Senin, November 25, 2024
24 C
Palangkaraya

Polisi yang Terbunuh Sempat Ambil Jatah Uang dan Sabu

Ketua Granat Kota: Perlu Keseriusan Wujudkan Ponton Bersinar

PALANGKA RAYA Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa menyebut semua instansi dan pihak-pihak terkait sudah melaksanakan rapat koordinasi untuk mencari solusi untuk mengubah wakah Kompleks Ponton benar-benar bersih dari narkoba (Bersinar).

Rapat itu dilaksanakan di Mapolda Kalteng, Selasa (6/12/2022). Langkah jangka pendek yang akan diambil adalah dengan rutin melaksanakan patroli yang diisi dengan petugas gabungan. Lalu, jangka menengah dan panjangnya adalah dengan mengubah pandangan warga sekitar jika bisnis narkoba bukan satu-satunya jalan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

“Tadi, bersama instansi terkait, ke depan, masyarakat akan diberikan peluang usaha lain sesuai minat dari warga setempat,”ujar Budi kepada awak media, Selasa (6/12/2022).

Sementara itu, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Kota Palangka Raya Wenteng Asang berpendapat, perlu adanya keseriusan yang sungguh-sungguh dari pihak aparat penegak hukum terutama kepolisian maupun pihak pemerintah, dan peran serta dari tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh adat dalam upaya mewujudkan Ponton Bersinar.

“Menurut saya, jika memang semua pihak serius ingin memberantas peredaran narkoba di wilayah  Ponton,  pasti kita bisa,”ucap Wenteng saat dihubungi Kalteng Pos melalui sambungan telepon.

Wenteng menduga, sulitnya memberantas narkoba di Ponton tidak lepas dari adanya keterlibatan  oknum kepolisian. Karena itu, Wenteng berpendapat bahwa dalam upaya penindakan hukum untuk pemberantasan narkoba, pihak kepolisian hendaknya perlu juga melakukan penindakan tegas terhadap para oknum-oknum penegak hukum termasuk oknum kepolisian yang terbukti ikut bermain dalam peredaran narkoba.

Baca Juga :  Porprov Kalteng di Kotim Diundur Juli

“Pihak kepolisian mesti menindak tegas jika memang ada oknum yang ikut terlibat melindungi peredaran narkoba,”seru Wenteng.

Selama tidak adanya ketegasan menindak oknum polis atau aparat hukum yang diduga ikut terlibat dalam peredaran narkoba di Kompleks Ponton, maka upaya pemberantasan narkoba akan sangat sulit untuk dilakukan.

Wenteng meyakini bahwa pihak kepolisian dalam hal ini Polda Kalteng memiliki kemampuan dan juga sarana untuk melakukan pemberantasan narkoba di Kompleks Puntun.

“Polisi punya alat, kemampuan juga perlengkapan untuk melakukan pemberantasan narkoba di Kompleks Ponton,” kata Wenteng.

Selain itu, sebagai langkah antisipasi atau pencegahan, Wenteng juga mengusulkan supaya ada edukasi secara kontinyu kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah tersebut terkait bahaya narkoba.  Pemerintah melalui para ketua  RT, ketua RW, pihak kelurahan sampai tokoh-tokoh agama, adat, dan agama harus terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Saya menilai bahwa sekelompok warga di wilayah tersebut melihat bahwa bisnis sabu telah menjadi usaha yang bersifat sistematis, dan menjanjikan keuntungan yang menggiurkan,”tegasnya.

Kembali ke kelanjutan kasus terbunuhnya anggota polisi bernama Aipda Andre Wibisono, Kapolresta Palangka Raya menyebut anggotanya kembali menangkap dua orang pelaku, yakni AM dan AK. Saat ini total ada delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berujung tewasnya anggota kepolisian.

Baca Juga :  Perketat Pengawasan Masuknya

Dari hasil pendalaman, lanjut Budi, diketahui jika motif pembunuhan itu diawali dengan cek cok antara korban dan salah satu pelaku setelah mendapatkan jatah sabu dan uang. Sebelum akhirnya terjadi pengeroyokan.

“Hasil keterangan dari pelaku dan saksi-saksi, kami penyidik mendapatkan kronologis awal. Di mana korban Andre Wibisono datang ke lokasi, kemudian meminta uang dan sabu,” tambahnya.

Untuk kronologinya, lanjut perwira menengah ini, korban yang anggota Biddokkes Polda Kalteng tersebut yang datang ke lokasi kemudian meminta uang dan meminta sabu. Setelah itu dikasih sabu seberat 0,5 gram dan uang Rp500 ribu.

Dari situ korban berjalan dari pos pertama ke pos kedua. Antara pelaku dan korban masih cekcok. Sampai akhirnya terjadi perkelahian. Korban dikeroyok oleh rekan-rekan dari penjaga pos yang disebut-sebut sebagai loket pembelian sabu. Korban mengalami luka benda tajam, luka tembak dan luka akibat benda tumpul.

