Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Si Jago Merah Melalap Bangunan SMAN 5 Palangka Raya

Berkaca dari Kebakaran di SMAN 5 Plk, Sekolah Harus Perkuat Proteksi Kebakaran

PALANGKA RAYA- Api melalap sebagian bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Palangka Raya. Kebakaran terjadi pada Jumat malam (10/3). Waktu kebakaran diperkirakan terjadi pada pukul 19.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya saja, dua ruang kelas hangus terbakar dan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Herson B Aden malam kejadian langsung meninjau lokasi. Kebarakan ini adalah musibah bagi dunia pendidikan. “Ini musibah yang dialami oleh kita, kami di SMA 5, alhamdulillah kejadian tadi malam (Jumat malam, red) tidak ada memakan korban jiwa,” ungkap  Herson kepada wartawan, Sabtu (11/3).

Herson menegaskan proses belajar mengajar di sekolah pada Senin besok tetap harus berjalan normal seperti biasa. Sebab, siswa yang ruang kelasnya terbakar itu dapat menggunakan ruangan aula. “Karena itu kelas 12, sudah selesai melakukan ulangan umum untuk kelulusan mereka, karena sekarang tidak ada lagi ujian, tetapi mereka tetap ada ujian-ujian praktik,” tambahnya.

Sampai saat ini, Herson menyebut penyebab dari kejadian itu pihaknya serahkan kepada pihak berwajib untuk diselidiki, dalam hal ini kepolisian, untuk menelisik kemungkinan-kemungkinan penyebab kebakaran. “Tetapi diduga, untuk dugaan sementara, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik,” imbuhnya.

Mengenai tindakan dari Disdik Kalteng terhadap bangunan sekolah yang rusak tersebut, Herson mengatakan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat malam kejadian langsung memerintahkan pihaknya untuk melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa dilakukan agar operasional sekolah dapat berjalan seperti biasa.

“Kami dari Pemprov Kalteng yang bertugas menaungi SMA se-Kalteng, harus memikirkan lagi agar dua ruang kelas yang terbakar itu dapat direhabilitasi atau dibangun bangunan baru, nanti akan dinilai dulu kelayakannya, kalau tidak bisa dibangun di situ lagi berarti kita harus bangun bangunan kelas baru nih,” beber Herson sembari mengetahui bahwa bangunan yang terbakar tersebut telah berdiri sejak tahun 1997.

Atas kejadian kebakaran yang menimpa sekolah tersebut, Herson menekankan kepada semua sekolah di bawah naungan Disdik Provinsi Kalteng memperkuat proteksi kebakaran. Penjagaan harus lebih ketat terhadap potensi-potensi kebakaran. Diperlukan upaya pencegahan dan peningkatan kewaspadaan dari penjaga sekolah terhadap potensi kebakaran. Dalam kasus SMAN 5 Palangka Raya, sekolah tersebut tidak memiliki alat pemadam kebakaran (apar) sementara yang seharusnya terdapat di sekolah-sekolah.

“Nanti kami harus melengkapi setiap sekolah agar memiliki apar sementara sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan kebakaran. Selanjutnya kami akan lakukan penyuluhan bagi sekolah, utamanya penjaga sekolah, karena kita ketahui kalau malam hari sekolah ini kan tidak ada orang, hanya penjaga sekolah, maka dari itu perlu meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.

Herson mengimbau kepada pihak sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat mengganggu kondusivitas sekolah. Tak hanya potensi kebakaran, menurut Herson, sekolah yang ia perkirakan hampir 11 hektare itu harus juga diperkuat keamanannya.

“Sekolah itu kan belum berpagar dan cukup luas, kalau kayak SMA 5 itu kan luasnya hampir 11 hektare, maka rentang pengawasan pun cukup besar, makanya ini perlu adanya pengawasan yang intens dari pihak sekolah, masalah ini harus betul-betul menjadi perhatian kepala sekolah agar dapat memperkuat pengawasan kepada sekolah yang seluas itu,” tandasnya.

