Jumat, September 20, 2024
22.8 C
Palangkaraya

HARI GINJAL SEDUNIA 2023

Ginjal Sehat untuk Semua: Antisipasi Bencana, Lindungi Kelompok Berisiko

ALKISAH, di suatu negeri yang indah dan permai hiduplah seorang gadis. Sebut saja Mawar. Mawar merawat kedua orang tuanya yang sakit ginjal. Tiap bulan ia harus ke rumah sakit untuk mengambil obat. Jarak tempuh dari rumahnya sekitar 10 kilometer. Namun suatu ketika bencana banjir datang melanda dan memutus akses jalan dari rumah Mawar ke rumah sakit. Mawar tidak bisa mengambil obat di rumah sakit untuk kedua orang tuanya. Untunglah daerah tempat tinggal Mawar segera mendapat bantuan dari unit reaksi cepat bencana. Mawar dan kedua orang tuanya dievakuasi. Obat untuk kedua orang tuanya pun bisa didapatkan lagi.

Penyakit tidak menular (PTM) yang meliputi penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, hipertensi, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit ginjal kronis (PGK), diketahui sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Meningkat signifikan, terutama di negara-negara berkembang.

Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya yakni PTM yang terus meningkat sejak tahun 2010. Pola asuh, pola gerak, dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula, dan tinggi lemak, gaya hidup sedentary, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah kurangnya aktivitas fisik, stres, dan kurangnya istirahat akan mudah memicu hipertensi, diabetes melitus, ginjal, obesitas, kanker, jantung, dan hiperkolesterol di kalangan masyarakat global, termasuk di Indonesia. Komunitas dengan penyakit-penyakit ini merupakan komunitas yang rentan dalam suatu populasi, karena membutuhkan perawatan kesehatan seumur hidup dan kompleks.

Baca Juga :  Batasan Usia Dihapus, Tanggungan Jemaah Haji Berpotensi Naik

Dampak signifikan dari suatu peristiwa bencana (gempa bumi, banjir, perang, cuaca ekstrem, Covid-19) baik lokal maupun global sangat memengaruhi fungsi dan kondisi kehidupan masyarakat secara keseluruhan yang berdampak terjadinya kerugian, baik secara material, ekonomi, maupun lingkungan. Begitu pun bagi mereka yang menderita penyakit tidak menular/penyakit kronis.

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit kronis, yang saat ini angkanya mencapai 850 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini sangat terpengaruh oleh berbagai peristiwa bencana yang terjadi, karena akan berdampak terputusnya akses pelayanan, perawatan, dan diagnostik. Kisah di atas merupakan suatu contoh bahwa peristiwa bencana dapat memutus akses pelayanan kesehatan dan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup seseorang.

Dalam beberapa tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah memberikan contoh yang jelas tentang tantangan yang dihadapi sistem perawatan kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan esensial kepada pasien PTM. Dampak Covid-19 pada sistem kesehatan telah meningkatkan risiko pada populasi rentan ini. Risiko untuk terinfeksi saat mengunjungi fasilitas kesehatan ataupun terkena imbas lockdown. Walaupun dalam masa-masa yang sulit, fasilitas pelayanan kesehatan tetap berjuang untuk menyediakan akses yang optimal, terutama pada kasus PTM baru yang membutuhkan ketepatan diagnosis, manajemen, dan perawatan yang cepat, termasuk untuk penyakit ginjal kronis yang merupakan salah satu PTM yang memerlukan penanganan komprehensif. Terutama deteksi dini untuk mencegah agar tidak sampai pada tahap dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal.

Baca Juga :  Perangi Narkoba, 98 Gram Sabu Dilarutkan

Masyarakat juga dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit ginjal dengan melakukan perilaku CERDIK (cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat kalori seimbang, istirahat cukup, kelola stres). Cek kesehatan secara rutin dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Jika terindikasi mengidap penyakit diabetes atau darah tinggi, maka dapat ditambahkan pemeriksaan darah untuk melihat kadar kretinin, ureum, laju filtrasi glomerulus, dan pemeriksaan urine untuk melihat kadar albumin atau protein. Olahraga 30 menit tiap hari serta mengurangi makanan yang manis dan asin merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh siapa saja agar terhindar dari penyakit ginjal.

