Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Bukung Hantu Paling Ditunggu

Festival Babukung 2024 Menarik Wisatawan Mancanegara 

NANGA BULIK-Festival Babukung 2024 resmi dibuka di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kamis pagi (8/8/2024). Pembukaan festival ini dimulai dengan Karnaval Babukung. Total 1.765 peserta yang menyemarakkan karnaval ini. Terdiri dari 1.669 peserta umum dan 96 peserta kategori lain. Ada delapan kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Lamandau yang menyiapkan kreasi bukung untuk ditampilkan.

Bukung atau luha merupakan topeng yang menyerupai hewan. Mulai dari bukung burung tingang, burung pipit, kupu-kupu, hingga udang serta naga.

Sebelum mengikuti karnaval ini, tiap peserta menggelar ritual adat berupa padah panit, dengan tujuan meminta restu Sang Pencipta agar tidak ada kejadian kematian selama kegiatan, karena seharusnya babukung hanya ada saat ritual kematian.

Salah satu bukung yang sangat ditunggu adalah bukung hantu. Bukung tersebut ditampilkan peserta dari Desa Lopus, Kecamatan Delang.

Kepada Kalteng Pos, Iwan Kemantan Puli dari Desa Lopus, Kecamatan Delang mengatakan, bukung hantu tidak sembarangan ditampilkan.

Perlu ada pawang yang ikut mengawal peserta. Selain itu, bahan dasar aksesori yang digunakan pun harus dari hutan.

Baca Juga :  Koyem Tetap Pimpin DPD Demokrat

“Bikinnya saja di hutan, tidak bisa di kampung, proses pembuatan butuh waktu semingguan, dan ada ritual dirajah (jimat, red),” ungkap Iwan.

Dikatakannya, kehadiran mereka kali ini sepenuhnya untuk mendukung kemeriahan Festival Babukung, meski sebenarnya babukung hantu hanya boleh ditampilkan dalam ritual kematian.

Pada festival tahun ini, Desa Lopus mengutus sekitar 25 orang, dengan penari yang mengenakan bukung hantu berjumlah 10 orang. “Masing-masing punya trik gerakan sendiri, ya namanya hantu,” tambah Iwan.

Di lain sisi, ada peserta yang berasal dari komunitas. Yang menariknya, mereka menyatukan kebudayaan Lamandau dan kebudayaan Bali. Untuk itu, mereka membawa serta ogoh-ogoh yang wajahnya menyerupai hewan rusa, ciri khas Kabupaten Lamandau.

Meski terik matahari kian menyengat, masyarakat tetap antusias menonton di pinggir jalan. Tak sedikit yang asyik mengabadikan momen saat babukung melintas.

Festival ini bukan saja menarik wisatawan lokal. Tampak juga wisatawan mancanegara yang datang menyaksikan. Marjorie bersama suami yang berasal dari California, Amerika Serikat menyatakan ketakjuban mereka saat melihat kreasi topeng yang dipakai peserta.

Baca Juga :  Dukung Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

“Sebenarnya kami mau mengunjungi Tanjung Puting, kebetulan dapat informasi ada festival ini, jadi kami mampir untuk melihat,” ungkapnya, lalu diterjemahkan tour guide.

Sementara pada acara pembukaan, Pj Bupati Kabupaten Lamandau Lilis Suriani mengatakan, Festival Babukung telah digelar sembilan kali di Lamandau. Bahkan menjadi salah satu dari dua event pariwisata Kalteng yang masuk Kharisma Event Nusantara 2024.

“Festival Babukung ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi lokal sekaligus menjadi ajang promosi wisata, serta melestarikan budaya dan tradisi masyarakat Lamandau,” ungkap Lilis.

Festival Babukung ini akan digelar selama tiga hari, sejak 8 Agustus hingga 10 Agustus. Ada rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti tari kreasi bukung, expo, hingga pameran foto.