Pantauan Kalteng Pos di lokasi kejadian, Sabtu (11/3), sejak pukul 07.00 WIB, dua ruang kelas itu tercakup dalam satu bangunan. Kelas dipisahkan oleh dinding berbahan plafon kalsiboard yang telah habis terlalap api. Dua kelas tersebut adalah XII Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1.

Baca Juga :  Masuk Kalteng Wajib PCR

Sekujur dinding dan tiang bangunan itu terbuat dari bahan beton yang telah menghitam akibat terbakar. Sebagian cat tembok terkelupas dan sebagian kulit tembok telah terungkap, memperlihatkan bahan dasar bangunan. Adapun atap, balkon, dan bingkai jendela berbahan kayu. Hampir semua bagian bangunan yang berbahan kayu hangus dilalap api, tersisa puing-puing.

Ada sebagian bangunan berbahan kayu masih berbentuk, namun sudah menjadi arang. Bagian dalam kelas yang terdapat meja, kursi, papan tulis, kipas angin, lemari, dan gorden, hangus terbakar tanpa sisa. Kaca jendela nyaris tanpa sisa, tinggal pecahan-pecahan. Pintu kelas tinggal bingkai saja. Konstruksi bawah, meliputi lantai, dinding bagian bawah, dan tiang penyangga, masih tersisa. Aroma bekas terbakar masih pekat.

Penjaga sekolah SMA Negeri 5 Palangka Raya Henri (39) yang saat itu berada di lokasi kejadian menyebut api sudah melalap ruang kelas XII Bahasa dan XII IPS 1 pada Jumat malam pukul 19.30 WIB. Kala itu dirinya sedang beristirahat dari berjaga malam bersama dengan seorang rekannya. Ia baru menyadari ada ruang kelas yang terbakar usai listrik sekolah mati.

“Saat itu sekitar jam setengah delapan lampu di sekolah tiba-tiba mati, tapi kami lihat di tempat-tempat lain kok masih hidup, kami heran. Setelah kami perhatikan sekitar, tiba-tiba mata saya tertuju pada bangunan kelas yang sangat bercahaya terang, saya sambangani, ternyata ruang kelas terbakar,” ungkap Henri kepada wartawan saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.

Kepala SMAN 5 Palangka Raya Muhammad Ramli berada di tengah-tengah puing-puing sisa kebakaran.AKHMAD DHANI/KALTENG POS

Saat dirinya menyambangi ruang kelas yang terbakar itu, api sudah mulai membesar dan melalap sebagian bangunan. “Setelah itu saya mencari bantuan dari orang yang bisa menghubungi pemadam kebakaran, pemadam kebakaran tiba 20 menit setelah kami hubungi,” tambahnya.

Sebelum datang petugas pemadam kebakaran (damkar) itu, Henri mengatakan pihaknya telah berupaya memadamkan api dengan menggunakan ember air. Tidak tersedia apar di sekolah tersebut. “Tidak ada apar, kami pakai manual langsung dengan ember air. Kami menyiram batas-batas api agar tidak menjalar ke ruangan di sebelahnya, seperti UKS dan lain-lain,” bebernya.

Saat meninjau kondisi ruangan pasca kejadian, Kepala SMAN 5 Palangka Raya Muhammad Ramli mengatakan bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1997 lalu itu terbakar. Berdasarkan laporan peristiwa yang pihaknya tulis, kebakaran bermula dari atas gedung yang diikuti dengan padamnya listrik di lokasi sekolah. Sampai saat ini pihaknya masih belum dapat mengatakan penyebab pasti kebakaran karena masih diselidiki.

“Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.30 WIB oleh Tim Pemadam Kebakaran Provinsi, Kota Palangka Raya, dan swadaya masyarakat yang juga dibantu warga sekolah setempat,” kata Ramli kepada wartawan, Sabtu (11/3).

Dua kelas yang terbakar itu disinyalir mengganggu aktivitas belajar siswa seperti biasa. Sebab, ruangan yang biasanya digunakan pihak sekolah untuk melangsungkan proses belajar mengajar habis dilalap api. Atas hal itu, Ramli mengungkapkan proses belajar mengajar siswa dari dua kelas yang terbakar itu nantinya akan dilangsungkan di aula sekolah.

