Selasa, April 22, 2025
28.3 C
Palangkaraya

Saif Hola Minta Maaf atas Konten Kontroversial, Jalani Sidang Adat Hari Ini

PALANGKA RAYA – Suasana hening menyelimuti ruangan saat Saifulah duduk di hadapan para wartawan dan perwakilan organisasi masyarakat, Senin (21/4/2025). Dengan penuh penyesalan, pria yang dikenal sebagai Saif Hola di jagat media sosial itu, menyampaikan permintaan maaf terbuka atas video yang belakangan ini memicu kemarahan publik.

Video yang dimaksud memperlihatkan dirinya mengaku sebagai wartawan sembari menggunakan mikrofon berlogo situs dewasa, dalam sebuah konten yang diduga melecehkan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran.

Aksi itu langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama kalangan jurnalis dan masyarakat Kalteng. Saifulah berjanji lebih berhati-hati pada waktu-waktu mendatang. Ia menyatakan komitmennya untuk membuat konten yang lebih positif dan bermanfaat bagi masyarakat. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Konten itu saya buat karena ketidaktahuan saya. Tidak ada niat melecehkan, apalagi membenci. Saya akui itu murni kesalahan saya,” ucap Saifulah sembari menunduk. Namun, bagi banyak pihak, permintaan maaf itu tidak cukup untuk menghapus luka akibat tindakan yang dianggap melecehkan, bukan hanya sosok gubernur, tetapi juga profesi wartawan.

Baca Juga :  BI Dukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia

Sesuai surat undangan yang beredar, hari ini atau Selasa (22/4/2025), yang bersangkutan akan menjalani sidang adat di Betang Hapakat, Kantor DAD Kalteng. Pihak yang menyidangkan adalah Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng M Zainal, dengan tegas menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai Saifulah telah mencemarkan nama baik profesi jurnalis yang selama ini dijaga dengan integritas. “Kalau dia wartawan, pasti tahu etika. Ini jelas bukan wartawan, hanya mengaku-ngaku.

Kami minta dia minta maaf secara terbuka, karena sudah merusak citra jurnalis,” kata Zainal. Ungkapan keberatan juga datang dari Ketua Dewan Kehormatan PWI Kalteng, Sadagori Henoch Binti. Ia menyebut tindakan Saifulah telah mencoreng kerja keras para wartawan profesional yang menjunjung etika pada tiap peliputan.

Baca Juga :  Penyekatan Diterapkan di Pangkalan Bun, Mobilitas Warga Dibatasi

Kasus ini menjadi cermin bahwa pada tengah era digital saat ini, kebebasan berekspresi harus diiringi dengan tanggung jawab dan pemahaman etika, terlebih jika melibatkan profesi lain demi menarik perhatian publik. Popularitas yang dibangun tanpa kesadaran moral, justru bisa berubah menjadi bumerang.

“Wartawan bukan untuk mempermalukan siapa pun. Tindakan Saif Hola telah mencoreng nama baik wartawan yang selama ini bekerja secara profesional dan beretika,” ucapnya. (hms/ce/ram)

PALANGKA RAYA – Suasana hening menyelimuti ruangan saat Saifulah duduk di hadapan para wartawan dan perwakilan organisasi masyarakat, Senin (21/4/2025). Dengan penuh penyesalan, pria yang dikenal sebagai Saif Hola di jagat media sosial itu, menyampaikan permintaan maaf terbuka atas video yang belakangan ini memicu kemarahan publik.

Video yang dimaksud memperlihatkan dirinya mengaku sebagai wartawan sembari menggunakan mikrofon berlogo situs dewasa, dalam sebuah konten yang diduga melecehkan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran.

Aksi itu langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama kalangan jurnalis dan masyarakat Kalteng. Saifulah berjanji lebih berhati-hati pada waktu-waktu mendatang. Ia menyatakan komitmennya untuk membuat konten yang lebih positif dan bermanfaat bagi masyarakat. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Konten itu saya buat karena ketidaktahuan saya. Tidak ada niat melecehkan, apalagi membenci. Saya akui itu murni kesalahan saya,” ucap Saifulah sembari menunduk. Namun, bagi banyak pihak, permintaan maaf itu tidak cukup untuk menghapus luka akibat tindakan yang dianggap melecehkan, bukan hanya sosok gubernur, tetapi juga profesi wartawan.

Baca Juga :  BI Dukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia

Sesuai surat undangan yang beredar, hari ini atau Selasa (22/4/2025), yang bersangkutan akan menjalani sidang adat di Betang Hapakat, Kantor DAD Kalteng. Pihak yang menyidangkan adalah Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng M Zainal, dengan tegas menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai Saifulah telah mencemarkan nama baik profesi jurnalis yang selama ini dijaga dengan integritas. “Kalau dia wartawan, pasti tahu etika. Ini jelas bukan wartawan, hanya mengaku-ngaku.

Kami minta dia minta maaf secara terbuka, karena sudah merusak citra jurnalis,” kata Zainal. Ungkapan keberatan juga datang dari Ketua Dewan Kehormatan PWI Kalteng, Sadagori Henoch Binti. Ia menyebut tindakan Saifulah telah mencoreng kerja keras para wartawan profesional yang menjunjung etika pada tiap peliputan.

Baca Juga :  Penyekatan Diterapkan di Pangkalan Bun, Mobilitas Warga Dibatasi

Kasus ini menjadi cermin bahwa pada tengah era digital saat ini, kebebasan berekspresi harus diiringi dengan tanggung jawab dan pemahaman etika, terlebih jika melibatkan profesi lain demi menarik perhatian publik. Popularitas yang dibangun tanpa kesadaran moral, justru bisa berubah menjadi bumerang.

“Wartawan bukan untuk mempermalukan siapa pun. Tindakan Saif Hola telah mencoreng nama baik wartawan yang selama ini bekerja secara profesional dan beretika,” ucapnya. (hms/ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/