Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

Wali Kota Sidak Pasar, Migor Masih Mahal

PALANGKA RAYA-Merespons informasi kelangkaan minyak goreng (migor) di Kota Palangka Raya, Kamis (10/2) Wali Kota Fairid Naparin melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Kahayan. Hasilnya, harga migor yang dijual pedagang sembako di pasar tradisional tersebut masih tinggi alias mahal.

Harga migor yang dijual para pedagang untuk kemasan satu liter berkisar Rp21.000-Rp22.000. Sedangkan untuk ukuran 2 liter berkisar Rp41.000-Rp43.000. “Harga jual masih mahal karena harga ambilannya dahulu mahal pak,” kata seorang pedagang perempuan kepada Wali Kota Fairid Naparin.

Meski demikian, kepada wali kota para pedagang mengaku stok migor yang mereka jual masih cukup. Wali kota menyebut, sidak kali ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran terkait kabar kelangkaan migor di Kota Cantik ini.

Fairid mengatakan, berdasarkan hasil sidak ke Pasar Kahayan, didapatkan informasi bahwa stok migor masih tersedia dan cukup aman di pasaran. Wali kota membenarkan migor yang dijual para pedagang terbilang cukup mahal. Kenaikan harga tersebut disebabkan regulasi pemerintah terkait migor murah bersubsidi masih belum keluar.

“Memang harga ada kenaikan sekitar Rp43.000-Rp42.000 untuk ukuran yang dua liter,” ujar Fairid.

Meski ada kenaikan harga jual migor, Fairid mengimbau masyarakat Kota Palangka Raya untuk tidak panik dengan isu kelangkaan migor yang beredar luas.

“Setelah kami mengecek langsung ke para pedagang di Pasar Kahayan ini, sebenarnya kelangkaan itu tidak ada,” ujar Fairid.

Baca Juga :  Karantina Enam Hari, Swab PCR Empat Kali

Terkait rencana pemerintah untuk memberikan subsidi dengan menurunkan harga migor di pasaran, Fairid membenarkan hal tersebut. Namun ia mengaku belum mengetahui pasti berapa subsidi harga yang akan diberikan pemerintah.

Dengan segera keluarnya migor bersubdisi, wali kota juga berpesan agar masyarakat tidak perlu menimbun dalam jumlah banyak. “Kalau sudah telanjur beli yang mahal, terus keluar yang murah, kasihan juga nanti,” ujarnya.

Fairid memastikan bahwa Pemko Palangka Raya melalui instansi terkait terus berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti distributor untuk memastikan ketersediaan migor. Selain mengecek harga migor dan persediaannya di pasaran, wali kota juga mengecek kondisi Pasar Kahayan. Dari sejumlah pedagang, wali kota mendapat informasi bahwa sebagian atap bangunan pasar rusak dan memerlukan perbaikan. Wali kota pun langsung memerintahkan kepada pejabat terkait untuk memperhatikan keluhan para pedagang tersebut.

Pada hari yang sama, Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng melaksanakan pemantauan harga migor subsidi di Pasar Besar dan Pasar Kahayan, Kota Palangka Raya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Sunarti mengatakan, dari hasil pemantauan di Pasar Besar, belum semua pedagang menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk migor subsidi sebagaimana yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya berharap, secara perlahan para pedagang dapat mengikuti HET, sama seperti yang sudah diterapkan oleh Bulog Kalteng yang menjual sesuai HET di pasar. “Di sini masih banyak toko yang menjual (migor, red) di atas HET,” katanya, kemarin.

Baca Juga :  Kesaksian Warga Ini Meringankan Terdakwa Saleh

Sunarti menyebut, para pedagang mengaku tidak menyoalkan harga jual. Yang penting bahwa barang (migor, red) selalu ada, karena banyak konsumen yang mencarinya. “Setidaknya di bulan Ramadan nanti harga minyak goreng sudah sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya kepada awak media.

Sementara itu, Kepala Bulog Divisi Regional Kalteng Amrullah mengatakan, penjualan migor di Bulog dilayani untuk umum, tapi tidak bagi distributor. Pihaknya hanya melayani ecer, karena difokuskan untuk masyarakat. “Stok memang masih terbatas, kemungkinan satu minggu ke depan akan order lagi,” bebernya.

Pihaknya sudah memesan 16 ribu liter. Ternyata jumlah tersebut masih kurang. Pihaknya berencana untuk memesan lagi maksimal 80 ribu liter. “Untuk Kalteng secara umum, kami sebar di cabang-cabang Bulog, yang kami jual ini minyak bantal seharga 13.500 rupiah, sedangkan yang dijual di luar itu 14.000 rupiah dengan kemasan pouch premium,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala BI Yura Djalins mengatakan bahwa migor merupakan salah satu penyumbang inflasi. Karena itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga di pasaran. TPID akan mencari upaya terobosan agar harga dapat dikendalikan, sehingga masyarakat sebagai konsumen bisa membelinya dengan harga yang wajar. “Inflasi pada Januari lalu memang dipengaruhi oleh minyak goreng dan gas elpiji,” ucapnya. (sja/abw/ce/ala/ko)

PALANGKA RAYA-Merespons informasi kelangkaan minyak goreng (migor) di Kota Palangka Raya, Kamis (10/2) Wali Kota Fairid Naparin melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Kahayan. Hasilnya, harga migor yang dijual pedagang sembako di pasar tradisional tersebut masih tinggi alias mahal.

