Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Nasib Para Pengusaha Angkutan Antarprovinsi setelah Larangan Mudik Berlaku

“Larangan mudik dari tanggal 6-17 Mei membuat kami sulit mencari nafkah, sementara kami tak punya usaha lain,” tuturnya. Dia mengatakan, semenjak pandemi melanda, banyak usaha jasa transportasi di Terminal Km 6 gulung tikar lantaran tak kuat bertahan.

BACA JUGA: Bus Dalam Provinsi Tetap Beroperasi

Animo masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi bus, menurutnya memang mengalami penurunan. Hal ini sudah berlangsung lama sebelum pandemi melanda. Momen mudik adalah kesempatan untuk mencari keuntungan. Biasanya menjelang lebaran Terminal Km 6 Banjarmasin yang menjadi terminal induk transportasi antarkota dan provinsi sedang penuh-penuhnya.

“Bukan melawan pemerintah, kesehatan memang perlu dijaga, tapi tolong bantu kami mencari nafkah, keluarga kami juga butuh makan,” pintanya.

Baca Juga :  Akhirnya, Permainan Distribusi Elpiji 3 Kg Terungkap

Entah sampai kapan bisa bertahan, H Iling hanya bisa berdoa. Semoga usahanya lancar kembali. Meskipun tidak sebagus sebelum pandemi, paling tidak, usaha yang ditekuninya sejak tahun 1985 tersebut bisa memberi nafkah kelima anaknya. “Gara-gara usaha terus merosot, istri saya minta cerai,” tuturnya lirih.

Lain lagi dengan loket tiket bus DAMRI yang letaknya bersebelahan dengan milik H Iling. Meski tetap buka, tapi tidak melakukan penjualan tiket. “Kami tetap buka untuk memberikan informasi saja, tidak jualan tiket, karena dari tadi banyak yang datang bertanya,” ucap Achmad Yamani, salah satu petugas di loket tiket itu.

Pihaknya mengaku belum tahu apakah masih bisa beroperasi atau tidak. Sebab hingga saat ini belum ada edaran resmi yang masuk. Larangan mudik hanya diketahui setelah mendapat informasi melalui media sosial (medsos). Padahal larangan mudik yang diberlakukan pemerintah hanya keluar provinsi, sedangkan mudik antarkabupaten masih dibolehkan.

Baca Juga :  Mencegah Kebakaran di Lahan Gambut

“Larangan mudik dari tanggal 6-17 Mei membuat kami sulit mencari nafkah, sementara kami tak punya usaha lain,” tuturnya. Dia mengatakan, semenjak pandemi melanda, banyak usaha jasa transportasi di Terminal Km 6 gulung tikar lantaran tak kuat bertahan.

BACA JUGA: Bus Dalam Provinsi Tetap Beroperasi

Animo masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi bus, menurutnya memang mengalami penurunan. Hal ini sudah berlangsung lama sebelum pandemi melanda. Momen mudik adalah kesempatan untuk mencari keuntungan. Biasanya menjelang lebaran Terminal Km 6 Banjarmasin yang menjadi terminal induk transportasi antarkota dan provinsi sedang penuh-penuhnya.

“Bukan melawan pemerintah, kesehatan memang perlu dijaga, tapi tolong bantu kami mencari nafkah, keluarga kami juga butuh makan,” pintanya.

Baca Juga :  Akhirnya, Permainan Distribusi Elpiji 3 Kg Terungkap

Entah sampai kapan bisa bertahan, H Iling hanya bisa berdoa. Semoga usahanya lancar kembali. Meskipun tidak sebagus sebelum pandemi, paling tidak, usaha yang ditekuninya sejak tahun 1985 tersebut bisa memberi nafkah kelima anaknya. “Gara-gara usaha terus merosot, istri saya minta cerai,” tuturnya lirih.

Lain lagi dengan loket tiket bus DAMRI yang letaknya bersebelahan dengan milik H Iling. Meski tetap buka, tapi tidak melakukan penjualan tiket. “Kami tetap buka untuk memberikan informasi saja, tidak jualan tiket, karena dari tadi banyak yang datang bertanya,” ucap Achmad Yamani, salah satu petugas di loket tiket itu.

Pihaknya mengaku belum tahu apakah masih bisa beroperasi atau tidak. Sebab hingga saat ini belum ada edaran resmi yang masuk. Larangan mudik hanya diketahui setelah mendapat informasi melalui media sosial (medsos). Padahal larangan mudik yang diberlakukan pemerintah hanya keluar provinsi, sedangkan mudik antarkabupaten masih dibolehkan.

Baca Juga :  Mencegah Kebakaran di Lahan Gambut

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/