Minggu, Januari 12, 2025
23.6 C
Palangkaraya

Obesitas pada Anak Merupakan Masalah Serius! Orang Tua Harus Baca Ini

ANAK gemuk selama ini dianggap oleh sebagian orang tua sebagai petanda sehat. Padahal secara kesehatan belum tentu demikian. Anak gemuk bisa mengalami obesitas. Namun, ketika anak disebut mengalami obesitas, para orang tua menolak dan tidak meyakini.

Ahli gizi Universitas Esa Unggul Jakarta Anugrah Novianti mengatakan, obesitas pada anak adalah masalah serius yang perlu ditangani dengan pendekatan yang lebih holistik.

“Anak gemuk bukan berarti sehat. Sebaliknya, anak gemuk adalah anak yang bermasalah gizinya, karena asupan gizi yang berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup,” ujar Anugrah Novianti saat dihubungi JawaPos.com.

Anugrah menambahkan, dampak jangka panjang dari obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kesehatan anak tidak bisa hanya dilihat dari berat badan.

Baca Juga :  Siapa Sangka, Buah Langsat Ternyata Bermanfaat buat Ibu Hamil

“Pemantauan status gizi anak secara berkala sangat penting untuk mendeteksi masalah gizi sejak dini, serta mencegah dampak buruk bagi kesehatan mereka di masa depan,” ujar Anugrah.

 

Sebagaimana diketahui, 10 – 16 Januari merupakan Pekan Kesadaran Obesitas Nasional yang diperingati setiap tahun. Dalam peringatan ini, masyarakat Indonesia diingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam hal menghindari obesitas.

Pekan Kesadaran Obesitas Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak obesitas, serta mendorong perubahan pola hidup yang lebih sehat.

Obesitas, yang sering dianggap sebagai kondisi yang tidak berbahaya atau bahkan dianggap “sehat”.

Pada kondisi yang selama ini dianggap sehat ternyata menyimpan banyak risiko kesehatan jangka panjang.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

Mengutip data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti mengatakan, prevalensi obesitas pada anak-anak terus meningkat di Indonesia.

Kondisi itu menambah beban masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 10,8 persen dengan 9,2 persen di antaranya mengalami obesitas.

Ini merupakan angka yang cukup memprihatinkan mengingat dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental anak.(jpc)

ANAK gemuk selama ini dianggap oleh sebagian orang tua sebagai petanda sehat. Padahal secara kesehatan belum tentu demikian. Anak gemuk bisa mengalami obesitas. Namun, ketika anak disebut mengalami obesitas, para orang tua menolak dan tidak meyakini.

Ahli gizi Universitas Esa Unggul Jakarta Anugrah Novianti mengatakan, obesitas pada anak adalah masalah serius yang perlu ditangani dengan pendekatan yang lebih holistik.

“Anak gemuk bukan berarti sehat. Sebaliknya, anak gemuk adalah anak yang bermasalah gizinya, karena asupan gizi yang berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup,” ujar Anugrah Novianti saat dihubungi JawaPos.com.

Anugrah menambahkan, dampak jangka panjang dari obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kesehatan anak tidak bisa hanya dilihat dari berat badan.

Baca Juga :  Siapa Sangka, Buah Langsat Ternyata Bermanfaat buat Ibu Hamil

“Pemantauan status gizi anak secara berkala sangat penting untuk mendeteksi masalah gizi sejak dini, serta mencegah dampak buruk bagi kesehatan mereka di masa depan,” ujar Anugrah.

 

Sebagaimana diketahui, 10 – 16 Januari merupakan Pekan Kesadaran Obesitas Nasional yang diperingati setiap tahun. Dalam peringatan ini, masyarakat Indonesia diingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam hal menghindari obesitas.

Pekan Kesadaran Obesitas Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak obesitas, serta mendorong perubahan pola hidup yang lebih sehat.

Obesitas, yang sering dianggap sebagai kondisi yang tidak berbahaya atau bahkan dianggap “sehat”.

Pada kondisi yang selama ini dianggap sehat ternyata menyimpan banyak risiko kesehatan jangka panjang.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

Mengutip data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti mengatakan, prevalensi obesitas pada anak-anak terus meningkat di Indonesia.

Kondisi itu menambah beban masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 10,8 persen dengan 9,2 persen di antaranya mengalami obesitas.

Ini merupakan angka yang cukup memprihatinkan mengingat dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental anak.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/