Harga migor yang dijual para pedagang untuk kemasan satu liter berkisar Rp21.000-Rp22.000. Sedangkan untuk ukuran 2 liter berkisar Rp41.000-Rp43.000. “Harga jual masih mahal karena harga ambilannya dahulu mahal pak,” kata seorang pedagang perempuan kepada Wali Kota Fairid Naparin.

Meski demikian, kepada wali kota para pedagang mengaku stok migor yang mereka jual masih cukup. Wali kota menyebut, sidak kali ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran terkait kabar kelangkaan migor di Kota Cantik ini.

Fairid mengatakan, berdasarkan hasil sidak ke Pasar Kahayan, didapatkan informasi bahwa stok migor masih tersedia dan cukup aman di pasaran. Wali kota membenarkan migor yang dijual para pedagang terbilang cukup mahal. Kenaikan harga tersebut disebabkan regulasi pemerintah terkait migor murah bersubsidi masih belum keluar.

“Memang harga ada kenaikan sekitar Rp43.000-Rp42.000 untuk ukuran yang dua liter,” ujar Fairid.

Meski ada kenaikan harga jual migor, Fairid mengimbau masyarakat Kota Palangka Raya untuk tidak panik dengan isu kelangkaan migor yang beredar luas.

“Setelah kami mengecek langsung ke para pedagang di Pasar Kahayan ini, sebenarnya kelangkaan itu tidak ada,” ujar Fairid.

Baca Juga :  Karantina Enam Hari, Swab PCR Empat Kali

Terkait rencana pemerintah untuk memberikan subsidi dengan menurunkan harga migor di pasaran, Fairid membenarkan hal tersebut. Namun ia mengaku belum mengetahui pasti berapa subsidi harga yang akan diberikan pemerintah.

Dengan segera keluarnya migor bersubdisi, wali kota juga berpesan agar masyarakat tidak perlu menimbun dalam jumlah banyak. “Kalau sudah telanjur beli yang mahal, terus keluar yang murah, kasihan juga nanti,” ujarnya.

Fairid memastikan bahwa Pemko Palangka Raya melalui instansi terkait terus berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti distributor untuk memastikan ketersediaan migor. Selain mengecek harga migor dan persediaannya di pasaran, wali kota juga mengecek kondisi Pasar Kahayan. Dari sejumlah pedagang, wali kota mendapat informasi bahwa sebagian atap bangunan pasar rusak dan memerlukan perbaikan. Wali kota pun langsung memerintahkan kepada pejabat terkait untuk memperhatikan keluhan para pedagang tersebut.

Pada hari yang sama, Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng melaksanakan pemantauan harga migor subsidi di Pasar Besar dan Pasar Kahayan, Kota Palangka Raya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Sunarti mengatakan, dari hasil pemantauan di Pasar Besar, belum semua pedagang menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk migor subsidi sebagaimana yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya berharap, secara perlahan para pedagang dapat mengikuti HET, sama seperti yang sudah diterapkan oleh Bulog Kalteng yang menjual sesuai HET di pasar. “Di sini masih banyak toko yang menjual (migor, red) di atas HET,” katanya, kemarin.

Baca Juga :  Kesaksian Warga Ini Meringankan Terdakwa Saleh

Sunarti menyebut, para pedagang mengaku tidak menyoalkan harga jual. Yang penting bahwa barang (migor, red) selalu ada, karena banyak konsumen yang mencarinya. “Setidaknya di bulan Ramadan nanti harga minyak goreng sudah sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya kepada awak media.

Sementara itu, Kepala Bulog Divisi Regional Kalteng Amrullah mengatakan, penjualan migor di Bulog dilayani untuk umum, tapi tidak bagi distributor. Pihaknya hanya melayani ecer, karena difokuskan untuk masyarakat. “Stok memang masih terbatas, kemungkinan satu minggu ke depan akan order lagi,” bebernya.

Pihaknya sudah memesan 16 ribu liter. Ternyata jumlah tersebut masih kurang. Pihaknya berencana untuk memesan lagi maksimal 80 ribu liter. “Untuk Kalteng secara umum, kami sebar di cabang-cabang Bulog, yang kami jual ini minyak bantal seharga 13.500 rupiah, sedangkan yang dijual di luar itu 14.000 rupiah dengan kemasan pouch premium,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala BI Yura Djalins mengatakan bahwa migor merupakan salah satu penyumbang inflasi. Karena itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga di pasaran. TPID akan mencari upaya terobosan agar harga dapat dikendalikan, sehingga masyarakat sebagai konsumen bisa membelinya dengan harga yang wajar. “Inflasi pada Januari lalu memang dipengaruhi oleh minyak goreng dan gas elpiji,” ucapnya. (sja/abw/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/