PALANGKA RAYA – Pekebun kelapa sawit tulang punggung industri perkebunan dan bisnis kelapa sawit di Indonesia. Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil perkebunan, keterampilan dan pengetahuan para pekebun menjadi kunci utama. Menyadari pentingnya hal ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, menginisiasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit.
Sebagai bagian dari program ini, LPP Agro Nusantara menggelar pelatihan informasi pasar dan promosi khusus untuk para pekebun kelapa sawit di Kabupaten Sukamara. Bertempat di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Senin (19/08/2024).
Pelatihan ini dibuka Kepala Dinas Perkebunan Kalteng melalui Kepala Bidang (Kabid) Benih dan Budidaya Dinas Perkebunan Kalteng Jayan Wahyudi. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting dan berharap agar kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini saja.
“Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang disampaikan oleh para narasumber dengan maksimal. Jika ada materi yang kurang dipahami, jangan ragu untuk bertanya, karena peran petugas informasi pasar sangatlah penting,” ujar Jayan.
Ia juga menekankan pentingnya untuk menularkan ilmu yang diperoleh kepada rekan-rekan lainnya.
“Setelah mengikuti kegiatan ini, manfaatkanlah ilmu yang didapat dengan sebaik-baiknya dan bagikan kepada rekan-rekan kalian. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kesejahteraan para petani sawit, khususnya yang ada di Kabupaten Sukamara,” ujarnya.
Sementara itu, SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan, mengungkapkan, para pekebun biasanya telah memiliki kemampuan dasar yang diwariskan atau dipelajari dari sesama pekebun. Namun, menurutnya, kemampuan ini belum tentu mencakup praktik-praktik terbaik yang presisi.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali pekebun dengan praktik-praktik unggulan. Dengan begitu, mereka tidak hanya sekadar melanjutkan kebiasaan, tetapi juga memahami langkah-langkah optimal untuk memaksimalkan hasil lahan,” ujar Pugar.
Diikuti 33 peserta dan berlangsung selama empat hari, dalam kegiatan ini para peserta tidak hanya menerima materi teori di kelas, tetapi juga berkesempatan untuk menerapkan pengetahuan mereka melalui praktik langsung di lapangan.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan mencakup berbagai aspek penting, seperti sistem dan jaringan informasi pasar, analisis pasar, serta analisis harga. Peserta juga mendapatkan bimbingan langsung dari pengajar dan narasumber yang berpengalaman serta kompeten di bidangnya. Hal ini memastikan bahwa mereka memperoleh pengetahuan yang relevan dan dapat diaplikasikan secara efektif di kebun masing-masing.
Program pelatihan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun oleh BPDPKS dan Ditjenbun. Dengan desain yang mencakup pelatihan teknis dan non-teknis (manajerial), peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan mereka baik dalam hal bisnis maupun keterampilan sebagai pekebun. Melalui program ini, diharapkan kualitas dan produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat terus meningkat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi para pekebun dan industri secara keseluruhan. (uut/aza)