Jumat, Desember 6, 2024
25 C
Palangkaraya

Konflik Bangkal, Ketua DAD Minta Aparat dan Warga Saling Menahan Diri

SAMPIT-Konflik yang terjadi di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, dengan pihak PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I pada Sabtu (7/10) masih menyisakan duka. Pasalnya, kejadian itu menewaskan satu orang warga desa setempat dan dua warga lainnya yang mengalami luka berat diduga akibat timah panas.

Para pemangku kepentingan di Kalteng langsung turun tangan merespon kericuhan di lahan perkebunan kelapa sawit tersebut, agar tidak kembali terulang. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalteng mendiskusikan hal tersebut bersama seluruh pihak yang terlibat. Rapat tertutup yang dilaksanakan di ruang rapat salah satu hotel di Kota Sampit, Minggu (8/10). Pertemuan tersebut juga turut diikuti oleh kepala pemerintah terkait.

“Kami sudah mendiskusikan hasilnya, tetapi tidak kami sampaikan terlebih dahulu. Kami ingin meninjau lokasi dahulu,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran singkat usai pertemuan.

Baca Juga :  Woro-Woro! Beras Karau dan Pulen Dijual Murah

Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar Sabran juga turun menyikapi konflik di Desa Bangkal. Ia mengimbau untuk menjaga dan menentramkan kondisi agar semakin kondusif dan tertib. Pasalnya, konflik hingga terjadinya bentrok berdarah tersebut telah memakan korban jiwa dan luka-luka dari masyarakat.

“Kami menyayangkan dan prihatin dengan bentrokan yang terjadi, hingga ada korban jiwa. Kita meminta semua manahan diri dan harus bersatu menjaga kondusivitas Kalteng,” kata Ketum DAD Kalteng H Agustiar Sabran, Minggu (8/10).

Agustiar Sabran menegaskan, DAD Kalteng mendukung penuh kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait, agar konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT HMBP di Desa Bangkal, segera diselesaikan.

“Pak Gubernur dan Forkopimda sudah berangkat ke Kotim untuk rapat dengan Pemkab Seruyan dan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini. Kita tentu sangat mendukung, agar konflik ini segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.

Baca Juga :  Kusta Serang Warga Usia Produktif, Waspada Begini Cara Penularannya

Agustiar juga menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggal dan adanya masyarakat yang terluka akibat bentrokan di lokasi PT HMBP di Desa Bangkal. “Tadi pagi (kemarin) kita juga telah membesuk korban luka-luka. Semoga tidak ada lagi korban jiwa, karena kita sangat berduka dengan adanya korban jiwa akibat bentrok tersebut,” tukasnya.

DAD juga mengimbau aparat dan masyarakat untuk menahan diri dan bersinergi menciptakan ketentraman dan ketertiban di daerah konflik. Disampaikannya, memperhatikan informasi dan laporan yang masuk berkenaan dengan maraknya keberadaan ormas-ormas baik yang mengatasnamakan masyarakat Dayak dan lainnya.

“Maka, dengan kerendahan hati kami minta untuk turut serta memberikan ketenangan dan keteduhan bagi anggota-anggotanya. Beri ruang bagi pemda untuk bekerja sesuai ketentuan. Hormati kelembagaan Adat Dayak di Kalteng dukung lembaga adat untuk memberikan keteduhan pasca konflik demi kedamaian bersama,” ucapnya.(sli)

SAMPIT-Konflik yang terjadi di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, dengan pihak PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I pada Sabtu (7/10) masih menyisakan duka. Pasalnya, kejadian itu menewaskan satu orang warga desa setempat dan dua warga lainnya yang mengalami luka berat diduga akibat timah panas.

Para pemangku kepentingan di Kalteng langsung turun tangan merespon kericuhan di lahan perkebunan kelapa sawit tersebut, agar tidak kembali terulang. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalteng mendiskusikan hal tersebut bersama seluruh pihak yang terlibat. Rapat tertutup yang dilaksanakan di ruang rapat salah satu hotel di Kota Sampit, Minggu (8/10). Pertemuan tersebut juga turut diikuti oleh kepala pemerintah terkait.

“Kami sudah mendiskusikan hasilnya, tetapi tidak kami sampaikan terlebih dahulu. Kami ingin meninjau lokasi dahulu,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran singkat usai pertemuan.

Baca Juga :  Woro-Woro! Beras Karau dan Pulen Dijual Murah

Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar Sabran juga turun menyikapi konflik di Desa Bangkal. Ia mengimbau untuk menjaga dan menentramkan kondisi agar semakin kondusif dan tertib. Pasalnya, konflik hingga terjadinya bentrok berdarah tersebut telah memakan korban jiwa dan luka-luka dari masyarakat.

“Kami menyayangkan dan prihatin dengan bentrokan yang terjadi, hingga ada korban jiwa. Kita meminta semua manahan diri dan harus bersatu menjaga kondusivitas Kalteng,” kata Ketum DAD Kalteng H Agustiar Sabran, Minggu (8/10).

Agustiar Sabran menegaskan, DAD Kalteng mendukung penuh kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait, agar konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT HMBP di Desa Bangkal, segera diselesaikan.

“Pak Gubernur dan Forkopimda sudah berangkat ke Kotim untuk rapat dengan Pemkab Seruyan dan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini. Kita tentu sangat mendukung, agar konflik ini segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.

Baca Juga :  Kusta Serang Warga Usia Produktif, Waspada Begini Cara Penularannya

Agustiar juga menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggal dan adanya masyarakat yang terluka akibat bentrokan di lokasi PT HMBP di Desa Bangkal. “Tadi pagi (kemarin) kita juga telah membesuk korban luka-luka. Semoga tidak ada lagi korban jiwa, karena kita sangat berduka dengan adanya korban jiwa akibat bentrok tersebut,” tukasnya.

DAD juga mengimbau aparat dan masyarakat untuk menahan diri dan bersinergi menciptakan ketentraman dan ketertiban di daerah konflik. Disampaikannya, memperhatikan informasi dan laporan yang masuk berkenaan dengan maraknya keberadaan ormas-ormas baik yang mengatasnamakan masyarakat Dayak dan lainnya.

“Maka, dengan kerendahan hati kami minta untuk turut serta memberikan ketenangan dan keteduhan bagi anggota-anggotanya. Beri ruang bagi pemda untuk bekerja sesuai ketentuan. Hormati kelembagaan Adat Dayak di Kalteng dukung lembaga adat untuk memberikan keteduhan pasca konflik demi kedamaian bersama,” ucapnya.(sli)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/