Baca Juga :  Masyarakat Sehat, Perekonomian Akan Tumbuh Baik

“Siswa-siswi yang kelasnya terbakar akan kami pindahkan sementara di aula. Jadi peristiwa kebakaran ini tidak mengganggu jam belajar dan aktivitas belajar siswa. Lagipula siswa yang kelasnya terbakar ini sudah kelas 12, jadi intensitas belajar sudah berkurang, selanjutnya hanya ujian-ujian yang akan mereka hadapi,” bebernya.

Kebakaran terjadi seiring dengan padamnya listrik di lingkungan sekolah. Terjadinya kebakaran masih diduga kuat akibat korsleting listrik. Api telah melalap sebagian bangunan sekolah dan penjaga sekolah baru menyadari usai api telah besar. Tak hanya itu, alat pemadam api ringan (apar) juga tidak terdapat di sekolah, khususnya di sekitar bagian bangunan yang terbakar.

“Sudah kami wanti-wanti untuk menjaga sekolah dari hal-hal yang tidak diinginkan, di sini ada satpam, penjaga sekolah, lalu cleaning service yang selalu standby untuk menjaga sekolah ini, tapi yang namanya musibah ya mau gimana lagi,” tuturnya.

Belajar dari pengalaman ini, Ramli mengatakan pihak sekolah akan lebih meningkatkan proteksi keamanan dan lain-lain agar lingkungan sekolah jauh dari kejadian yang tidak diinginkan, salah satunya seperti kebakaran.

“Akan kami tingkatkan. Terkait apar dulu sebenarnya ada, tapi alat itu tidak sanggup juga memadamkan kebakaran sebesar itu, mana kebakarannya di atas lagi, malam itu di ruang guru ada dua orang, nah lampu tiba-tiba mati, lalu muncul api. Kami pihak sekolah sudah siap siaga, tapi yang namanya musibah ini kan,” bebernya.

Dua ruangan siswa hangus terbakar termasuk berbagai sarana yang ada di dalamnya. Pihak sekolah menegaskan ketiadaan ruangan tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa sebab sudah terdapat ruangan pengganti yakni aula sekolah yang muat menampung siswa-siswi dari dua kelas.

Adapun pada Senin (13/3) nanti, ujian praktek untuk siswa-siswi kelas XII akan dilangsungkan. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas dan Publikasi SMAN 5 Palangka Raya Luqman Juhara menambahkan pada kelas XII IPS 1 terdapat 37 siswa dan kelas XII IBB terdapat 10 siswa. “Mereka para siswa dari dua kelas yang terbakar itu akan dialihkan ke aula sekolah. Insya Allah tidak memengaruhi kegiatan belajar mengajar. Senin nanti akan ada ujian praktek, kegiatan itu juga akan dilakukan siswa di aula sekolah, memperhitungkan jumlah siswa dan luas ruang aula, itu cukup saja,” jelasnya.

Salah seorang siswa dari kelas XII IBB yang mana kelasnya ikut terbakar, Jonatan (17), mengaku cukup terganggu dengan ruang kelasnya yang terbakar itu. “Karena aktivitas belajar tidak dapat kami lakukan sebagaimana biasa yaitu di kelas,” ungkapnya saat dihubungi Kalteng Pos, Sabtu (11/3).

Ketika ditanya mengenai pemindahan ruang kelas ke aula sekolah, bagi Jonatan, hal itu bagus saja. Menurutnya, pembelajaran dapat tetap berjalan kondusif mengingat aula cukup dapat menampung proses belajar ia dan teman-temannya. “Kalau dipindah ke aula, saya pikir cukup saja, tidak akan mengganggu, dilihat dari jumlah siswanya kan total jelas IPS 37 dan kami 11 orang, cukup itu,” ucapnya.

