Pertamina Wacanakan Pembelian BBM Menggunakan Aplikasi
“Masih menunggu dari pusat untuk tata laksanannya”
Susanto August Satria
Area Manager Communication and CSR Regional Kalimantan
PALANGKA RAYA-Masyarakat Kota Palangka Raya sepertinya masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite. Buktinya, hampir dua pekan lebih, pemandangan antrean kendaraan baik itu sepeda motor maupun kendaraan roda empat menghiasi sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Di tengah sulitnya masyarakat mendapatkan BBM jenis pertalite ini, muncul wacana dari Pertamina mengenai pembelian BBM jenis pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina. Sebagian pengendara yang ditanya usai mengantre mengisi BBM di SPBU Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya menyatakan kurang mendukung mengenai wacana pembelian BBM melalui aplikasi.
“Kurang mendukung di tengah kondisi BBM saja masih sulit dan harus antre, kadang tidak kebagian sama sekali,” kata Bani salah satu warga Palangka Raya, kemarin (12/6).
Bani mengakui baru mendengar ada wacana tersebut. Menurut Bani, apabila diberlakukanya hal tersebut justru menambah susah warga yang betul-betul membutuhkan BBM di tengah kesulitan mencari bahan bakar. Terlebih lagi warga yang bepergian jauh, dimana kendaraan melewati kawasan yang jauh dari tempat pengisian bahan bakar.
“Kalau dibatasi, bagaimana warga yang bepergian jauh harus melewati beberapa desa yang tidak ada orang menjual BBM, otomatis harus membawa jeriken tambahan untuk bekal apabila bahan bakar mau habis di sepeda motor,” tukas Bani.
Kalteng ini, kata Bani, sangat luas, jarak antar daerah sangat jauh. Seperti dirinya yang jauh-jauh dari Kecamatan Rakumpit untuk mencari BBM. Sehingga, ia terkadang mengisi di eceran dengan harga yang lebih mahal. Permasalahan ini, kata Bani harus segera dicarikan solusinya sebelum penerapan pembelian BBM menggunakan aplikasi.
“Intinya harus ada solusi yang lebih baik, memang pemerintah ingin yang terbaik untuk masyarakat, nah bagaimana dengan yang melangsir BBM dengan jumlah banyak di SPBU, seharusnya itu yang ditekankan dan diawasi pemerintah,” cetusnya
Sementara itu, Hasbullah manager SPBU di jalan G.abos Palangkaraya mengatakan bahwa pihak nya belum mengetahui terkait rencana Pertamina untuk menjual BBM pertalite ke masyarakatan melalui sistem aplikasi. “Sampai sekarang belum ada diberitahu oleh pihak pertamina,” kata Hasbullah kepada Kalteng Pos di Kantor SPBU Jalan G Obos, Palangka Raya, Minggu (12/6).
Meskipun belum mendapatkan pemberitahuan dari Pertamina Hasbullah mengaku dirinya memang ada mendengar tentang rencana tersebut. Ketika di minta pendapatnya terkait rencana pertamina tersebut, dengan hati hati Hasbullah mengaku belum bisa memberikan komentar banyak terkait rencana tersebut
Meskipun demikian Hasbullah mengatakan pada pokoknya pihak SPBU pasti akan berusaha mendukung rencana pertamina tersebut.
“Terlebih jika itu bisa membuat masyarakat tidak antri pertalite seperti sekarang ini, pasti kita dukung,” ucapnya.
Ketika ditanyakan Kapos apakah, rencana Pertamina untuk menjual pertalite lewat aplikasi tersebut akan merugikan atau menguntungkan bagi SPBU, Hasbullah dengan tersenyum dirinya menjawab tidak tahu. “Kami kan nggak tahu seperti apa rencananya,” kata Hasbullah lagi yang mengaku dirinya juga belum mendapat informasi kapan rencana tersebut mulai di laksanakan oleh Pertamina.
Meskipun begitu, Hasbullah mengingat kan bahwa Jika rencana tersebut dilaksanakan, mungkin saja diawal awal pelaksanaan, malah terjadi antrian panjang warga di SPBU. Hal itu disebabkan masyarakat dan juga pihak operator di SPBU masih mempelajari cara menggunakan aplikasi tersebut.
“Kalau diawal seperti itu mungkin antrian bisa lebih panjang dari sekarang,” ucapnya.
Selain itu yang juga perlu di perhatikan oleh pihak SPBU adalah pihaknya harus melatih dan mengajari para karyawan SPBU untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut dengan lancar. “Selama belajar ini yang bisa pelayanan lambat dan menompok menimbulkan antrian,” ujarnya.
Adanya kemungkinan terjadi antrean itu yang menurut Hasbullah bisa menimbulkan masyarakat lebih memilih untuk membeli pertalite dengan cara seperti biasa. “Karena kalau cara beli yang biasa, mudah, tinggal bayar,” katanya.
Dihubungi terpisah, Area Manager Communication and CSR Regional Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dari Pusat mengenai wacana penggunakan aplikasi tersebut. “Masih menunggu dari pusat untuk tata laksanannya,” singkatnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Minggu sore (12/6). (ena/sja/abw/ala/ko)