PALANGKA RAYA-Seseorang yang akan menempati posisi KH 1 setidaknya memiliki pemahaman yang baik terhadap mekanisme pemerintahan dan bisa dekat dengan banyak kalangan. Ciri-ciri tersebut ada dalam diri sosok Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng Nuryakin, yang kini menjadi bakal calon (bacalon) Gubernur Kalteng. Selain menjalankan kesibukan di pemerintahan, ia juga aktif di organisasi keagamaan. Hal itulah yang membuat dirinya dekat dengan kalangan agamawan.
Birokrat yang berulang tahun tiap tanggal 10 Juni itu diketahui punya segudang pengalaman di pemerintahan. Nuryakin pernah menempati berbagai posisi strategis di birokrasi. Dari jabatan birokrat tinggi di lingkungan pemerintah kabupaten hingga pemerintah provinsi. Tak heran, sosok Nuryakin dinilai mampu memimpin birokrasi sebesar dan sekompleks Provinsi Kalteng.
Sebagai seorang bacalon gubernur dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), sosok Nuryakin disebut paket komplet. Hal ini diungkapkan rekan kerjanya yang merupakan Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kalteng, Sri Suwanto. Sri menuturkan, Nuryakin adalah birokrat yang benar-benar merintis karier dari bawah.
“Kalau Allah menghendaki dan memang beliau ditakdirkan menjadi gubernur, lebih pas, karena dia tahu proses dan aturan-aturan birokratik, beliau juga berpengalaman dalam mengelola keuangan daerah,” kata pria yang juga merupakan Ketua Pakuwojo Kalteng itu saat dihubungi Kalteng Pos, Minggu pagi (2/6).
Nuryakin sendiri tercatat pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kalteng periode 2017-2021, sebelum akhirnya menjabat Sekda Kalteng. Sebelum itu, ia pernah menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset (BPKA) Kabupaten Barito Utara periode 2016-2017.
Di samping memahami prinsip berjalannya roda pemerintahan, sosok ASN dengan pangkat tertinggi berupa pembina utama (IV/e) tersebut juga dikenal sebagai atasan yang ramah dengan berbagai kalangan, dari kalangan bawah hingga tingkat atas.
“Ini menjadi poin tersendiri, karena bagaimana pun seorang pemimpin harus punya karakter, sifat, yakni siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah, sebagian besar itu melekat dalam diri beliau (Nuryakin, red),” kata Sri yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng itu.
Sri menyebut, dalam bekerja sehari-hari, Nuryakin dikenal sebagai sosok yang taat beribadah. Tak jarang ia menganjurkan rekan kerja mengentikan sementara kerja untuk menunaikan salat. Dalam perjalanan dinas pun, di tengah-tengah perjalanan, jika ingin singgah di masjid, Nuryakin tak jarang menyempatkan diri untuk melakukan salat Duha.
“Ini semacam karakter yang baik, karena dengan salat Duha dan salat Tahajud, insyaallah orang itu akan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, jadi beliau itu punya kontrol,” ucapnya seraya menyebut Nuryakin sering melakukan amalan sunah berupa puasa Senin dan Kamis.
Sri berharap masyarakat bisa menjadi pemilih cerdas yang mempertimbangkan rekam jejak calon. Jangan sampai suara masyarakat mudah dibeli dengan uang, tetapi pada akhirnya sengsara karena kebijakan-kebijakan yang diambil pemimpin tidak prorakyat.
“Kita tahu sosok Umar bin Abdul Aziz, dalam jangka waktu memimpin dua tahun, dengan kekuasaan dan anggarannya, dia bisa memakmurkan masyarakat,” ucapnya.
