Kamis, Februari 13, 2025
33.3 C
Palangkaraya

Pemerintah Perketat Pengawasan Harga Bapok

PALANGKA RAYA – Berdasarkan data yang diperoleh Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery dari Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, saat ini kota cantik-julukan Kota Palangka Raya mengalami kondisi deflasi. Alih-alih mengalami kelonjakan harga menjelang Ramadan, justru Ibu Kota Provinsi Kalteng ini mengalami situasi sebaliknya.

Lantas, Khemal meminta Pemko Palangka Raya untuk terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan di lapangan guna mengantisipasi dampak negatif yang bisa terjadi.

Ia menjelaskan, deflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya dipicu oleh rendahnya daya beli masyarakat, sehingga barang-barang menjadi sulit terjual. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap perekonomian, termasuk potensi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor-sektor tertentu.

Baca Juga :  Posyandu Garda Terdepan Pencegahan Stunting

“Tetap harus dipantau. Karena ini mendekati bulan suci Ramadan dan setelah itu Hari Raya Idulfitri, bagaimana pergerakan harga saat ini harus terus diperhatikan,” ujar Khemal, Senin (12/2/2025).

Lebih lanjut, ia menyoroti kemungkinan perubahan yang terjadi secara naik turun pada sektor harga bahan pokok (bapok). Meskipun saat ini terjadi deflasi, harga barang bisa melonjak jika stok menipis akibat permintaan konsumen meningkat imbas menjelang Ramadhan.

“Pemerintah harus tetap waspada dan menjaga agar dampak deflasi tidak semakin meluas,” tambah Politisi partai berlambang pohon beringin tersebut.

Oleh karena itu, Pemko Palangka Raya diminta untuk menjaga keseimbangan pasar agar kondisi ekonomi tetap stabil. Sebagai wakil rakyat, ia berharap Pemko dapat mengambil langkah strategis guna mendorong daya beli masyarakat. (ham/ans)

Baca Juga :  Vaksinasi Booster Modal Pemulihan Ekonomi

PALANGKA RAYA – Berdasarkan data yang diperoleh Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery dari Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, saat ini kota cantik-julukan Kota Palangka Raya mengalami kondisi deflasi. Alih-alih mengalami kelonjakan harga menjelang Ramadan, justru Ibu Kota Provinsi Kalteng ini mengalami situasi sebaliknya.

Lantas, Khemal meminta Pemko Palangka Raya untuk terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan di lapangan guna mengantisipasi dampak negatif yang bisa terjadi.

Ia menjelaskan, deflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya dipicu oleh rendahnya daya beli masyarakat, sehingga barang-barang menjadi sulit terjual. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap perekonomian, termasuk potensi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor-sektor tertentu.

Baca Juga :  Posyandu Garda Terdepan Pencegahan Stunting

“Tetap harus dipantau. Karena ini mendekati bulan suci Ramadan dan setelah itu Hari Raya Idulfitri, bagaimana pergerakan harga saat ini harus terus diperhatikan,” ujar Khemal, Senin (12/2/2025).

Lebih lanjut, ia menyoroti kemungkinan perubahan yang terjadi secara naik turun pada sektor harga bahan pokok (bapok). Meskipun saat ini terjadi deflasi, harga barang bisa melonjak jika stok menipis akibat permintaan konsumen meningkat imbas menjelang Ramadhan.

“Pemerintah harus tetap waspada dan menjaga agar dampak deflasi tidak semakin meluas,” tambah Politisi partai berlambang pohon beringin tersebut.

Oleh karena itu, Pemko Palangka Raya diminta untuk menjaga keseimbangan pasar agar kondisi ekonomi tetap stabil. Sebagai wakil rakyat, ia berharap Pemko dapat mengambil langkah strategis guna mendorong daya beli masyarakat. (ham/ans)

Baca Juga :  Vaksinasi Booster Modal Pemulihan Ekonomi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/