Jumat, Oktober 18, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Tim Peneliti UPR Kembangkan Motif Benang Bintik Tema Babukung

PALANGKA RAYA – Tim peneliti dari Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan inovasi baru dalam bidang ekonomi kreatif dengan mengembangkan motif Benang Bintik berbasis Babukung. Proyek ini dipimpin oleh Nawung Asmoro Girindraswari, M.Pd., dosen program studi Pendidikan Sendratasik FKIP UPR, bersama anggota tim, Muh. Andis Hidayatullah, M.Pd, Marisa Aulia Mayangsari, M.Pd, Andi Arie Astuti M.Pd, Hendro T.G. Samosir, M.Pd, serta dua mahasiswa, Ijes Jenifer Hulu dan Numeri Beni Olala.. Penelitian ini merupakan bagian dari hibah penelitian FKIP UPR.

Motif Benang Bintik dengan tema Babukung berakar dari ritual adat masyarakat Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Ritual Babukung, yang melibatkan seni tari, musik, dan seni rupa melalui topeng Luha, menjadi inspirasi utama dalam penciptaan motif ini.

Baca Juga :  UPR Sosialisasikan Cara Beternak Kerbau Efektif Plus Berkelanjutan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide dan konsep visual, warna, ragam hias, serta nilai sejarah yang terkandung dalam ritual Babukung, dan menerapkannya dalam motif batik Benang Bintik.

Dengan metode kreatif yang melibatkan beberapa tahapan, mulai dari eksplorasi ide hingga proses kreatif penciptaan motif, penelitian ini menekankan pentingnya integrasi motif Babukung dalam Benang Bintik untuk meningkatkan nilai ekonomi dan budaya lokal.

Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah pengembangan teknik digital printing untuk produksi motif, yang diharapkan dapat memperkuat daya saing produk di pasar ekonomi kreatif.

Ketua peneliti, Nawung Asmoro Girindraswari, M.Pd menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga memberdayakan para pengrajin di Kabupaten Lamandau.

Baca Juga :  Universitas Palangka Raya Teken MoU dengan Mitra Badan Layanan Umum

“Dengan mengangkat ritual Babukung sebagai motif batik, kami berharap dapat meningkatkan ekonomi kreatif di Lamandau serta melestarikan budaya setempat melalui produk-produk yang memiliki nilai seni dan sejarah tinggi,” ujarnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap strategi pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan di Kabupaten Lamandau, sekaligus mempromosikan warisan budaya lokal ke pasar yang lebih luas.(sma/b5/sos)

PALANGKA RAYA – Tim peneliti dari Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan inovasi baru dalam bidang ekonomi kreatif dengan mengembangkan motif Benang Bintik berbasis Babukung. Proyek ini dipimpin oleh Nawung Asmoro Girindraswari, M.Pd., dosen program studi Pendidikan Sendratasik FKIP UPR, bersama anggota tim, Muh. Andis Hidayatullah, M.Pd, Marisa Aulia Mayangsari, M.Pd, Andi Arie Astuti M.Pd, Hendro T.G. Samosir, M.Pd, serta dua mahasiswa, Ijes Jenifer Hulu dan Numeri Beni Olala.. Penelitian ini merupakan bagian dari hibah penelitian FKIP UPR.

Motif Benang Bintik dengan tema Babukung berakar dari ritual adat masyarakat Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Ritual Babukung, yang melibatkan seni tari, musik, dan seni rupa melalui topeng Luha, menjadi inspirasi utama dalam penciptaan motif ini.

Baca Juga :  UPR Sosialisasikan Cara Beternak Kerbau Efektif Plus Berkelanjutan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide dan konsep visual, warna, ragam hias, serta nilai sejarah yang terkandung dalam ritual Babukung, dan menerapkannya dalam motif batik Benang Bintik.

Dengan metode kreatif yang melibatkan beberapa tahapan, mulai dari eksplorasi ide hingga proses kreatif penciptaan motif, penelitian ini menekankan pentingnya integrasi motif Babukung dalam Benang Bintik untuk meningkatkan nilai ekonomi dan budaya lokal.

Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah pengembangan teknik digital printing untuk produksi motif, yang diharapkan dapat memperkuat daya saing produk di pasar ekonomi kreatif.

Ketua peneliti, Nawung Asmoro Girindraswari, M.Pd menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga memberdayakan para pengrajin di Kabupaten Lamandau.

Baca Juga :  Universitas Palangka Raya Teken MoU dengan Mitra Badan Layanan Umum

“Dengan mengangkat ritual Babukung sebagai motif batik, kami berharap dapat meningkatkan ekonomi kreatif di Lamandau serta melestarikan budaya setempat melalui produk-produk yang memiliki nilai seni dan sejarah tinggi,” ujarnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap strategi pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan di Kabupaten Lamandau, sekaligus mempromosikan warisan budaya lokal ke pasar yang lebih luas.(sma/b5/sos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/