PALANGKA RAYA-Persaingan menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif tengah berlangsung. Tiap pesta demokrasi tentu ada yang menang dan kalah. Tak sedikit calon legislatif (caleg) yang gagal menang dalam pemilihan umum (pemilu) mengalami stres maupun depresi. Mengantisipasi kemungkinan tersebut, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kalawa Atei telah siap menampung dan memberikan pelayanan.
Direktur RSJ Kalawa Atei dr Seniriaty menyebut, pihaknya memang tidak memiliki persiapan khusus untuk itu. Namun untuk menangani pasien yang bermasalah dengan kesehatan mental seperti stres dan depresi, pihaknya akan selalu siap melayani, meski di luar masa pemilu.
“Karena kami tugasnya melayani untuk hal seperti itu, tidak ada persiapan khusus, jadi kami tetap mengelola seperti biasa. Namun kami siap kalaupun ada peningkatan pasien pasca-pemilu 2024, khususnya untuk para caleg. Ruangan dan tenaga kesehatan yang ada di sini juga tersedia lengkap,” ucapnya saat dihubungi Kalteng Pos, Senin (4/12/2023).
Berkaca dari pengalaman tahun 2019 lalu, menurutnya tidak ada peningkatan jumlah yang signifikan. Hanya ada satu atau dua caleg yang datang. Kendati demikian, saat ini RSJ Kalawa Atei telah memiliki fasilitas tambahan berupa ruang VIP. Apabila ada yang nantinya ingin mendapatkan pelayanan dengan ruang khusus, bisa memilih untuk tidak bergabung dengan pasien lain. Bahkan, saat ini semua ruangan telah terpasang tralis sesuai standar rumah sakit jiwa.
Saat ini RSJ Kalawa Atei memiliki 76 bed atau tempat tidur yang terbagi dalam beberapa kelas, yakni kelas III, kelas II, kelas I, dan VIP. Sementara, tenaga medis yang tersedia berjumlah 4 orang psikiater dan 4 orang spesialis jiwa. Ada pula tenaga subspesialis adiksi, spesialis saraf, serta psikolog.
Lebih lanjut dr Seniriaty menjelaskan, sejauh ini ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan di RSJ Kalawa Atei masih mencukupi. Apabila diperlukan penambahan tenaga pasca-pemilu mendatang, pihaknya siap menerima.
“Sekarang kami juga punya program yang namanya rehabilitasi psikososial. Apabila mental pasien sudah stabil dan bisa beraktivitas kembali, akan diberi pelayanan untuk merangsang aktivitas sosial agar bisa beradaptasi di tengah masyarakat. Waktunya bervariasi. Ada yang harus rawat inap dulu baru direhabilitasi. Tergantung diagnosis dokter. Maksimal itu 21 hari bersama rawat inap,” imbuhnya.
Faktor pemicu kesehatan mental para caleg yang kalah dalam pemilu biasanya karena ada tekanan batin, rasa penyesalan, dan stres memikirkan kerugian finansial yang diderita. Namun pihaknya berharap tidak ada caleg yang stres karena gagal pasca-pemilu, bersaing secara sehat, dan siap menerima apa pun yang menjadi pilihan masyarakat nanti. (ovi/ce/ala)