Hari Ginjal Sedunia 2023 mengusung tema “Ginjal Sehat untuk Semua: Antisipasi Bencana, Lindungi Kelompok Berisiko” menggarisbawahi bahwa diperlukan kesiapan dari kita semua, baik pemerintah maupun seluruh elemen terkait dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Harus sigap dan siap sedia dalam menghadapi tiap tantangan, termasuk berbagai kejadian bencana yang tidak terduga yang dapat memengaruhi akses kesehatan bagi kelompok rentan. Strategi kesehatan berupa tindakan pencegahan, bukan hanya kuratif, merupakan tujuan yang perlu kita fokuskan untuk mencapai target peningkatan kesehatan yang mumpuni dan terdepan. (*)

 

Penulis adalah dokter yang bekerja di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya

ALKISAH, di suatu negeri yang indah dan permai hiduplah seorang gadis. Sebut saja Mawar. Mawar merawat kedua orang tuanya yang sakit ginjal. Tiap bulan ia harus ke rumah sakit untuk mengambil obat. Jarak tempuh dari rumahnya sekitar 10 kilometer. Namun suatu ketika bencana banjir datang melanda dan memutus akses jalan dari rumah Mawar ke rumah sakit. Mawar tidak bisa mengambil obat di rumah sakit untuk kedua orang tuanya. Untunglah daerah tempat tinggal Mawar segera mendapat bantuan dari unit reaksi cepat bencana. Mawar dan kedua orang tuanya dievakuasi. Obat untuk kedua orang tuanya pun bisa didapatkan lagi.

Penyakit tidak menular (PTM) yang meliputi penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, hipertensi, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit ginjal kronis (PGK), diketahui sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Meningkat signifikan, terutama di negara-negara berkembang.

Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya yakni PTM yang terus meningkat sejak tahun 2010. Pola asuh, pola gerak, dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula, dan tinggi lemak, gaya hidup sedentary, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah kurangnya aktivitas fisik, stres, dan kurangnya istirahat akan mudah memicu hipertensi, diabetes melitus, ginjal, obesitas, kanker, jantung, dan hiperkolesterol di kalangan masyarakat global, termasuk di Indonesia. Komunitas dengan penyakit-penyakit ini merupakan komunitas yang rentan dalam suatu populasi, karena membutuhkan perawatan kesehatan seumur hidup dan kompleks.

Baca Juga :  Batasan Usia Dihapus, Tanggungan Jemaah Haji Berpotensi Naik

Dampak signifikan dari suatu peristiwa bencana (gempa bumi, banjir, perang, cuaca ekstrem, Covid-19) baik lokal maupun global sangat memengaruhi fungsi dan kondisi kehidupan masyarakat secara keseluruhan yang berdampak terjadinya kerugian, baik secara material, ekonomi, maupun lingkungan. Begitu pun bagi mereka yang menderita penyakit tidak menular/penyakit kronis.

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit kronis, yang saat ini angkanya mencapai 850 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini sangat terpengaruh oleh berbagai peristiwa bencana yang terjadi, karena akan berdampak terputusnya akses pelayanan, perawatan, dan diagnostik. Kisah di atas merupakan suatu contoh bahwa peristiwa bencana dapat memutus akses pelayanan kesehatan dan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup seseorang.

Dalam beberapa tahun terakhir, pandemi Covid-19 telah memberikan contoh yang jelas tentang tantangan yang dihadapi sistem perawatan kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan esensial kepada pasien PTM. Dampak Covid-19 pada sistem kesehatan telah meningkatkan risiko pada populasi rentan ini. Risiko untuk terinfeksi saat mengunjungi fasilitas kesehatan ataupun terkena imbas lockdown. Walaupun dalam masa-masa yang sulit, fasilitas pelayanan kesehatan tetap berjuang untuk menyediakan akses yang optimal, terutama pada kasus PTM baru yang membutuhkan ketepatan diagnosis, manajemen, dan perawatan yang cepat, termasuk untuk penyakit ginjal kronis yang merupakan salah satu PTM yang memerlukan penanganan komprehensif. Terutama deteksi dini untuk mencegah agar tidak sampai pada tahap dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal.

Baca Juga :  Perangi Narkoba, 98 Gram Sabu Dilarutkan

Masyarakat juga dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit ginjal dengan melakukan perilaku CERDIK (cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat kalori seimbang, istirahat cukup, kelola stres). Cek kesehatan secara rutin dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Jika terindikasi mengidap penyakit diabetes atau darah tinggi, maka dapat ditambahkan pemeriksaan darah untuk melihat kadar kretinin, ureum, laju filtrasi glomerulus, dan pemeriksaan urine untuk melihat kadar albumin atau protein. Olahraga 30 menit tiap hari serta mengurangi makanan yang manis dan asin merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh siapa saja agar terhindar dari penyakit ginjal.

Hari Ginjal Sedunia 2023 mengusung tema “Ginjal Sehat untuk Semua: Antisipasi Bencana, Lindungi Kelompok Berisiko” menggarisbawahi bahwa diperlukan kesiapan dari kita semua, baik pemerintah maupun seluruh elemen terkait dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Harus sigap dan siap sedia dalam menghadapi tiap tantangan, termasuk berbagai kejadian bencana yang tidak terduga yang dapat memengaruhi akses kesehatan bagi kelompok rentan. Strategi kesehatan berupa tindakan pencegahan, bukan hanya kuratif, merupakan tujuan yang perlu kita fokuskan untuk mencapai target peningkatan kesehatan yang mumpuni dan terdepan. (*)

 

Penulis adalah dokter yang bekerja di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/