Sosok Nuryakin yang dekat dengan kalangan agamawan diungkapkan langsung oleh tokoh agama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng Khairil Anwar. Khairil mengenal Nuryakin sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan para ulama dan habaib, baik ulama atau habaib yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Diceritakan Khairil, pada 2022 lalu ia pernah mendampingi mantan Wakil Bupati Murung Raya periode 2008-2013 itu untuk bersilaturahmi dengan Guru KH Wildan di Sekumpul Martapura, kemudian dengan KH Hasanuddin selaku pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
“Di tahun itu juga bersama beliau menghadiri Haul Guru Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Martapura. Kemudian tahun 2023 pernah juga berziarah ke makam Guru Syekh Abdurrahman Safat Indra di Provinsi Riau,” ungkap Khairil saat dihubungi Kalteng Pos, kemarin.
Pria yang pernah menjabat Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya itu menyebut, Nuryakin juga sering mengundang ulama dan habaib berkunjung ke rumah jabatan sekda maupun rumah pribadi. Sosoknya juga sering hadir dalam acara-acara keagamaan yang menghadirkan ulama karismatik dan ulama kondang. Salah satunya hadir saat acara ceramah Guru Danau dan Guru KH Sa’duddin (Imam Musala Raudhah).
“Dalam amaliyah keagamaan, saya perhatikan beliau merupakan seorang pemimpin yang taat beragama. Beliau rajin salat berjamaah subuh dan i’tikaf di masjid sampai waktu isyraq (terbit matahari), lalu beliau salat isyraq dua rakaat,” tuturnya.
Khairil berharap jika kelak Nuryakin lolos penjaringan bakal calon gubernur (cagub) dan bahkan terpilih sebagai gubernur, bisa melanjutkan pembangunan yang sudah dimulai Gubernur H Sugianto Sabran, dengan meningkatkan pembangunan fisik dan sumber daya manusia, terutama akhlak spiritual.
Sementara itu, saat dihubungi Kalteng Pos, Nuryakin mengucapkan terima kasih atas gelombang dukungan yang datang kepadanya untuk berkontestasi menjadi orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai. Sebagai kandidat cagub, ia sudah menyiapkan visi dan misi. Visi itu tertuang dalam judul besar “Kalteng BAIMBAI”. Baimbai sendiri, ujar Nuryakin, merupakan akronim dari Bermartabat, Agamis, Inovatif, Maju, Berkeadilan, Amanah, dan Integrasi.
Visi itu kemudian dijabarkan menjadi beberapa poin misi; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bermartabat, inovatif, dan berdaya saing; Memajukan dan akselerasi akses dan sistem pendidikan, kesehatan, kebudayaan, perekonomian, sosial, hukum, pengelolaan alam dan lingkungan hidup, serta pemerintahan yang ber-impact factor, bersih, dan modern; Mewujudkan tegaknya pemerataan pembangunan berkeadilan di seluruh wilayah; Mengukuhkan nilai-nilai SDM yang amanah dan sistem terintegrasi dalam mewujudkan good and clean governance.
“Visi dan misi di atas merupakan cita yang dibangun dengan bertolak dari beberapa semangat, baik yang berasal dari kondisi eksisting Kalimantan Tengah maupun semangat yang akan diwujudkan ke depan,” ujar pria kelahiran Puruk Cahu, 10 Juni 1965.
Nuryakin menjelaskan, Baimbai merupakan Bahasa suku Banjar yang berarti bersama-sama. Bersama-sama membangun Kalteng, menyadari bahwa Kalteng milik semua orang, bukan milik satu suku, agama, ras, ataupun golongan.
“Semangat kebersamaan ini telah dibuktikan oleh para pendahulu Kalteng dengan simbol rumah atau yang sering kita kenal dengan falsafah huma betang. Melalui penggunaan akronim BAIMBAI, diharapkan Kalteng akan menjadi daerah yang bermartabat, agamais, inovatif, maju, berkeadilan, amanah, dan berintegrasi yang diwujudkan secara bersama-sama,” tutur pria lulusan magister sains Universitas Airlangga Surabaya itu. (dan/ce/ala)