Mengenai ujian praktek yang akan dilakukan pada Senin besok, hal itu juga tidak ada masalah. “Kami sudah di kelas XII juga kan, sudah mendekati kelulusan, jadi proses belajar lebih sedikit, saya rasa penyelenggaraan ujian di aula juga tetap bisa berjalan optimal,” tandasnya. (dan/ram)

PALANGKA RAYA- Api melalap sebagian bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Palangka Raya. Kebakaran terjadi pada Jumat malam (10/3). Waktu kebakaran diperkirakan terjadi pada pukul 19.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya saja, dua ruang kelas hangus terbakar dan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Herson B Aden malam kejadian langsung meninjau lokasi. Kebarakan ini adalah musibah bagi dunia pendidikan. “Ini musibah yang dialami oleh kita, kami di SMA 5, alhamdulillah kejadian tadi malam (Jumat malam, red) tidak ada memakan korban jiwa,” ungkap  Herson kepada wartawan, Sabtu (11/3).

Herson menegaskan proses belajar mengajar di sekolah pada Senin besok tetap harus berjalan normal seperti biasa. Sebab, siswa yang ruang kelasnya terbakar itu dapat menggunakan ruangan aula. “Karena itu kelas 12, sudah selesai melakukan ulangan umum untuk kelulusan mereka, karena sekarang tidak ada lagi ujian, tetapi mereka tetap ada ujian-ujian praktik,” tambahnya.

Sampai saat ini, Herson menyebut penyebab dari kejadian itu pihaknya serahkan kepada pihak berwajib untuk diselidiki, dalam hal ini kepolisian, untuk menelisik kemungkinan-kemungkinan penyebab kebakaran. “Tetapi diduga, untuk dugaan sementara, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik,” imbuhnya.

Mengenai tindakan dari Disdik Kalteng terhadap bangunan sekolah yang rusak tersebut, Herson mengatakan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat malam kejadian langsung memerintahkan pihaknya untuk melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa dilakukan agar operasional sekolah dapat berjalan seperti biasa.

“Kami dari Pemprov Kalteng yang bertugas menaungi SMA se-Kalteng, harus memikirkan lagi agar dua ruang kelas yang terbakar itu dapat direhabilitasi atau dibangun bangunan baru, nanti akan dinilai dulu kelayakannya, kalau tidak bisa dibangun di situ lagi berarti kita harus bangun bangunan kelas baru nih,” beber Herson sembari mengetahui bahwa bangunan yang terbakar tersebut telah berdiri sejak tahun 1997.

Atas kejadian kebakaran yang menimpa sekolah tersebut, Herson menekankan kepada semua sekolah di bawah naungan Disdik Provinsi Kalteng memperkuat proteksi kebakaran. Penjagaan harus lebih ketat terhadap potensi-potensi kebakaran. Diperlukan upaya pencegahan dan peningkatan kewaspadaan dari penjaga sekolah terhadap potensi kebakaran. Dalam kasus SMAN 5 Palangka Raya, sekolah tersebut tidak memiliki alat pemadam kebakaran (apar) sementara yang seharusnya terdapat di sekolah-sekolah.

“Nanti kami harus melengkapi setiap sekolah agar memiliki apar sementara sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan kebakaran. Selanjutnya kami akan lakukan penyuluhan bagi sekolah, utamanya penjaga sekolah, karena kita ketahui kalau malam hari sekolah ini kan tidak ada orang, hanya penjaga sekolah, maka dari itu perlu meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.

Herson mengimbau kepada pihak sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat mengganggu kondusivitas sekolah. Tak hanya potensi kebakaran, menurut Herson, sekolah yang ia perkirakan hampir 11 hektare itu harus juga diperkuat keamanannya.

“Sekolah itu kan belum berpagar dan cukup luas, kalau kayak SMA 5 itu kan luasnya hampir 11 hektare, maka rentang pengawasan pun cukup besar, makanya ini perlu adanya pengawasan yang intens dari pihak sekolah, masalah ini harus betul-betul menjadi perhatian kepala sekolah agar dapat memperkuat pengawasan kepada sekolah yang seluas itu,” tandasnya.

Pantauan Kalteng Pos di lokasi kejadian, Sabtu (11/3), sejak pukul 07.00 WIB, dua ruang kelas itu tercakup dalam satu bangunan. Kelas dipisahkan oleh dinding berbahan plafon kalsiboard yang telah habis terlalap api. Dua kelas tersebut adalah XII Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1.

