merupakan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Dewan juga berkomitmen untuk terus mendengarkan dan menyalurkan aspirasi masyarakat demi kemajuan daerah.
“Pendapat yang disampaikan oleh masyarakat tidak ada yang salah. Kami akan menyampaikan itu ke partai politik yang ada di Kalteng agar bisa diteruskan ke DPP masing-masing,” tambahnya.
Sementara itu, koordinator Hapakat Dayak Kalimantan Tengah, Panjung Asilai menyampaikan bahwa audiensi itu merupakan kelanjutan dari aksi damai yang dilakukan pada 18 Juli lalu. Aksi ini didorong oleh kekhawatiran masyarakat Dayak terhadap kondisi politik yang tidak mengakomodasi hak politik mereka.
Panjung Asilai menjelaskan, pihaknya telah melakukan kajian terkait pemilihan kepala daerah. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan orang asli Dayak ke depannya terancam tersingkir. “Kami tahu bahwa kontestasi pemilu merupakan urusan partai yang mengikuti hasil penentuan dari DPP pusat. Oleh karena itu, kami berharap apa yang kami sampaikan ini dapat terwujud demi kepentingan masyarakat Kalteng,” ujarnya.
Asilai menegaskan pentingnya partai politik pusat untuk mempertimbangkan kondisi, situasi politik, dan kepentingan masyarakat daerah, serta aspirasi dan kearifan lokal. Menurutnya, pemimpin Kalteng yang bukan dari kalangan warga Dayak akan berpengaruh pada pembangunan, pengembangan sumber daya manusia, penyerapan anggaran, dan pengelolaan sumber daya alam. “Pemimpin Kalteng maupun kepala daerah harus orang Dayak asli,” tegasnya.
Ia menambahkan, apabila aspirasi mereka tidak terwujud, maka pihaknya siap melawan. Aksi yang dilakukan, menurutnya, murni dari hati nurani masyarakat Dayak tanpa campur tangan pihak lain. “Kami ingin orang Dayak menjadi raja di tanah sendiri. Jangan sampai tamu justru menjadi tuan rumah,” tambahnya.
Hapakat Dayak Bersatu Kalteng berharap aspirasi mereka didengar dan diakomodasi partai politik demi tercapainya keadilan dan kesejahteraan di tanah Kalteng.
Audiensi tersebut berjalan lancar dan kondusif, meski diwarnai dengan nada bicara yang lantang dan tegas dari berbagai pihak yang menyampaikan pandangan. Itu justru menandakan adanya komunikasi yang baik antara masyarakat Dayak dan DPRD Kalteng. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Dayak Kalteng dalam memperjuangkan hak dan aspirasi mereka pada pemilihan kepala daerah mendatang.
Dengan adanya pertemuan itu, masyarakat Dayak Kalteng juga berharap aspirasi mereka diterima dan diakomodasi partai politik, sehingga kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih merepresentasikan dan memperjuangkan kepentingan warga Dayak Kalteng. Di sisi lain, dewan juga mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi dan berharap agar suasana kondusif ini dapat terus terjaga ke depannya. (ovi/ce/ala)