“Korban sebelum terjun ke rawa, dipukul menggunakan kayu, palu kemudian ditembak menggunakan airsoft gun,”beber Budi.(rid/sja/ram)

 

 

PALANGKA RAYA Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa menyebut semua instansi dan pihak-pihak terkait sudah melaksanakan rapat koordinasi untuk mencari solusi untuk mengubah wakah Kompleks Ponton benar-benar bersih dari narkoba (Bersinar).

Rapat itu dilaksanakan di Mapolda Kalteng, Selasa (6/12/2022). Langkah jangka pendek yang akan diambil adalah dengan rutin melaksanakan patroli yang diisi dengan petugas gabungan. Lalu, jangka menengah dan panjangnya adalah dengan mengubah pandangan warga sekitar jika bisnis narkoba bukan satu-satunya jalan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

“Tadi, bersama instansi terkait, ke depan, masyarakat akan diberikan peluang usaha lain sesuai minat dari warga setempat,”ujar Budi kepada awak media, Selasa (6/12/2022).

Sementara itu, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Kota Palangka Raya Wenteng Asang berpendapat, perlu adanya keseriusan yang sungguh-sungguh dari pihak aparat penegak hukum terutama kepolisian maupun pihak pemerintah, dan peran serta dari tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh adat dalam upaya mewujudkan Ponton Bersinar.

“Menurut saya, jika memang semua pihak serius ingin memberantas peredaran narkoba di wilayah  Ponton,  pasti kita bisa,”ucap Wenteng saat dihubungi Kalteng Pos melalui sambungan telepon.

Wenteng menduga, sulitnya memberantas narkoba di Ponton tidak lepas dari adanya keterlibatan  oknum kepolisian. Karena itu, Wenteng berpendapat bahwa dalam upaya penindakan hukum untuk pemberantasan narkoba, pihak kepolisian hendaknya perlu juga melakukan penindakan tegas terhadap para oknum-oknum penegak hukum termasuk oknum kepolisian yang terbukti ikut bermain dalam peredaran narkoba.

Baca Juga :  Porprov Kalteng di Kotim Diundur Juli

“Pihak kepolisian mesti menindak tegas jika memang ada oknum yang ikut terlibat melindungi peredaran narkoba,”seru Wenteng.

Selama tidak adanya ketegasan menindak oknum polis atau aparat hukum yang diduga ikut terlibat dalam peredaran narkoba di Kompleks Ponton, maka upaya pemberantasan narkoba akan sangat sulit untuk dilakukan.

Wenteng meyakini bahwa pihak kepolisian dalam hal ini Polda Kalteng memiliki kemampuan dan juga sarana untuk melakukan pemberantasan narkoba di Kompleks Puntun.

“Polisi punya alat, kemampuan juga perlengkapan untuk melakukan pemberantasan narkoba di Kompleks Ponton,” kata Wenteng.

Selain itu, sebagai langkah antisipasi atau pencegahan, Wenteng juga mengusulkan supaya ada edukasi secara kontinyu kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah tersebut terkait bahaya narkoba.  Pemerintah melalui para ketua  RT, ketua RW, pihak kelurahan sampai tokoh-tokoh agama, adat, dan agama harus terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Saya menilai bahwa sekelompok warga di wilayah tersebut melihat bahwa bisnis sabu telah menjadi usaha yang bersifat sistematis, dan menjanjikan keuntungan yang menggiurkan,”tegasnya.

Kembali ke kelanjutan kasus terbunuhnya anggota polisi bernama Aipda Andre Wibisono, Kapolresta Palangka Raya menyebut anggotanya kembali menangkap dua orang pelaku, yakni AM dan AK. Saat ini total ada delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berujung tewasnya anggota kepolisian.

Baca Juga :  Perketat Pengawasan Masuknya

Dari hasil pendalaman, lanjut Budi, diketahui jika motif pembunuhan itu diawali dengan cek cok antara korban dan salah satu pelaku setelah mendapatkan jatah sabu dan uang. Sebelum akhirnya terjadi pengeroyokan.

“Hasil keterangan dari pelaku dan saksi-saksi, kami penyidik mendapatkan kronologis awal. Di mana korban Andre Wibisono datang ke lokasi, kemudian meminta uang dan sabu,” tambahnya.

Untuk kronologinya, lanjut perwira menengah ini, korban yang anggota Biddokkes Polda Kalteng tersebut yang datang ke lokasi kemudian meminta uang dan meminta sabu. Setelah itu dikasih sabu seberat 0,5 gram dan uang Rp500 ribu.

Dari situ korban berjalan dari pos pertama ke pos kedua. Antara pelaku dan korban masih cekcok. Sampai akhirnya terjadi perkelahian. Korban dikeroyok oleh rekan-rekan dari penjaga pos yang disebut-sebut sebagai loket pembelian sabu. Korban mengalami luka benda tajam, luka tembak dan luka akibat benda tumpul.

“Korban sebelum terjun ke rawa, dipukul menggunakan kayu, palu kemudian ditembak menggunakan airsoft gun,”beber Budi.(rid/sja/ram)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/