SAMPIT-Pasangan petahana calon bupati dan wakil bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor dan Irawati, telah menyiapkan sebuah inisiatif besar untuk masa depan tenaga kerja di daerah ini.
Jika terpilih kembali memimpin Kotim, mereka akan meluncurkan program Harati Ketenagakerjaan Panghulu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas tenaga kerja lokal dengan menyesuaikan berbagai kebijakan dan fasilitas yang mendukung pengembangan sumber daya manusia di Kotim.
Halikinnor menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan keterampilan para tenaga kerja lokal agar mereka siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Program ini hadir untuk memastikan bahwa warga Kotim mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik dan layak. Kami berkomitmen untuk membangun ekonomi daerah yang kokoh melalui pemberdayaan tenaga kerja lokal,” ujar Halikinnor, Selasa (12/11).
Salah satu langkah utama dalam program ini adalah menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Kotim. Halikinnor menekankan pentingnya peran perusahaan swasta dalam menciptakan peluang kerja bagi masyarakat lokal.
“Program ini dirancang untuk memastikan bahwa tenaga kerja lokal mendapatkan prioritas dalam posisi-posisi strategis di perusahaan besar. Kemitraan ini akan membuka peluang kerja yang lebih banyak dan memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Kotim,” jelasnya.
Melalui kemitraan yang kuat, diharapkan para pekerja lokal akan lebih mudah mengakses pekerjaan yang tidak hanya memberikan penghasilan yang layak, tetapi juga memperkaya pengalaman dan keterampilan mereka di sektor-sektor industri utama.
Program kedua yang juga menjadi bagian dari program tersebut adalah peningkatan akses dan kualitas pelatihan kerja. Halikinnor menegaskan pentingnya membekali masyarakat dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga mereka tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu bertahan dan berkembang di dunia kerja yang terus berubah.
“Kami akan menyediakan pelatihan yang sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar. Ini akan memastikan bahwa tenaga kerja Kotim memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di berbagai sektor industri,” katanya.
Program pelatihan ini juga akan menargetkan berbagai bidang, dari sektor teknologi, pertanian, hingga industri kreatif, sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah.
Selain itu, program ini juga menitikberatkan pada perlindungan sosial bagi tenaga kerja yang tergolong rentan atau pekerja informal. Halikinnor-Irawati berkomitmen untuk memastikan pekerja di sektor ini mendapatkan akses terhadap jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan, perlindungan kecelakaan kerja, serta program-program bantuan sosial lainnya.
“Kami tidak ingin ada satu pun warga Kotim yang bekerja dalam ketidakpastian. Dengan adanya jaminan sosial, mereka dapat bekerja dengan tenang, merasa aman, dan terlindungi,” tambahnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan tenaga kerja yang selama ini bekerja di sektor informal, seperti buruh harian lepas atau pekerja serabutan, akan mendapatkan perhatian lebih dalam aspek perlindungan dan kesejahteraan mereka.
Melalui program itu pasangan Harati berkomitmen untuk membangun Kotim yang lebih maju, sejahtera, dan mandiri. Mereka percaya bahwa tenaga kerja yang berkualitas dan terampil adalah salah satu kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
“Visi kami adalah membangun Kotim yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki sumber daya manusia yang terampil, inovatif, dan siap bersaing di pasar global,” tutup Halikinnor. (mif)