Baca Juga :  Masuk Kalteng Wajib PCR

Sekujur dinding dan tiang bangunan itu terbuat dari bahan beton yang telah menghitam akibat terbakar. Sebagian cat tembok terkelupas dan sebagian kulit tembok telah terungkap, memperlihatkan bahan dasar bangunan. Adapun atap, balkon, dan bingkai jendela berbahan kayu. Hampir semua bagian bangunan yang berbahan kayu hangus dilalap api, tersisa puing-puing.

Ada sebagian bangunan berbahan kayu masih berbentuk, namun sudah menjadi arang. Bagian dalam kelas yang terdapat meja, kursi, papan tulis, kipas angin, lemari, dan gorden, hangus terbakar tanpa sisa. Kaca jendela nyaris tanpa sisa, tinggal pecahan-pecahan. Pintu kelas tinggal bingkai saja. Konstruksi bawah, meliputi lantai, dinding bagian bawah, dan tiang penyangga, masih tersisa. Aroma bekas terbakar masih pekat.

Penjaga sekolah SMA Negeri 5 Palangka Raya Henri (39) yang saat itu berada di lokasi kejadian menyebut api sudah melalap ruang kelas XII Bahasa dan XII IPS 1 pada Jumat malam pukul 19.30 WIB. Kala itu dirinya sedang beristirahat dari berjaga malam bersama dengan seorang rekannya. Ia baru menyadari ada ruang kelas yang terbakar usai listrik sekolah mati.

“Saat itu sekitar jam setengah delapan lampu di sekolah tiba-tiba mati, tapi kami lihat di tempat-tempat lain kok masih hidup, kami heran. Setelah kami perhatikan sekitar, tiba-tiba mata saya tertuju pada bangunan kelas yang sangat bercahaya terang, saya sambangani, ternyata ruang kelas terbakar,” ungkap Henri kepada wartawan saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.

Kepala SMAN 5 Palangka Raya Muhammad Ramli berada di tengah-tengah puing-puing sisa kebakaran.AKHMAD DHANI/KALTENG POS

Saat dirinya menyambangi ruang kelas yang terbakar itu, api sudah mulai membesar dan melalap sebagian bangunan. “Setelah itu saya mencari bantuan dari orang yang bisa menghubungi pemadam kebakaran, pemadam kebakaran tiba 20 menit setelah kami hubungi,” tambahnya.

Sebelum datang petugas pemadam kebakaran (damkar) itu, Henri mengatakan pihaknya telah berupaya memadamkan api dengan menggunakan ember air. Tidak tersedia apar di sekolah tersebut. “Tidak ada apar, kami pakai manual langsung dengan ember air. Kami menyiram batas-batas api agar tidak menjalar ke ruangan di sebelahnya, seperti UKS dan lain-lain,” bebernya.

Saat meninjau kondisi ruangan pasca kejadian, Kepala SMAN 5 Palangka Raya Muhammad Ramli mengatakan bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1997 lalu itu terbakar. Berdasarkan laporan peristiwa yang pihaknya tulis, kebakaran bermula dari atas gedung yang diikuti dengan padamnya listrik di lokasi sekolah. Sampai saat ini pihaknya masih belum dapat mengatakan penyebab pasti kebakaran karena masih diselidiki.

“Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.30 WIB oleh Tim Pemadam Kebakaran Provinsi, Kota Palangka Raya, dan swadaya masyarakat yang juga dibantu warga sekolah setempat,” kata Ramli kepada wartawan, Sabtu (11/3).

Dua kelas yang terbakar itu disinyalir mengganggu aktivitas belajar siswa seperti biasa. Sebab, ruangan yang biasanya digunakan pihak sekolah untuk melangsungkan proses belajar mengajar habis dilalap api. Atas hal itu, Ramli mengungkapkan proses belajar mengajar siswa dari dua kelas yang terbakar itu nantinya akan dilangsungkan di aula sekolah.