Festival Babukung 2024 mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) yaitu 1.000 tatakup yang dibunyikan bersama. Tatakup merupakan bagian dari aksesori yang dipegang penari babukung. Namun pada festival kali ini dibagikan juga kepada tamu undangan, peserta, maupun masyarakat yang datang menyaksikan. (ila/ce/ala)

Festival Babukung 2024 Menarik Wisatawan Mancanegara 

NANGA BULIK-Festival Babukung 2024 resmi dibuka di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kamis pagi (8/8/2024). Pembukaan festival ini dimulai dengan Karnaval Babukung. Total 1.765 peserta yang menyemarakkan karnaval ini. Terdiri dari 1.669 peserta umum dan 96 peserta kategori lain. Ada delapan kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Lamandau yang menyiapkan kreasi bukung untuk ditampilkan.

Bukung atau luha merupakan topeng yang menyerupai hewan. Mulai dari bukung burung tingang, burung pipit, kupu-kupu, hingga udang serta naga.

Sebelum mengikuti karnaval ini, tiap peserta menggelar ritual adat berupa padah panit, dengan tujuan meminta restu Sang Pencipta agar tidak ada kejadian kematian selama kegiatan, karena seharusnya babukung hanya ada saat ritual kematian.

Salah satu bukung yang sangat ditunggu adalah bukung hantu. Bukung tersebut ditampilkan peserta dari Desa Lopus, Kecamatan Delang.

Kepada Kalteng Pos, Iwan Kemantan Puli dari Desa Lopus, Kecamatan Delang mengatakan, bukung hantu tidak sembarangan ditampilkan.

Perlu ada pawang yang ikut mengawal peserta. Selain itu, bahan dasar aksesori yang digunakan pun harus dari hutan.

Baca Juga :  Koyem Tetap Pimpin DPD Demokrat

“Bikinnya saja di hutan, tidak bisa di kampung, proses pembuatan butuh waktu semingguan, dan ada ritual dirajah (jimat, red),” ungkap Iwan.

Dikatakannya, kehadiran mereka kali ini sepenuhnya untuk mendukung kemeriahan Festival Babukung, meski sebenarnya babukung hantu hanya boleh ditampilkan dalam ritual kematian.

Pada festival tahun ini, Desa Lopus mengutus sekitar 25 orang, dengan penari yang mengenakan bukung hantu berjumlah 10 orang. “Masing-masing punya trik gerakan sendiri, ya namanya hantu,” tambah Iwan.

Di lain sisi, ada peserta yang berasal dari komunitas. Yang menariknya, mereka menyatukan kebudayaan Lamandau dan kebudayaan Bali. Untuk itu, mereka membawa serta ogoh-ogoh yang wajahnya menyerupai hewan rusa, ciri khas Kabupaten Lamandau.

Meski terik matahari kian menyengat, masyarakat tetap antusias menonton di pinggir jalan. Tak sedikit yang asyik mengabadikan momen saat babukung melintas.

Festival ini bukan saja menarik wisatawan lokal. Tampak juga wisatawan mancanegara yang datang menyaksikan. Marjorie bersama suami yang berasal dari California, Amerika Serikat menyatakan ketakjuban mereka saat melihat kreasi topeng yang dipakai peserta.

Baca Juga :  Dukung Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

“Sebenarnya kami mau mengunjungi Tanjung Puting, kebetulan dapat informasi ada festival ini, jadi kami mampir untuk melihat,” ungkapnya, lalu diterjemahkan tour guide.

Sementara pada acara pembukaan, Pj Bupati Kabupaten Lamandau Lilis Suriani mengatakan, Festival Babukung telah digelar sembilan kali di Lamandau. Bahkan menjadi salah satu dari dua event pariwisata Kalteng yang masuk Kharisma Event Nusantara 2024.

“Festival Babukung ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi lokal sekaligus menjadi ajang promosi wisata, serta melestarikan budaya dan tradisi masyarakat Lamandau,” ungkap Lilis.

Festival Babukung ini akan digelar selama tiga hari, sejak 8 Agustus hingga 10 Agustus. Ada rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti tari kreasi bukung, expo, hingga pameran foto.

Festival Babukung 2024 mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) yaitu 1.000 tatakup yang dibunyikan bersama. Tatakup merupakan bagian dari aksesori yang dipegang penari babukung. Namun pada festival kali ini dibagikan juga kepada tamu undangan, peserta, maupun masyarakat yang datang menyaksikan. (ila/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/