Rabu, Desember 4, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Harati Buat Jurus Jitu Tangani Stunting

SAMPIT– Stunting masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Wilayah Kotim yang luas memerlukan jurus jitu untuk menangani penyakit gagal tumbuh kembang pada anak tersebut.

Terkait itu, pasangan nomor urut satu, Halikinnor dan Irawati, menegaskan komitmen mereka untuk menangani permasalahan stunting di daerah tersebut. Dalam debat publik akhir pekan lalu, pasangan berjuluk Harati tersebut membeberkan jurus jitu mereka untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berdaya saing.

“Program yang kami usung, yakni Kotim Bebas Stunting, akan dilaksanakan melalui pendekatan yang terintegrasi. Ini mencakup edukasi gizi bagi ibu hamil, pendampingan bagi orang tua dan anak, serta distribusi makanan bergizi secara cuma-cuma untuk balita,” ujar Halikinnor dalam debat tersebut.

Baca Juga :  Tangani Stunting Secara Terintegrasi

Irawati menambahkan, mereka juga berencana mengimplementasikan layanan kesehatan keliling yang dinamakan Mobil Sehat. Program ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil dan memberikan layanan kesehatan secara langsung.

“Kami ingin memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan sulit dijangkau, mendapatkan akses kesehatan yang layak,” ujarnya.

Pasangan petahana itu menyadari bahwa tingginya angka stunting di Kotim menjadi tantangan besar. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di daerah tersebut menunjukkan angka yang meningkat, memicu keprihatinan di kalangan masyarakat dan calon pemimpin. Dalam program mereka, penanganan stunting tidak hanya terbatas pada balita, tetapi juga melibatkan orang tua, khususnya ibu hamil yang berisiko tinggi.

“Kami berkomitmen untuk memantau kesehatan ibu hamil secara aktif, dengan pendekatan door-to-door untuk mencegah kelahiran dengan berat badan lahir rendah,” jelasnya.

Baca Juga :  Terkait Pemilu 2024, Dewan Pers Ingatkan Media Massa

Melalui pelatihan tenaga kesehatan lokal di setiap desa dan kelurahan, pasangan ini berharap bisa menciptakan jaringan yang kuat untuk mendukung program kesehatan masyarakat.

“Kami ingin melibatkan masyarakat dalam setiap langkah, karena keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi semua pihak. Mari kita pastikan anak-anak kita menerima nutrisi yang baik untuk tumbuh cerdas dan sehat,” tambah Halikin.

Dengan visi dan misi yang jelas, pasangan Harati siap membawa perubahan positif bagi kesehatan masyarakat di Kotim. Keberlanjutan program itu diharapkan dapat menjadi landasan bagi kemajuan daerah dan menjadikan anak-anak Kotim sebagai generasi penerus yang unggul.(mif/ram)

SAMPIT– Stunting masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Wilayah Kotim yang luas memerlukan jurus jitu untuk menangani penyakit gagal tumbuh kembang pada anak tersebut.

Terkait itu, pasangan nomor urut satu, Halikinnor dan Irawati, menegaskan komitmen mereka untuk menangani permasalahan stunting di daerah tersebut. Dalam debat publik akhir pekan lalu, pasangan berjuluk Harati tersebut membeberkan jurus jitu mereka untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berdaya saing.

“Program yang kami usung, yakni Kotim Bebas Stunting, akan dilaksanakan melalui pendekatan yang terintegrasi. Ini mencakup edukasi gizi bagi ibu hamil, pendampingan bagi orang tua dan anak, serta distribusi makanan bergizi secara cuma-cuma untuk balita,” ujar Halikinnor dalam debat tersebut.

Baca Juga :  Tangani Stunting Secara Terintegrasi

Irawati menambahkan, mereka juga berencana mengimplementasikan layanan kesehatan keliling yang dinamakan Mobil Sehat. Program ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil dan memberikan layanan kesehatan secara langsung.

“Kami ingin memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan sulit dijangkau, mendapatkan akses kesehatan yang layak,” ujarnya.

Pasangan petahana itu menyadari bahwa tingginya angka stunting di Kotim menjadi tantangan besar. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di daerah tersebut menunjukkan angka yang meningkat, memicu keprihatinan di kalangan masyarakat dan calon pemimpin. Dalam program mereka, penanganan stunting tidak hanya terbatas pada balita, tetapi juga melibatkan orang tua, khususnya ibu hamil yang berisiko tinggi.

“Kami berkomitmen untuk memantau kesehatan ibu hamil secara aktif, dengan pendekatan door-to-door untuk mencegah kelahiran dengan berat badan lahir rendah,” jelasnya.

Baca Juga :  Terkait Pemilu 2024, Dewan Pers Ingatkan Media Massa

Melalui pelatihan tenaga kesehatan lokal di setiap desa dan kelurahan, pasangan ini berharap bisa menciptakan jaringan yang kuat untuk mendukung program kesehatan masyarakat.

“Kami ingin melibatkan masyarakat dalam setiap langkah, karena keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi semua pihak. Mari kita pastikan anak-anak kita menerima nutrisi yang baik untuk tumbuh cerdas dan sehat,” tambah Halikin.

Dengan visi dan misi yang jelas, pasangan Harati siap membawa perubahan positif bagi kesehatan masyarakat di Kotim. Keberlanjutan program itu diharapkan dapat menjadi landasan bagi kemajuan daerah dan menjadikan anak-anak Kotim sebagai generasi penerus yang unggul.(mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/