Baca Juga :  Masyarakat Sehat, Perekonomian Akan Tumbuh Baik

“Siswa-siswi yang kelasnya terbakar akan kami pindahkan sementara di aula. Jadi peristiwa kebakaran ini tidak mengganggu jam belajar dan aktivitas belajar siswa. Lagipula siswa yang kelasnya terbakar ini sudah kelas 12, jadi intensitas belajar sudah berkurang, selanjutnya hanya ujian-ujian yang akan mereka hadapi,” bebernya.

Kebakaran terjadi seiring dengan padamnya listrik di lingkungan sekolah. Terjadinya kebakaran masih diduga kuat akibat korsleting listrik. Api telah melalap sebagian bangunan sekolah dan penjaga sekolah baru menyadari usai api telah besar. Tak hanya itu, alat pemadam api ringan (apar) juga tidak terdapat di sekolah, khususnya di sekitar bagian bangunan yang terbakar.

“Sudah kami wanti-wanti untuk menjaga sekolah dari hal-hal yang tidak diinginkan, di sini ada satpam, penjaga sekolah, lalu cleaning service yang selalu standby untuk menjaga sekolah ini, tapi yang namanya musibah ya mau gimana lagi,” tuturnya.

Belajar dari pengalaman ini, Ramli mengatakan pihak sekolah akan lebih meningkatkan proteksi keamanan dan lain-lain agar lingkungan sekolah jauh dari kejadian yang tidak diinginkan, salah satunya seperti kebakaran.

“Akan kami tingkatkan. Terkait apar dulu sebenarnya ada, tapi alat itu tidak sanggup juga memadamkan kebakaran sebesar itu, mana kebakarannya di atas lagi, malam itu di ruang guru ada dua orang, nah lampu tiba-tiba mati, lalu muncul api. Kami pihak sekolah sudah siap siaga, tapi yang namanya musibah ini kan,” bebernya.

Dua ruangan siswa hangus terbakar termasuk berbagai sarana yang ada di dalamnya. Pihak sekolah menegaskan ketiadaan ruangan tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa sebab sudah terdapat ruangan pengganti yakni aula sekolah yang muat menampung siswa-siswi dari dua kelas.

Adapun pada Senin (13/3) nanti, ujian praktek untuk siswa-siswi kelas XII akan dilangsungkan. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas dan Publikasi SMAN 5 Palangka Raya Luqman Juhara menambahkan pada kelas XII IPS 1 terdapat 37 siswa dan kelas XII IBB terdapat 10 siswa. “Mereka para siswa dari dua kelas yang terbakar itu akan dialihkan ke aula sekolah. Insya Allah tidak memengaruhi kegiatan belajar mengajar. Senin nanti akan ada ujian praktek, kegiatan itu juga akan dilakukan siswa di aula sekolah, memperhitungkan jumlah siswa dan luas ruang aula, itu cukup saja,” jelasnya.

Salah seorang siswa dari kelas XII IBB yang mana kelasnya ikut terbakar, Jonatan (17), mengaku cukup terganggu dengan ruang kelasnya yang terbakar itu. “Karena aktivitas belajar tidak dapat kami lakukan sebagaimana biasa yaitu di kelas,” ungkapnya saat dihubungi Kalteng Pos, Sabtu (11/3).

Ketika ditanya mengenai pemindahan ruang kelas ke aula sekolah, bagi Jonatan, hal itu bagus saja. Menurutnya, pembelajaran dapat tetap berjalan kondusif mengingat aula cukup dapat menampung proses belajar ia dan teman-temannya. “Kalau dipindah ke aula, saya pikir cukup saja, tidak akan mengganggu, dilihat dari jumlah siswanya kan total jelas IPS 37 dan kami 11 orang, cukup itu,” ucapnya.

Mengenai ujian praktek yang akan dilakukan pada Senin besok, hal itu juga tidak ada masalah. “Kami sudah di kelas XII juga kan, sudah mendekati kelulusan, jadi proses belajar lebih sedikit, saya rasa penyelenggaraan ujian di aula juga tetap bisa berjalan optimal,” tandasnya. (dan/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/