SAMPIT – Ketahanan pangan menjadi isu krusial di tengah tantangan pasokan yang sering terganggu.
Menyadari pentingnya stabilitas pasokan pangan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali berencana memperkuat kerja sama antardaerah untuk memastikan ketahanan pangan yang lebih stabil di wilayah ini.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotim, Alang Arianto, mengungkapkan bahwa langkah ini bukan kali pertama dilakukan.
Beberapa tahun lalu, Pemkab Kotim pernah melakukan kerja sama serupa.
Hasilnya, kerja sama itu berhasil mendukung penguatan pasokan beras.
“Pada tahun 2023, kami pernah bekerja sama dengan Jawa Barat yang diinisiasi oleh Bulog.
Kerja sama itu berhasil mendukung penguatan pasokan beras ke Kotim,” ujarnya, Senin (10/3/2025).
Meningkatnya ketergantungan pada pasokan bahan pangan dari luar daerah, terutama Pulau Jawa, membuat Kotim rentan terhadap fluktuasi harga yang tajam.
Ketika pasokan terganggu, entah karena cuaca buruk atau berkurangnya produksi di daerah produsen, harga pangan lokal dapat melonjak dengan cepat, merugikan konsumen dan stabilitas ekonomi daerah.
Inisiatif kerja sama antardaerah ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan bahan pangan, khususnya beras, serta hortikultura yang selama ini sebagian besar dipasok dari daerah lain.
Dengan adanya kemitraan lebih luas, diharapkan kelancaran distribusi pasokan pangan dapat lebih terjamin, sekaligus mengurangi tekanan inflasi yang sering terjadi akibat lonjakan harga komoditas pangan.
Langkah ini juga mendapat dukungan dari lembaga-lembaga penting seperti Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut mereka, menjaga kelancaran pasokan pangan berperan vital dalam pengendalian inflasi daerah.
“Ketahanan pangan yang terjaga sangat berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi daerah dan daya beli masyarakat.
Beras dari Pegatan, Kabupaten Katingan, sudah lama memasok.
Kami akan terus menjajaki kemungkinan kerja sama untuk lebih memperkuat ketahanan pangan daerah,” pungkasnya. (bah/ens)