PALANGKA RAYA-Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya di Kota Palangka Raya, saat ini mulai bermunculan. Bahkan berdasarkan data BPB-PK Kalteng, selama Mei 2023 ini kejadian karhutla di wilayah Kota Cantik sudah terjadi 16 kali. Kondisi cuaca terkini yang lebih dominan panas ketimbang hujan disinyalir menjadi penyebab karhutla. Pada Senin (29/5) lalu, terjadi karhutla di Jalan Ketimpun Permai, Kelurahan Petuk Ketimpun dan Jalan Damang Gustaf Erang, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani, mengatakan, dalam sepekan terakhir setiap harinya terjadi satu sampai dua kasus karhutla pada beberapa titik di wilayah Kota Palangka Raya. Daerah yang paling sering terjadi karhutla, lanjut Emi, adalah beberapa kelurahan di Kecamatan Jekan Raya.
“Kecamatan Jekan Raya, khususnya Kelurahan Bukit Tunggal dan Kelurahan Petuk Katimpun, selama sepekan terakhir sering terjadi karhutla, kebanyakan terjadi di lahan gambut,” beber Emi kepada Kalteng Pos, Rabu (31/5).
Saat ini Kota Palangka Raya telah berada dalam status siaga darurat karhutla. Oleh karena itu, lanjut Emi, pihaknya terus standby melakukan monitoring terhadap potensi-potensi karhutla di Kota Palangka Raya di samping terus menyiagakan personel dan sarana prasarana (sarpras).
“Kalau sarpras pencegahan dan penanggulangan karhutla jelas telah kita siapkan, paling butuh beberapa tambahan alat sedikit tergantung kondisi tertentu terkait kendala pemadaman api,” tuturnya.
Emi mengatakan, kendala yang pihaknya hadapi sejauh ini adalah kesulitan menjangkau lokasi karhutla yang berada di tengah-tengah lahan kosong, dengan kata lain jauh dari permukiman warga.
“Karena lokasi karhutla ini jauh masuk ke dalam sehingga menjangkau lokasi kebakaran itu sulit, jalan kaki pun jauh, sehingga terkendala juga dalam melakukan upaya pemadaman,” tuturnya.
Terkait kendala tersebut, Emi menyebut pihaknya akan bermohon kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng untuk dapat memberikan water bombing sehingga dapat melakukan pemadaman kebakaran pada tempat-tempat yang sukar dijangkau.
Emi menyebut sejauh ini karhutla tidak terjadi di dekat-dekat permukiman warga. Meski demikian, mengantisipasi kondisi cuaca yang semakin panas dan minim hujan, diperlukan sumur bor guna membantu masyarakat setempat seandainya karhutla terjadi di dekat permukiman mereka.
“Kalau terjadi karhutla di dekat permukikan, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pengecekan terhadap sumur bor lagi bersama dengan pihak Badan Restorasi Gambut,” tuturnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Kota Palangka Raya agar jangan membuka lahan dengan cara dibakar. “Untuk pihak terkait juga mohon kerja samanya agar kita bersama-sama menjaga dan mengantisipasi karhutla,” tandasnya. (dan/uni)