PULANG PISAU – Dalam pemenuhan pangan dengan kuantitas dan kualitas yang baik, salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui pelaksanaan penganekaragaman konsumsi pangan yang dapat meningkatkan keanekaragaman sumber pangan berbasis potensi lokal, mengembangkan teknologi pengolahan produk pangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).
Dalam rangka mendukung upaya tersebut, konsumsi pangan B2SA dengan memanfaatkan pangan lokal, menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi sehari-hari,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani saat launching rumah pangan B2SA di Desa Purwodadi Kecamatan Maliku belum lama tadi.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan yaitu dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sejak dini melalui kampung beragam B2SA. “Melalui kampung B2SA yang integrasi dan konvergensi dalam penyelenggaraan penganekaragaman konsumsi pangan, diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan penyediaan, pengolahan dan pemanfaatan pangan B2SA dalam pemenuhan pangan rumah tangga sehari-hari,” kata dia.
Saat itu Nunu juga menyampaikan apresiasi dengan program adanya rumah pangan B2SA di Desa Puwodadi. Sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak adanya lagi anak-anak stunting baru tetapi adanya anak-anak tumbuh dengan sehat dan produktif.
“Program ini sangat luar biasa. Karena sejalan dengan program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pulang Pisau. Yaitu menurunkan angka stunting dengan berbagai upaya seperti pemberian makanan bergizi kepada anak-anak yang berisiko stunting,” tegas dia.
Selaku pemerintah daerah, pihaknya mendorong kepada seluruh kepala desa untuk bisa mengalokasikan dana desanya untuk kegiatan-kegiatan B2SA . “Karena di dalam pengelolaan dana desa di situ ada ketahanan pangan sebesar 20 persen,” ujarnya.
Dia berharap, berharap desa purwodadi yang sudah mendapatkan bantuan rumah pangan dari dana APBN tahun 2024, dapat mengedukasi desa-desa lain. Sehingga program pemerintah pusat untuk mencegah stunting dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Saya berharap, dengan adanya program ini bapak/ibu dapat menerapkan konsumsi B2SA sebagai gerakan untuk menerapkan pola konsumsi pangan B2SA guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia yang aktif, sehat dan produktif,” tandasnya. (art)
Tingkatkan Kualitas Konsumsi Pangan
PULANG PISAU – Dalam pemenuhan pangan dengan kuantitas dan kualitas yang baik, salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui pelaksanaan penganekaragaman konsumsi pangan yang dapat meningkatkan keanekaragaman sumber pangan berbasis potensi lokal, mengembangkan teknologi pengolahan produk pangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).
Dalam rangka mendukung upaya tersebut, konsumsi pangan B2SA dengan memanfaatkan pangan lokal, menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi sehari-hari,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani saat launching rumah pangan B2SA di Desa Purwodadi Kecamatan Maliku belum lama tadi.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan yaitu dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sejak dini melalui kampung beragam B2SA. “Melalui kampung B2SA yang integrasi dan konvergensi dalam penyelenggaraan penganekaragaman konsumsi pangan, diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan penyediaan, pengolahan dan pemanfaatan pangan B2SA dalam pemenuhan pangan rumah tangga sehari-hari,” kata dia.
Saat itu Nunu juga menyampaikan apresiasi dengan program adanya rumah pangan B2SA di Desa Puwodadi. Sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak adanya lagi anak-anak stunting baru tetapi adanya anak-anak tumbuh dengan sehat dan produktif.
“Program ini sangat luar biasa. Karena sejalan dengan program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pulang Pisau. Yaitu menurunkan angka stunting dengan berbagai upaya seperti pemberian makanan bergizi kepada anak-anak yang berisiko stunting,” tegas dia.
Selaku pemerintah daerah, pihaknya mendorong kepada seluruh kepala desa untuk bisa mengalokasikan dana desanya untuk kegiatan-kegiatan B2SA . “Karena di dalam pengelolaan dana desa di situ ada ketahanan pangan sebesar 20 persen,” ujarnya.
Dia berharap, berharap desa purwodadi yang sudah mendapatkan bantuan rumah pangan dari dana APBN tahun 2024, dapat mengedukasi desa-desa lain. Sehingga program pemerintah pusat untuk mencegah stunting dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Saya berharap, dengan adanya program ini bapak/ibu dapat menerapkan konsumsi B2SA sebagai gerakan untuk menerapkan pola konsumsi pangan B2SA guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia yang aktif, sehat dan produktif,” tandasnya. (art)